Gambaran Umum Proses Audit
PENGETAHUAN TENTANG BISNIS
DAN INDUSTRI
Pemahaman bisnis dan idustri
klien sangatlah penting bagi para auditor untuk menelusuri dan mengelompokkan
industri-industri tersebut sebagai bahan perencanaan audit. Auditor perlu
memahami peristiwa-peristiwa, transaksi-transaksi, dan praktik-praktik yang
dapat berpengaruh secara signifikan pada laporan keuangan. Pengelompokan ini
mendorong mereka untuk saling berbagi pengetahuan tentang penggerak ekonomi
yang mendasari profitabilitas industri dan untuk mengembangkan keahlian yang
mendalam tentang praktik terbaik dalam suatu industri. Oleh karena itu, banyak
CPA yang mengambil spesialisasi untuk memahami bidang akuntansi keuangan,
perpajakan, serta konsultasi masalah-masalah bagi beberapa industri dan tidak
mengkhususkan diri pada bidang audit atau perpajakan saja.
I. MENGEMBANGKAN
HARAPAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Mengembangkan harapan atas
laporan keuangan melibatkan penggunaan pengetahuan tentang kinerja bisnis untuk
mengembangkan harapan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Pertama, kesadaran terhadap kecenderungan dan faktor-faktor persaingan membantu
auditor dalam mengembangkan harapan atas laporan keuangan dan untuk
mengevaluasi risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Selanjutnya, perlu diamati bahwa dari daftar 10 pekerja swasta terbaik pada
kebanyakan negara bagian dewasa ini, hanya sedikit saja perusahaan yang
memiliki 10 pekerja swasta terbaik dari satu dekade sebelumnya.
II. PENGARUH INDUSTRI
TERHADAP SISTEM INFORMASI
Pemahaman atas bisnis dan
industri akan membantu seorang auditor memahami masalah-masalah sistem
informasi yang penting bagi seorang klien. Auditor harus senantiasa melakukan
pendekatan audit dengan pemahaman praktik terbaik dalam industri terkait.
Selanjutnya, auditor harus memahami implikasi pekerjaan audit apabila sistem
informasi dan pengendalian intern perusahaan berbeda dari praktik industri pada
umumnya.
III. MENGEVALUASI
KELAYAKAN ESTIMASI AKUNTAN
Pengetahuan tentang bisnis dan
industri akan membantu auditor dalam mengevaluasi kelayakan estimasi akuntansi
serta representasi manajemen. Pemahaman audior tentang praktik bisnis dan
tekanan persaingan dalam suatu industri akan menjadi dasar untuk menilai
kelayakan penyajian klien dan membuat pertimbangan profesional yang bermutu
tinggi atas laporan keuangan.
IV. GAAP UNTUK
INDUSTRI SPESIFIK
Terdapat banyak aspek kunci dalam
GAAP yang digunakan secara khusus untuk industri tertentu. Banyak industri yang
memiliki pedoman akuntansi dan audit yang spesifik, serta terdapat praktik
akuntansi yang lazim lainnya bagi industri tertentu.
V. DASAR UNTUK JASA
BERNILAI TAMBAH LAINNYA
Pengetahuan tentang sumber daya
dan proses inti dalam industri membantu dalam menilai kelayakan laporan
keuangan dan membuat CPA mampu memberikan bantuan yang bernilai bagi manajemen
dan dewan direksi, misalnya dalam menentukan apakah :
Manajemen telah mengevaluasi
risiko bisnis secara benar.
Manajemen senantiasa memantau
ukuran kinerja secara benara.
Sistem informasi klien telah
cukup mendukung manajemen.
ASERSI MANAJEMEN
Laporan keuangan terdiri dari
asersi manajemen yang eksplisit dan implisit. Asersi ini merupakan hal yang
penting karena menjadi pedoman auditor dalam pengumpulan bukti. Auditing
Standards Board (ASB) dalam SAS 31, Evidential Matter (AU 326.03), telah mengakui
5 kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut :
Keberadaan atau keterjadian
(existence or occurrence)
Berkaitan dengan apakah aktiva
atau kewajiban entitas memang benar-benar ada pada tanggal tertentu dan apakah
transaksi yang dicatat benar-benar telah terjadi delama periode tersebut.
