Minggu, 16 November 2014

Makalah Total Quality Management (TQM)

Makalah Total Quality Management (TQM)
Oleh: Ramadhan Azzahir

BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan yang berkualitas merupakan salah satu penentu bagi pembangunan negara. Karena dengan pendidikan inilah kelak akan menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang akan siap membangun negara ke arah yang lebih baik. Dan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dibutuhkan sistem pendidikan yang berkualitas pula. Dalam pembentukan sistem pendidikan yang berkualitas, selain perlunya uang yang cukup diperlukan juga manajemen yang berkualitas pula. Dewasa ini, perkembangan pemikiran manajemen di sekolah dan perguruan tinggi mengarah pada sistem manajemen yang disebut Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT).
Total Quality Mangement (TQM) berasal dari dunia bisnis dan khususnya dalam dunia perusahaan. Oleh karena itu, untuk memahami TQM harus merujuk pada dunia asalnya. Hal ini bukan berarti bahwa metode bisnis lebih unggul dari pada praktek pendidikan, atau bahwa pendidikan akan bisa ditingkatkan hanya dengan mengadopsi bahasa komersial. Lebih dari itu, justru dunia bisnis dapat belajar dari metode yang diterapkan di beberapa sekolah.
Di era kontemporer, dunia pendidikan dikejutkan dengan adanya model pengelolaan pendidikan berbasis industri. Pengelolaan model ini menuntut adanya upaya pihak pengelola institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan manajemen perusahaan. Penerapan manajemen mutu dalam pendidikan ini lebih populer dengan sebutan istilah "Total Quality Education (TQE)", dan di dunia pendidikan nasional dikenal dengan istilah Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Dasar dari manajemen ini dikembangkan dari konsep TQM, yang pada mulanya diterapkan pada dunia bisnis. Secara filosofis, konsep ini menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Total Quality Management (TQM) dalam pendidikan ini mendapatkan perhatian serius dalam National Quality Servey. Hal ini menunjukkan bahwa TQM dan isu-isu mutu secara umum mengundang perhatian publik. Dalam beberapa tahun terakhir, isu tersebut semakin meningkat. Masyarakat dari semua sektor pendidikan sekarang telah menunjukkan minatnya. Beberapa institusi mulai mewujudkan filosofi TQM ke dalam praktek. Perkembangan minat ini telah memberikan stimulan pada tuntutan publikasi isu-isu TQM dalam dunia pendidikan.
Di Indonesia yang pendidikannya belum banyak menerapkan strategi TQM (Total Qualty Managemant), kualitas pendidikannya jauh lebih rendah dibanding dengan negara lain. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah – sekolah yang hampir rubuh dan ditinggalkan oleh para muridnya. Mewujudkan mutu yang lebih baik maka pelaksanaan TQM juga harus dilakukan dengan lebih baik. Untuk itu di dalam TQM terdapat unsur-unsur utama yang ada di setiap pelaksanaan TQM. Unsur-unsur TQM yang apabila tidak ada atau kurang dalam pelaksanaannya maka akan menimbulkan kendala-kendala yang akan muncul sehingga mungkin akan mengakibatkan penurunan mutu dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu unsur-unsur dalam TQM merupakan sesuatu yang wajib ada dan dilaksanakan secara maksimal. 
             Berdasarkan pemikiran di atas, saya menulis makalah ini dengan judul“Penerapan unsur-unsur TQM dalam lingkungan sekolah”.
B.     Rumusan Masalah
          Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1.    Bagaimana menerapkan unsur-unsur TQM dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah?
2.    Bagaimana peran/kontribusi penting sesuai dengan posisi/kondisi sebagai guru mata pelajaran dalam merealisasikan rancangan?
3.    Apa sajakah kendala yang dihadapi dalam menerapkan unsur-unsur TQM di sekolah?
4.    Kendala apa yang paling utama dalam lingkungan sekolah?
C.   Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui cara menerapkan unsur-unsur TQM dalam meningkatkan mutu pendidikan.
2. Mengetahui peran/kontribusi penting sesuai dengan posisi/kondisi sebagai guru dalam merealisasikan rancangan.
3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan unsur-unsur TQM di sekolah.
4. Mengetahui kendala yang paling utama dalam lingkungan sekolah.
D.  Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan informasi tentang manfaat dari penerapan TQM (Total Quality  Management).
2.  Memberikan informasi mengenai unsur-unsur TQM dalam meningkatkan mutu pendidikan dan kendala-kendala yang dihadapi dalam sekolah.
3. Sebagai bahan referensi bagi pambaca dan penulis selanjutnya dalam membahas masalah ini di kemudian hari.



BAB  II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management sebagaimana diungkapkan oleh Ishikawa, diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Definisi lainnya diungkapkan oleh Santoso, ia menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus terhadap produk jasa, sumber daya manusia, proses dan lingkungannya. Sebab, berdasarkan TQM, tolok ukur keberhasilan usaha bertumpu pada kepuasan pelanggan atas barang atau jasa yang diterimanya.
TQM juga dikenal dengan istilah MMT (Manajemen Mutu Terpadu). Dalam dunia pendidikan lebih spesifik dikenal istilah MMTP (Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan). MMTP memiliki definisi yang berbeda tergantung sudut pandang orang yang mendefinisikannya. Menurut West-Burnham, MMTP ialah semua fungsi dari organisasi sekolah ke dalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep mutu, kerja tim, produktivitas dan prestasi serta kepuasan pelanggan. Sedangkan menurut Sallis, MMTP ialah menciptakan budaya mutu di mana tujuan setiap anggota ingin menyenangkan pelanggannya, dan di mana struktur organisasinya mengizinkan untuk mereka berbuat seperti itu.
Definisi mengenai MMTP mencakup dua komponen yakni apa dan bagaimana menjalankan MMTP. Dalam MMTP, pelanggan adalah yang berkuasa atau sebagai raja yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya.
Ada tiga kesalahan dalam memahami konsep MMTP, yaitu : (1) MMTP bukanlah suatu beban atau gangguan dan tidak dibuat untuk Anda. (2) MMTP bukanlah pekerjaan untuk seseorang atau agenda lainnya kecuali agendanya sama dengan keinginan pelanggan. (3) MMTP bukanlah sesuatu yang hanya dikerjakan oleh para manajer senior kemudian memberikan petunjuknya kepada bawahannya. Akan tetapi, MMTP adalah totalitas yang memerintahkan setiap orang dalam organisasi dilibatkan dalam upaya melakukan peningkatan atau perbaikan. MMTP diartikan sebagai setiap orang dalam lembaga apapun yang status, posisi dan perannya adalah manajer dari tanggung jawab yang dimilikinya.
Menurut Soewarso Hardjosoedarmo, TQM adalah penerapan metode kuantitatif dan pengetahuan kemanusiaan untuk: (1) Memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan organisasi (2) Memperbaiki semua proses penting dalam organisasi (3) Memperbaiki upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada masa kini dan diwaktu yang kan datang.
Berdasarkan pengertian diatas maka TQM memiliki falsafah menurut Dr.W. Edward Deming yaitu: (1) Reaksi berantai untuk perbaikan kualitas, dengan adanya perbaikan kualitas dapat meningkatkan kepuasan kostumer baik barang dan jasa sekaligus mengurangi biaya produksi dan produktivitas organisasi dapat terjaga (2) Transformasi organisasional, kemampuan berkelanjutan untuk memperbaiki struktur kewenangan dan organisasi (3) Peran esensial pimpinnan, setiap anggota harus memberikan kontribusi bagi organisasi dan pimpinan berhak mengembangkan kontribusi yang ada (4) Menghindari praktek manajemen yang merugikan seperti: tidak adanya kualitas pengembangan hidup yang lebih baik, hanya memikirkan keuntungan jangka pendek, sering berganti –ganti kegiatan (5) Penerapan system proud of knowledge.
Maksud MMTP adalah memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengubah cara-cara tradisional menjadi sekolah yang menginginkan MMTP sehingga sekolah memiliki mutu tinggi, integritas tinggi terhadap aturan untuk menimbulkan komitmen terhadap semua level, yaitu bawah, tengah dan atas. Untuk mencapainya dibutuhkan manusia yang memahami konsep mutu dan memiliki rancangan masa depan.
Sekolah yang menginginkan MMTP berjalan dengan baik harus melakukan inovasi dan mau melangkah maju untuk mencapai visi dan misi sekolah. Warga sekolah harus menyadari bahwa mutu harus memuaskan pelanggan dan mutu akan mempengaruhi kinerja warga sekolah. Kepala sekolah selaku pemimpin merupakan kunci yang menjadi motor penggerak dalam memelihara serta memperkuat proses peningkatan mutu secara terus menerus. Warga sekolah harus merespon kebutuhan pelanggan guna mencapai mutu yang diinginkannya sehingga sekolah mampu berkompetisi dengan sekolah lainnya.
B.     Penerapan unsur-unsur  dalam TQM
Definisi mengenai TQM mencakup dua komponen, yakni apa dan bagaimana menjalankan TQM. Yang membedakan dengan pendekatan – pendekatan lain dalam menjalankan usaha adalah komponen bagaimana tersebut. Komponen ini memiliki 10 unsur utama ( Goetch dan Davis, 1994 ) yang masing – masing akan dijelaskan sebagai berikut:
1.    Fokus Pada Pelanggan
Dalam TQM , baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
Guru yang merupakan salah satu pelanggan internal untuk dapat menghasilkan mutu pendidikan yang baik maka berusaha semaksimal mungkin untuk mengajar dan mendidik pelanggan eksternal yang mana dalam hal ini adalah siswa. Dengan memperhatikan semua yang siswa butuhkan maka akan menghasilkan lulusan yang terbaik pula dan sekolah akan mendapat pujian dari lingkungan sekitarnya. 