Kelengkapan (completeness)
Berkaitan dengan apakah semua
transaksi dan akun yang harus disajikan dalam laporan keuangan benar-benar
telah dicantumkan.
Hak dan kewajiban (rights ang
obligations)
Berkaitan dengan apakah aktiva
telah menjadi hak entitas dan hutang memang telah menjadi kewajiban entitas
pada suatu tanggal tertentu.
Penilaian atau alokasi (valuation
or allocation)
Berkaitan dengan apakah komponen
aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban telah dicantumkan di dalam laporan
keuangan dengan jumlah yang semestinya (telah ditentukan sesuai GAAP dan
dicatat serta dihitung secara cermat.
Penyajian dan pengungkapan
(presentation and disclosure)
Berkaitan dengan apakah komponen
tertentu laporan keuangan telah digolongkan, diuraikan, dan diungkapkan
sebagaimana mestinya.
MATERIALITAS
Pernyataan konsep FASB No.2
mendefinisikan materialitas sebagai “besarnya pengabaian atau salah saji
informasi akuntansi yang dalam kaitannya dengan kondisi di sekitarnya, akan
memungkinkan pertimbangan pihak yang berkepentingan yang mengandalkan informasi
tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau salah saji
tersebut”.
RISIKO AUDIT
Risiko audit adalah risiko
auditor tanpa sadar tidak melakukan modifikasi pendapat sebagaimana mestinya
atas laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Dalam praktik,
seorang auditor tidak hanya harus mempertimbangkan risiko audit untuk setiap
saldo akun dan golongan transaksi saja, tetapi juga setiap asersi yang relevan
dengan saldo akun dan golongan transaksi yang material. Para auditor
menguraikan risiko audit sebagai suatu fungsi dari 3 komponen :
Risiko Bawaan
Kerentanan suatu asersi terhadap
kemungkinan salah saji yang material, dengan asumsi tidak terdapat pengendalian
internal yang terkait.
Risiko Pengendalian
Risiko terjadinya salah saji yang
material dalam suatu asersi yang tidak akan dapat dicegah atau dideteksi secara
tepat waktu oleh struktur pengendalian intern entitas.
Risiko Deteksi
Risiko yang timbul karena auditor
tidak dapt mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
HUBUNGAN ANTARA RISIKO AUDIT DAN
BUKTI
Audit dirancang untuk memberikan
keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang absolut bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji yang material. Audit juga tidak menjamin bahwa laporan
keuangan telah bebas dari salah saji yang material.
MODEL RISIKO AUDIT
Model risiko audit dapat
dinyatakan secara kuantitatif sebgai berikut :
AR = IR x CR x DR
|
Di mana :
AR = Risiko audit
IR = Risiko bawaan
CR = Risiko pengendalian
DR = Risiko deteksi
BUKTI AUDIT
KECUKUPAN BUKTI AUDIT
Materialitas dan Risiko
Diperlukan bukti yang lebih
banyak untuk akun yang material dibandingkan dengan akun yang tidak material.
Faktor-faktor Ekonomi
Seorang auditor bekerja dalam
batasan ekonomi yang menentukan bahwa kecukupan bukti harus diperoleh dalam
batasan waktu dan biaya yang memadai. Dengan demikian, seorang auditor
seringkali menghadapi keputusan apakah penambahan waktu dan biaya akan
memberikan manfaat ayng sepadan berupa perolehan bukti audit yang lebih
meyakinkan.
Ukuran dan Karakteristik Populasi
Semakin besar populasi maka akan
semakin besar pula jumlah bukti yang diperlukan untuk memperoleh dasar yang
memadai guna menarik kesimpulan tentang hal itu. Hubungan yang pasti antara
ukuran populasi, karakteristik populasi dan ukuran sampel bergantung pada
tujuan dan sifat rencana penarikan sampel yang sedang digunakan.