2.    Obsesi terhadap Kualitas
Dalam organisasi yang menerapkan TQM , penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memulai atau melebihi apa yang ditentukan tersebut. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif”bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik?” bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas,maka berlaku prinsip’good enough is never good enough’.
Baik siswa maupun guru sama-sama memiliki keinginan yang sama yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik lagi. Dengan bersama-sama meningkatkan kualitas yang ada maka sekolah akan turut memenuhi dan melebihi kualitas yang ada.
3.    Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat di perlukan dalam penerapan TQM,terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tesebut.Dengan demikian data di perlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
Adanya pendekatan ilmiah yang ada pada TQM membuat pihak sekolah dapat mengetahui apa saja yang diperlukan dalam hal pemenuhan kualitas sekolah. Semua hal dalam pendekatan ilmiah dapat digunakan untuk mengetahui masalah yang ada di sekolah, langkah apa yang dilakukan yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian sekolah dapat membuat rencana untuk meningkatkan prestasi siswa dan melakukan perbaikan yang tepat.
4.      Komitmen Jangka Panjang
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
Sekolah memerlukan perencanaan tentang apa yang diharapkan dari sekolah tersebut kedepannya. Untuk itu diperlukan budaya atau aturan yang dapat merealisasikan rencana tersebut. Semua pihak yang ada di dalam sekolah tersebut ikut andil demi tercapainya rencana dari sekolah tersebut. Budaya atau aturan harus bersifat konstan dari waktu ke waktu demi terwujudnya kualitas sekolah tersebut.
5.    KerjaSama Tim ( Teamwork )
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingannya terdongkrak . Akan tetapi persaingan internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan energi yang seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas, yang pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing eksternal.
Sementara itu dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga – lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
Lingkungan sekolah memiliki multi unsur yang mana untuk mendapatkan kualitas yang baik maka dibutuhkan kerja sama dari unsur-unsur yang terkait. Unsur-unsur sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru, siswa, staf TU, Komite, warga sekitar. Apabila mereka saling mendukung satu sama lain maka sekolah dapat meningkatkan kualitasnya.
6.    Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
Setiap produk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses – proses tertentu didalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat meningkat.
Sekolah memiliki sistem pendidikan yang dipergunakan untuk menjalankan semua hal tentang pendidikan. Di dalamnya terdapat aturan-aturan yang di laksanakan dalam lingkungan sekolah yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Seiring dengan waktu maka sistem pendidikan pun terkadang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Perkembangan zaman yang meningkat maka masalahpun semakin bervariasi dengan membutuhkan pemecahan masalah yang terbaik pula. Sistem pendidikan harus terus mengalami perbaikan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan.
7.    Pendidikan dan Pelatihan
Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan. Perusahaan-perusahaan seperti itu hanya akan memberikan pelatihan-pelatihan yang sekedarnya kepada karyawannya. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya.
Sedangkan dalam perusahaan yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia.
Sekolah yang menerapkan TQM  akan memberikan atau menganjurkan kepada guru-gurunya untuk mengikuti pelatihan dan sekolah lebih tinggi lagi guna meningkatkan kemampuan dirinya dan menyampaikan ilmu lebih baik lagi kepada siswa. Dengan pelatihan yang di dapat dan pendidikan yang dimiliki guru maka akan menyebabkan sekolah tersebut berkembang
8.    Kebebasan yang Terkendali
Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan “ rasa memiliki “ dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak.
Sekolah yang menggunakan TQM akan memberikan kebebasan kepada siapa saja dari pihak sekolah untuk memberikan sumbangan ide demi kebaikan sekolah. Selain ide juga diharapkan dapat mengeluarkan penyelesain dari ide tersebut. Dengan diterimanya ide dari semua pihak sekolah maka pihak sekolah akan merasa lebih peduli terhadap sekolah. Tentunya ide-ide yang diterima dan diterapkan adalah ide yang terbaik demi kualitas sekolah yang lebih baik.
9.    Kesatuan Tujuan.
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan mengenai upah dan kondisi kerja.
Tiap sekolah memiliki visi dan misi yang masing-masing berbeda satu sama lain sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah tersebut. Dengan visi dan misi yang ada maka pihak sekolah masing-masing memiliki cara tersendiri untuk menciptakan tujuan yang sama. Pemikiran tujuan yang sama akan menghasilkan kualitas sekolah yang sesuai dengan harapan.

10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa 2 manfaat utama. Pertama, hal ini akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan ‘rasa memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
Pemberdayaan bukan sekedar berarti melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh-sungguh berarti. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyusun pekerjaan yang memungkinkan pada karyawan untuk mengambil keputusan mengenai perbaikan proses pekerjaanya dalam parameter yang ditetapkan dengan jelas.
Pihak sekolah memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Dengan adanya pembagian tugas buat pihak sekolah maka pihak sekolah tersebut akan bertanggungjawab dari tugasnya. Membuat rencana yang baik untuk meningkatkan kualitas sekolah dan menyelesaikan rencana sesuai dengan yang diharapkan atau lebih.


C.    Kendala-kendala di Sekolah
Untuk mengembangkan sebuah kultur mutu, diperlukan waktu dan kerja keras. Karena jika kedua hal tersebut tidak berjalan dengan baik, maka perjalanan mekanisme kerja mutu akan terhambat. TQM membutuhkan mental juara yang mampu mengahadapi tantangan dan perubahan dalam pendidikan. Peningkatan mutu merupakan proses yang membutuhkan kewaspadaan dan kehati-hatian. Karena diam di tempat saat para pesaing terus berkembang adalah tanda-tanda kegagalan.
Kendala-kendala yang terjadi dalam dunia pendidikan antara lain:
1.      TQM mengharuskan kesetiaan jangka panjang  guru, TU dan staf senior
lain terhadap sekolah. Keberadaan guru senior di sekolah sangat penting karena dari mereka sekolah dapat terus menjalankan visi dan misi dari sekolah itu di bangun. Dibutuhkan kesetiaan dari guru senior agar tercipta tujuan sekolah yang diharapkan sejak awal sekolah itu dibangun.
2.      Kekhawatiran kepala sekolah dalam mengadopsi metode dan pendekatan yang baru adalah kendala utamanya. Adanya ide-ide baru yang tidak disertai dengan pelaksanaan dan penyelesaian masalah dengan benar akan membuat kepala sekolah tidak bisa menjalankan ide baru tersebut.
3.      Volume tekanan eksternal juga bisa menghalangi upaya sebuah sekolah dalam menerapkan TQM. Sekolah tidak dapat mengikuti semua keinginan dari siswa yang beragam. Hanya keinginan yang sesuai dengan tujuan dari sekolah untuk menciptakan sekolah yang berkualitas yang bisa diterima.
4.      Dalam hal ini, perencanaan strategis memiliki peranan penting, untuk membantu staf memahami misi sekolah dan menjembatani jurang dalam komunikasi.
5.      Manajemen senior harus mempercayai stafnya untuk bersama-sama mengusung visi institusi mereka ke depan. Kepercayaan dengan sesama guru sangat diharapkan demi perkembangan sekolah yang lebih baik lagi. Tetapi tidak menyalah gunakan kepercayaan yang diberikan hanya untuk kepentingan pribadi.
6.      Ketakutan kepala sekolah untuk mendelegasikan bawahannya, maka peningkatan dan pengembangan mutu akan menjadi suatu yang mustahil.
7.      Masalah utama yang sering dialami oleh banyak sekolah adalah peran yang dimainkan oleh manajemen menengah.
8.      Kepala sekolah harus konsisten dalam bersikap dan bertindak ketika menganjurkan dan mengkomunikasikan pesan peningkatan mutu.
9.      Beberapa staf yang terlalu khawatir salah terhadap konsekwensi pemberdayaan juga bisa menghalangi mutu.
Kendala-kendala yang dihadapi di sekolah menyebabkan kegagalan dalam mutu pendidikan yang dapat disebabkan antara lain:
1.      Sebab-sebab Umum Kegagalan Mutu Dalam Pendidikan
- Kegagalan sistem
- Desain kurikulum yang lemah,
- Bangunan yang tidak memenuhi syarat,
- Lingkungan kerja yang buruk,
- Sistem dan prosedur yang tidak sesuai,
- Jadwal kerja yang serampangan,
- Sumber daya yang kurang,
- Pengembangan staf yang tidak memadai
2.  Sebab-Sebab Khusus Kegagalan Mutu
- Prosedur dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati,
- Kegagalan komunikasi atau kesalah-pahaman
- Anggota individu staf yang tidak memiliki skil, pengetahuan dan sifat
  yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer pendidikan






BAB  III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Total Quality Management (TQM) adalah suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan suatu organisasi, yang mengutamakan kepentingan pelanggan. pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu. Sedang yang dimaksud dengan MMT Pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu berkesinambungan sehingga pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan baik masa kini maupun yang akan datang.
Dalam MMT sekolah dipahami sebagai Unit Layanan Jasa,  yakni pelayanan pembelajaran. Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani sekolah (pelanggan sekolah ) adalah: (1) Pelanggan internal : guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi, ( 2) Pelanggan eksternal terdiri atas : pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat), pelanggan tertier (pemakai/penerima lulusan baik diperguruan tinggi maupun dunia usaha)
Peningkatan kualitas merupakan salah satu prasyarat agar kita dapat memasuki era globlalisasi yang penuh dengan persaingan. Untuk itu peningkatan kualitas layanan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan mutu pendidikan agar dapat survive dalam era global. Secara langsung peningkatan kinerja suatu lembaga pendidikan akan berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan konsumen/pelanggan eksternal ataupun internal.
Pelaksanaan TQM yang baik harus memenuhi unsur-unsur dalam TQM diantaranya: (1) fokus pada pelanggan (2) obsesi terhadap kualitas (3) pendekatan ilmiah (4) komitmen jangka panjang (5) kerja sama tim (6) perbaikan sistem secara berkesinambungan (7) pendidikan dan pelatihan (8) kebebasan yang terkendali (8) kesatuan tujuan (9) adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Apabila unsur-unsur tidak dilaksanakan dengan maksimal maka akan timbul beberapa kendala yang pada akhirnya akan mengakibatkan kegagalan dalam mutu pendidikan.
Sebagai seorang guru di lingkungan sekolah melaksanakan kewajiban yaitu mengajar siswa dengan baik selain itu juga mendidik siswa dengan benar. Mengikuti aturan yang ada sesuai dengan sistem pendidikan yang meliputi segala hal dalam pendidikan. Berfikir untuk memecahkan masalah yang ada sehingga kendala-kendala yang ada menjadi tidak terlalu berarti.
Kendala yang paling utama dalam pelaksanaan TQM adalah adanya pelaksanaan TQM yang dilakukan secara menangah. Menengah di sini berarti pihak-pihak di sekolah tidak mengerti peran mereka di sekolah sehingga tidak dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan baik dan benar.


B.     Saran
          Sehubungan dengan hasil penulisan, saya menyampaikan beberapa saran-saran sebagai berikut:
1.      Diharapkan kepada berbagai lembaga pendidikan pada umumnya, untuk mengimplementasikan Total Quality management, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
2.      Diharapkan kepada pemerintah menggunakan wewenangnya untuk meminimalisir faktor-faktor teknis yang menyebabkan kualitas pendidikan turun. Kualitas pendidikan turun bisa jadi karena tidak melaksanakan TQM atau melaksanakan TQM tidak secara maksimal sehingga kualitas mutu pendidikan turun. Kendala-kendala yang ada di sekolah menjadi acuan bagi pemerintah untuk dapat melakukan perbaikan dalam sistem pendidikan berikutnya.
3.      Diharapkan bagi penulis lain agar dapat melengkapi, menyempurnakan dalam penulisan makalah ini.


Minggu, 02 November 2014

TUGAS REVIEW
ELABORASI REFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK:
TELAAH KRITIS TERHADAP UPAYA AKTUALISASI KEBUTUHAN
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

OLEH : MARDIASMO
UNIVERSITAS GADJAH MADA


REVIEW JURNAL
            Laporan keuangan sektor publik merupakan kendaraan utama untuk menunjukkan akuntabilitas publik (Tayib, 1999). Dengan demikia, apabila dilakukan pendekatan terhadap pentingnya sistem akuntansi sektor publik maka dapat dilakukan dari berbagai perspektif diantaranya dari sisi core business dan pengukuran kinerja (performance measurement) entitas atau organisasi pemerintahan. Pada Core Business Perspective Reformasi structural mensyaratkan adanya restrukturisasi pada individu bisnis atau pasar dimana mereka melaksanakan aktifitasnya.

PERFORMANCE MEASUREMENT PERSPECTIVE
Peran pemerintah daerah sangat menyentuh kehidupan masyarakat, bahkan sering layanan yang merupakan produk pemerintah daerah tersebut menjadi pusat layanan bagi masyarakat. Pelayanan jasa yang tersebut juga menyangkut kualitas hidup masyarakat dan hasil yang dicapainya menunjukkan tingkat peradaban masyarakat (Donnelly, 1998).  Sistem pengukuran kinerja akan berhasil ketika strategi organisasi dan ukuran kinerja dtempatkan sejajar dan pimpinan organisasi mampu menyampaikan visi, misi, nilai, dan arah strategi bagi organisasi dan stakeholder (LAN, 2000). Aspek yang diukur dalam pengukuran kinerja meliputi aspek keuangan, kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, operasi internal dan pasar, dan sebagainya.

HUBUNGAN GOOD GOVERNANCE DAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.
Hubungan keduanya adalah akuntansi sektor publik sebagai alat untuk melakukan upaya elaborasi good governance ke tataran yang lebih riil. Artikulasi dan elaborasi yang dimaksudkan dapat melalui akuntansi manajemen.  Untuk itu, perlu elaborasi kedua masalah tersebut ke dalam tataran regulasi hukum. Regulasi ini sangat penting karena ia sebagai tonggak untuk memulai adanya reformasi.
KONSEPSI PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Akuntabilitas mengacu pada kewajiban perseorangan, suatu kelompok, atau suatu organisasi yang diasumsikan harus melaksanakan kewenangan dan/atau pemenuhan tanggungjawab. Kewajiban ini meliputi (Artley, 2000):
1.      Answering, usaha untuk memberikan penjelasan atau justifikasi untuk pelaksanaan dan/atau pemenuhan tanggungjawab.
2.      Reporting, pelaporan hasil atas pelaksanaan dan/atau pemenuhan, dan
3.      Producing, asumsi kewajiban atas hasil yang dicapai
Adapun tujuan laporan keuangan sektor publik menurut GASB (1999) adalah:
1.      Mempertanggungjawabkan pelaksanaan fungsinya (demonstrating accountability)
2.      Melaporkan hasil operasi (reporting operating result)
3.      Melaporkan kondisi keuangan ( reporting financial condition)
4.      Melaporkan sumber daya jangka panjang (reporting long live resources)

UNIFORMITY DAN FLEXIBILITY
Pendekatan uniformity cenderung memperhatikan dan mempertimbangkan kesesuaian akuntansi dengan aturan yang diterapkan atau yang berlaku. Sedangkan pendekatan fleksibilitas cenderung memperhatikan dan mempertimbangkan kesesuaian akuntansi dengan kenyataan.

KESIMPULAN:
Krisis yang terjadi di beberapa negara telah memberikan gambaran yang nyata terhadap kesehatan sistem pengelolaan keuangan pada beberapa negara di Asia. Hal ini mendorong negara-negara tersebut untuk berupaya melakukan reformasi struktural. Reformasi struktural mengarahkan reformasi akuntansi yang membawa pemikiran pada pentingnya penyusunan dan implementasi sistem akuntansi keuangan sektor publik. Pentingnya penyusunan dan implementasi juga didorong berbagai perspektif antara lain core business perspective, performance measurement perspective, dan pelaksanaan good governance serta pengalaman penerapan sistemakuntansi pemerintah dari berbagai negara. Selain itu, era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal member keleluasaan (diskresi) bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan sistem akuntansi keuangan daerah dengan paradigma baru. Hal ini akan memberikan dampak terhadap keterbukaan informasi kinerja pemerintah daerah dan pengelolaan asset yang dimiliki oleh daerah. Dengan demikian, akuntabilitas pemerintah daerah baik vertical maupun horizontal akan meningkat.

DESKRIPSI DIRI SENDIRI

DESKRIPSI DIRI SENDIRI

Nama saya Nur Ramadhan. Teman-teman biasa memanggil saya Rama. Saya lahir di To’cemba, Enrekang, pada tanggal 23 November  1994. Saya anak ketiga dari empat bersaudara dan sekarang tinggal di daerah Makassar.


Ayah saya bernama  Syamsuddin (Udin S), Beliau adalah seorang petani dan ibu saya bernama Ernawati dan beliau adalah seorang ibu rumah tangga, Kakak saya bernama Jumadil Awal dan Salma Sari dan adik saya bernama Jusnaidar Udin S. Kami berempat  hanya berselisih dua tahun. Meskipun saya dan adik saya sering bertengkar, namun kami tetap saling menyayangi.

Agama saya adalah Islam begitu juga dengan orang tua dan saudara saya. Memiliki golongan darah A yang baru diketahui pada tahun 2010. Tinggi badan sekitar 162 cm dan berat badan 58 kg. Saya memiliki rambut hitam yang lurus. Warna merah adalah warna kesukaan saya. Salah  satu tempat kesukaan saya adalah pantai. Rasanya bila memandang laut biru yang luas serta mendengar suara ombak yang menderu-deru, suasana hati saya menjadi tenang dan segala pikiran berat yang sedang dirasakan bias berkurang.

Mengenai kepribadian, saya memiliki sifat yang ramah, baik hati tapi kadang pendiam, tapi saya senang membantu teman dan senang bergaul. Saya juga tipe orang yang mau bekerja keras dalam setiap pekerjaan yang sedang saya jalani agar pekerjaan tersebut bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal. Namun, saya juga memiliki beberapa sifat yang buruk. Saya manja dan masih sering egois. Sampai sekarang, saya berusaha mengurangi sifat-sifat buruk itu dengan berusaha belajar mandiri.


Saya memiliki hobi membaca buku-buku motivasi dan pengarang favorit saya adalah Andrea Hirata. Itu sebabnya saya tertarik dengan novel, komik dan dunia bisnis. Dan waktu luang saya gunakan untuk membaca buku, membaca Koran, berenang, browsing, dan nonton berita dengan tujuan biar mendapat manfaat dari kegiatan-kegiatan tersebut.

Sekitar umur 1 sampai 5 tahun, saya tinggal di To’cemba, Enrekang, kemudian sekitar umur 5 sampai 6 tahun saya tinggal di Buntu Tangla, Enrekang dan sekolah di SDN 131 Buntu Tangla  tapi tidak sampai setahun saya pindah lagi ke di To’cemba dan menyelesaikan pendidikan disana mulai dari SD sampai SMA, saya masuk SDN 131 Buntu Tangla  tahun 2000. Namun tak berapa lama kemudian, pada tahun 2001 saya pindah ke SDN 90 To’Cemba, Enrekang, Sulawesi Selatan. Saya pun mendapatkan pendidikan formal di sana dan pada tahun 2006 saya lulus dibangku Sekolah Dasar.

Saya melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama ke SMP Negeri 3 Alla di daerah Kalosi, Enrekang. Saya melalui masa-masa SMP dengan tekun dan rajin belajar. Saya juga mengikuti beberapa lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan. Saya lulus dibangku Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2009 dengan nilai yang memuaskan.

Saya melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Alla. Pada tahun 2011 saya mewakili SMA Negeri 1 Alla untuk mengikuti OSN (Olimpiade Sains Nasional) Kimia tingkat Kabupaten dan Alhamdulillah saya bisa menyabet juara 1 pada Olimpiade tersebut. Dan pada tahun 2012  saya lulus di SMAN 1 Alla.

Saya melanjutkan pendidikan di Universitas  Islam Negeri Alauddin Makassar  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Akuntansi angkatan 2012. Dan sekarang memprogramkan semester lima. Saya mengikuti beberapa organisasi untuk menambah wawasan dan bakat serta menambah pengalaman dalam berorganisasi karena saya rasa hal tersebut sangat dibutuhkan.

Saya memiliki cita-cita menjadi seorang Menteri Keuangan. Saya bertekad menyelesaikan kuliah di jurusan Akuntansi ini dalam tiga setengah tahun, kemudian melanjutkan S2 di Inggris dan melanjutkan S3. Tentunya dibutuhkan usaha yang keras dan tekad yang kuat untuk mewujudkan cita-cita itu. Dan saya akan berusaha giat belajar untuk mencapainya.


Harapan saya bisa membahagiakan kedua orang tua saya yang telah susah payah membesarkan dan mendidik saya. Mereka selalu memberikan semangat, saran, nasihat dan dukungan kepada saya baik diwaktu senang maupun sedih.


SEKIAN DARI SAYA, TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA. :D
AKHLAK TERHADAP KELUARGA DALAM RUMAH TANGGA

Pihak ketiga selama ini dianggap faktor utama yg memicu pertikaian dlm rumah tangga. Namun jika kita telisik lebih dalam. segala ketakserasian yg terjadi lebih disebabkanakhlak dan perilaku suami atau istri sendiri. Sikap-sikap yg jauh dari tuntunan agama yg dipraktikkan alhasil memupuk tiap perselisihan antara suami dan istri yg kemudian menumbuhkan konflik yg bisa berbuah perceraian.
Dalam Al-Qur`an yg mulia termaktub sebuah ayat yg berbunyi:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
“Sungguh engkau berbudi pekerti yg agung.”
Ayat ini memuat pujian Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Rasul-Nya yg pilihan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kenyataan memang tdk ada manusia yg lbh sempurna akhlak daripada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai suatu anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yg telah memberi taufik kepada beliau. Tidak ada satu pun kebagusan dan kemuliaan melainkan didapatkan pada diri beliau dlm bentuk yg paling sempurna dan paling utama. Hal ini pun diakui oleh para sahabat yg menyertai hari-hari beliau sebagaimana dinyatakan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam manusia yg paling bagus akhlaknya.”
Bagaimana Anas tdk memberikan sanjungan yg demikian sementara ia telah berkhidmat pada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sejak usia sepuluh tahun dan terus menyertai beliau selama 9 tahun.1 tdk pernah sekalipun ia mendapat hardikan dan kata-kata kasar dari Nabi yg mulia ini.
فَخَدَمْتُهُ فِي السَّفَرِ وَالْحَضَرِ، وَاللهِ مَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ صَنَعْتُهُ: لِمَ صَنَعْتَ هَذَا هَكَذَا؟ وَلاَ لِشَيْءٍ لـَمْ أَصْنَعْهُ: لِمَ لَمْ تَصْنَعْ هَذَا هَكَذَا؟
“Aku berkhidmat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar maupun tidak. Demi Allah terhadap suatu pekerjaan yg terlanjur aku lakukan tdk pernah beliau berkata ‘Kenapa engkau lakukan hal tersebut demikian?’ Sebalik bila ada suatu pekerjaan yg belum aku lakukan tdk pernah beliau berkata ‘Mengapa engkau tdk lakukan demikian?’.”
Demikian pengakuan Anas radhiyallahu ‘anhu.
Kata Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu: “Dalam hadits ini ada keterangan tentang sempurna akhlak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagus pergaulan kesabaran yg luar biasa kemurahan hati dan pemaafannya.”
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika dita oleh Sa’d bin Hisyam bin Amir tentang akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ia menjawab:
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ، أَمَا تَقْرَأُ الْقُرْآنَ قَوْلَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى : ؟
“Akhlak beliau adalah Al-Qur`an. Tidakkah engkau membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala ‘Sungguh engkau berbudi pekerti yg agung’?”
Gambaran apa saja yg diperintahkan Al-Qur`an beliau lakukan. Dan apa saja yg dilarang Al-Qur`an beliau tinggalkan. Selain memang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan beliau dgn tabiat dan akhlak yg mulia seperti rasa malu dermawan berani penuh pemaafan sangat sabar dan lain sebagai dari perangai-perangai yg baik.
Kebagusan akhlak ini tampak dari diri beliau ketika bergaul dgn istri sanak famili sahabat masyarakat bahkan dgn musuhnya. tdk heran masyarakat Quraisy yg paganis ketika itu memberi gelar pada beliau Al-Amin orang yg terpercaya jujur tdk pernah dusta lagi amanah sebagai bentuk pengakuan terhadap salah satu pekerti beliau yg mulia.
Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam Bersama Istrinya
Keberadaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pemimpin tiap hari tersibukkan dgn beragam persoalan umat mengurusi dan membimbing mereka bukanlah menjadi alasan beliau utk tdk meluangkan waktu membantu istri di rumah. Bahkan didapati beliau adl orang yg perhatian terhadap pekerjaan di dlm rumah sebagaimana persaksian Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika dita tentang apa yg dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dlm rumah. Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan:
كاَنَ يَكُوْنُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ - تَعْنِي خِدْمَةَ أَهْلِهِ - فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلاَةِ
“Beliau biasa membantu istrinya. Bila datang waktu shalat beliau pun keluar utk menunaikan shalat.”
Beliau ikut turun tangan meringankan pekerjaan yg ada seperti kata istri beliau Aisyah radhiyallahu ‘anha:
كَانَ بَشَرًا مِنَ الْبَشَرِ، يَفْلِي ثَوْبَهُ وَيَحْلُبُ شَاتَهُ وَيَخْدُمُ نَفْسَهُ
“Beliau manusia sebagaimana manusia yg lain. Beliau membersihkan pakaian memerah susu kambing dan melayani diri sendiri.”
Sifat penuh pengertian kelembutan kesabaran dan mau memaklumi keadaan istri amat lekat pada diri Rasul. Aisyah radhiyallahu ‘anha berbagi cerita tentang kasih sayang dan pengertian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
دَخَلَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِنْدِي جَارِيَتَانِ تُغَنِّيَانِ بِغِنَاءِ بُعَاثَ، فَاضْطَجَعَ عَلَى الْفِرَاشِ وَحَوَّلَ وَجْهَهُ. وَدَخَلَ أَبُوْ بَكْرٍ فَانْتَهَرَنِي وَقَالَ: مِزْمَارَةُ الشَّيْطَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَأَقْبَلَ عَلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: دَعْهُماَ. فَلَمَّا غَفَلَ غَمَزْتُهُمَا فَخَرَجَتَا
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke rumahku sementara di sisiku ada dua budak perempuan yg sedang berdendang dgn dendangan Bu’ats2. Beliau berbaring di atas pembaringan dan membalikkan wajahnya. Saat itu masuklah Abu Bakr. Ia pun menghardikku dgn berkata ‘Apakah seruling setan dibiarkan di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap ke arah Abu Bakr seraya berkata ‘Biarkan keduanya’.3 Ketika Rasulullah telah tertidur aku memberi isyarat kepada kedua agar menyudahi dendangan dan keluar. Kedua pun keluar.”
وَكَانَ يَوْمُ عِيْدٍ يَلْعَبُ السُّوْدَانُ بِالدَّرَقِ وَالْحِرَابِ، فَإِمَّا سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِمَّا قَالَ: تَشْتَهِيْنَ تَنْظُرِيْنَ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ، فَأَقَامَنِي وَرَاءَهُ، خَدِّي عَلَى خَدِّهِ، وَهُوَ يَقُوْلُ: دُوْنَكُمْ ياَ بَنِي أَرْفِدَةَ. حَتَّى إِذَا مَلِلْتُ، قَالَ: حَسْبُكِ؟ قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: فَاذْهَبِي
“Biasa pada hari raya orang2 Habasyah bermain perisai dan tombak . Aku yg meminta kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sendiri menawarkan dgn berkata ‘Apakah engkau ingin melihat permainan mereka?’ ‘Iya’ jawabku. Beliau pun memberdirikan aku di belakang pipiku menempel pada pipi beliau. Beliau berkata: ‘Teruskan wahai Bani Arfidah4.’ Hingga ketika aku telah jenuh beliau berta ‘Cukupkah?’ ‘Iya’ jawabku. ‘Kalau begitu pergilah’ kata beliau.”
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: “Dalam hadits ini ada keterangan tentang sifat yg dimiliki Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa penyayang penuh kasih berakhlak yg bagus dan bergaul dgn baik terhadap keluarga istri dan selain mereka.”
Tuturan di atas hendak memberikan gambaran kepada pembaca tentang indah rumah tangga seorang muslim yg memerhatikan akhlak mulia dlm pergaulan suami istri sebagaimana rumah tangga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga perhatian terhadap kemuliaan akhlak ini menjadi satu keharusan bagi seorang suami maupun seorang istri. Karena terkadang ada orang yg bisa bersopan santun berwajah cerah dan bertutur manis kepada orang lain di luar rumah namun hal yg sama sulit ia lakukan di dlm rumah tangganya. Ada orang yg bisa bersikap pemurah kepada orang lain ringan tangan dlm membantu suka memaafkan dan berlapang dada namun giliran berhadapan dgn “orang rumah” istri ataupun anak sikap seperti itu tdk tampak pada dirinya.
Menyinggung akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarga mk hal ini tdk hanya berlaku kepada para suami sehingga para istri merasa suami sajalah yg tertuntut utk berakhlak mulia kepada istrinya. Sama sekali tdk dapat dipahami seperti itu. Karena akhlak mulia ini harus ada pada suami dan istri sehingga bahtera rumah tangga dapat berlayar di atas kebaikan. Memang suamilah yg paling utama harus menunjukkan budi pekerti yg baik dlm rumah tangga krn dia sebagai qawwam sebagai pimpinan. Kemudian dia tertuntut utk mendidik anak istri di atas kebaikan sebagai upaya menjaga mereka dari api neraka sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلاَئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَ يَعْصُوْنَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
“Wahai orang2 yg beriman jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yg bahan bakar adl manusia dan batu penjaga malaikat-malaikat yg kasar yg keras yg tdk pernah mendurhakai Allah terhadap apa yg diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yg diperintahkan.”
Seorang istri pun harus memerhatikan perilaku kepada sang suami sebagai pemimpin hidupnya. tdk pantas ia “menyuguhi” suami ucapan yg kasar sikap membangkang membantah dan mengumpat. tdk semesti ia tinggi hati terhadap suami dari mana pun keturunan seberapa pun kekayaan dan setinggi apa pun kedudukannya. tdk boleh pula ia melecehkan keluarga suami menyakiti orang tua suami menekan suami agar tdk memberikan nafkah kepada orang tua dan keluarganya.
Kenyataan banyak kita dapati istri yg berani kepada suaminya. tdk segan saling berbantah dgn suami bahkan adu fisik. Ia tdk merasa berdosa ketika membangkang pada perintah suami dan tdk menuruti kehendak suami. Ia merasa tenang-tenang saja ketika hak suami ia abaikan. Ia menganggap biasa perbuatan menyakiti mertua. Ia tekan suami agar tdk memberi infak pada keluarganya. Ia mengumpat ia mencela ia menyakiti Istri yg seperti ini gambaran jelas bukan istri yg berakhlak mulia dan bukanlah istri shalihah yg dinyatakan dlm hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Sesungguh dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adl wanita/istri shalihah.”
Dan bukan istri yg digambarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ‘Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhuma:
أَلاَ أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki yaitu istri shalihah yg bila dipandang akan menyenangkannya bila diperintah akan menaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga harta dan keluarganya.”
Oleh krn itu wahai para istri perhatikanlah akhlak kepada suami dan kerabatnya. Ketahuilah akhlak yg baik itu berat dlm timbangan nanti di hari penghisaban dan akan memasukkan pemilik ke dlm surga sebagaimana dikabarkan dlm hadits berikut ini. Abud Darda` z mengabarkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
Bagi para suami hendak pula memerhatikan pergaulan dgn istri krn Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
“Mukmin yg paling sempurna iman adalah yang paling baik akhlak dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.”


AKHLAK DALAM KELUARGA

AKHLAK DALAM KELUARGA
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Akhlak Dalam Keluarga” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu tercurah keharibaan junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, beserta sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses pembuiatan makalah ini, baik moril maupun materiil. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.


AKHLAQ DALAM KELUARGA

Nabi s.a.w.bersabda yang maksudnya:
"Sesungguhnya aku diutus adalah untuk menyempurnakan budipekerti yang mulia."(H.R.Ahmad)
Akhlak ataupun budipekerti memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Akhlak yang baik akan membedakan antara manusia dengan hewan. Manusia