KOMPETENSI BUKTI AUDIT
Kompetensi informasi penguat
bergantung pada banyak faktor. Pertimbangan yang telah diterapkan secara luas
dalam auditing adalah :
Relevansi
Relevansi berarti bahan bukti
harus berkaitan dengan tujuan audit yang telah ditetapkan auditor. Auditor
harus mewaspadai hubungan antara bukti audit dengan tujuan audit, termasuk
bagaimana bukti audit tersebut menguraikan substansi ekonomi yang mendasari
asersi.
Sumber
SAS 31 (AU 326.19) tentang
Evidential Matter, mengakui anggapan tentang pengaruh sumber informasi terhadap
kompetensi atau keandalan bahan bujti sebagai berikut :
ü Apabila bukti dapat
diperoleh dari sumber independen di luar entitas, maka bukti itu akan memberikan
keyakinan yang lebih besar atas reliabilitas atau keandalan dibandingkan dengan
informasi yang hanya diperoleh dalam entitas itu sendiri.
ü Semakin efektif struktur
pengendalian internakan semakin memberikan keyakinan tentang reliabilitas data akuntansi
dan laporan keuangan.
ü Pengetahuan yang
diperoleh secara langsung oleh seorang auditor, melalui pemeriksaan fisik,
pengamatan, perhitungan, dan inspeksi, akan semakin meyakinkan dibandingkan
informasi yang diperoleh secara tidak langsung.
Ketetapan Waktu
Ketetapan waktu berkaitan dengan
tanggal berlakunya bukti audit, seperti transaksi kas, penjualan, serta
transaksi pembelian pada tanggal laporan keuangan.
Objektivitas
Bukti audit yang bersifat
objektif pada umumnya dianggap lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti
audit yang bersifat subjektif. Dalam menghadapi bukti audit yang bersifat
subjektif ini, auditor harus :
ü Memahami substansi ekonomi dari
proses yang menjadi subjek estimasi
ü Mempertimbangakan ketepatan
estimasi akuntansi yang dilakukan di masa lalu
ü Mengevaluasi kelayakan estimasi
transaksi yang terjadi setelah tanggal akhir tahun buku.
PENGKLASIFIKASIAN PROSEDUR AUDIT
Prosedur untuk Memperoleh
Pemahaman
Dalam melaksanakan audit, seorang
auditor biasanya melaksanakan prosedur untuk memperoleh pemahaman tentang
bisnis dan industri klien berikut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko
bawaan pada asersi laporan keuangan.
Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian dilakukan
untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas rancangan dan operasi
kebijakan dan prosedurstruktur pengendalian intern.
Pengujian Substantif
Terdiri dari :
ü Prosedur analitis
Meliputi penggunaan perbandingan
untuk menilai kewajaran, misalnya membandingkan saldo suatu akun dengan data
nonkeuangan yang terkait dengan saldo akun tersebut, seperti penjualan lantai
toko pengecer per kaki persegi.
ü Pengujian terinci atas
transaksi
Meliputi pemeriksaan dokumen
pendukung dari setiap satuan transaksi yang dibukukan pada sebuah akun
tertentu, misalnya melakukan pemeriksaan dokumen pendukung untuk sisi debet
akun piutang usaha terhadap ayat jurnal pada jurnal penjualan serta faktur
pendukung penjualan.
ü Pengujian terinci atas
saldo
Meliputi pemeriksaan dokumen
pendukung untuk saldo akhir secara langsung, misalnya melakukan konfirmasi
langsung kepada salah seorang pelanggan tentang saldo piutang usaha.
MENGEVALUASI BUKTI AUDIT YANG
DIPEROLEH
Secara bersamaan, ketiga kategori
prosedur audit tersebut harus memungkinkan auditor memperoleh bukti audit yang
diperlukan untuk memenuhi stndar ketiga pekerjaan lapangan. Untuk memastikan
hal ini adalah kasus, verifikasilah evaluasi bukti yang ada disepanjang proses
audit pada setiap asersi laporan keuangan, dan pada akhir audit ketika auditor
dapat memutuskan jenis pendapat yang harus dinyatakan dalam laporan audit.
PERTIMBANGAN JASA BERNILAI TAMBAH
Para CPA yang melaksanakan audit
telah memperoleh penghargaan publik, bukan saja karena kemampuan mereka untuk
mengaudit laporan keuangan, namun juga karena ketajaman bisnis mereka ynag
menyeluruh. Agar dapat melaksanakan audit laporan laporan keuangan secara
efektif, seorang CPA harus mampu :
Menerapkan peraturan etika pada
profesi.
Memahami sasaran dan tujuan
entitas dan menemukan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan.
Memahami alur transaksi dan
sistem informasi klien, serta mengantisipasi bagaimana keseluruhan transaksi
akan mempengaruhi entitas.
Memahami struktur pengendalian
intern perusahaan dan mengevaluasi bagaimana tingkat manfaat yang dapat
diberikan pada perusahaan.
Menilai risiko, memverifikasi
asersi manajemen, dan mendokumentasikan kesimpulan audit.
Mengevaluasi arus kas,
profitabilitas, likuiditas, solvensi, siklus operasi, serta kinerja klien dalam
lingkungan industri secara relatif terhadap para pesaingnya.
TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN DAN
PENGUKURAN KINERJA
Auditor seringkali membandingkan
tolak ukur kinerja perusahaan secara relatif dengan perusahaan lain dalam
industri yang sama. Biasanya auditor memiliki akses ke statistik dan informasi
industri tentang kinerja perusahaan terbaik dalam suatu industri.
PERENCANAAN BISNIS
CPA seringkali membantu dengan
cara melakukan review rencana bisnis dan memberikan saran tentang bagaimana
rencana bisnis dapat ditingkatkan.
PENGUKURAN RISIKO
Pengukuran risiko merupakan jasa
bernilai tambah yang penting di mana auditor sering memliki pengetahuan khusus
tentang industri. Identifikasi risiko adalah sebuah langkah penting dalam
mengelola risiko.
PENILAIAN BISNIS
Bisnis seringkali dinilai dengan
menggunakan kombinasi dari 3 metode, yaitu metode :
Nilai pasar dari aktiva bersih
Arus kas yang didiskontokan
Harga laba berganda
RANCANGAN DAN KEANDALAN SISTEM
INFORMASI
Para auditor sangat mahir dalam
mengevaluasi sistem pengendalian intern dan sistem informasi perusahaan.
Melalui evaluasi tersebut, auditor dapat memberika saran untuk meningkatkan
keandalan sistem informasi yang digunakan untuk membuat keputusan bisnis.
MENGKOMUNIKASIKANTEMUAN-TEMUAN
LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN
KEUANGAN
Komunikasi temuan-temuan audit
yang utama dimjuat dalam laporan auditor atas laporan keuangan. GAAS menyatakan
bahwa auditor akan menerbitkan laporan yang memuat pernyataan pendapat tentang
laporan keuangan secara menyeluruh, atau menyatakan bahwa tidak dapat meberikan
pendapat atas laporan keuangan.
KOMUNIKASI LAIN YANG DIPERLUKAN
Di samping menerbitkan laporan
atas laporan keuangan, standar profesional mengharuskan auditor membahas
masalah-masalah tertentu dengan komite audit, atau dengan orang-orang dari
tingkat wewenang dan tanggung jawab yang setara dengan komite audit (dewan direksi,
dewan perwalian, atau seorang pemilik pada perusahaan perorangan).
Masalah-masalah tersebut adalah :
Pengendalian intern
Kebijakan akuntansi yang
signifikan
Pertimbangan manajemendan
estimasi akuntansi
Penyesuaian audit yang signifikan
Informasi lain yang dimuat dalam
laporan keuangan yang telah diaudit
Perbedaan pendapat dengan
manajemen
Konsultasi dengan akuntan lain
Kesulitan yang dihadapi dalam
pelaksanaan audit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar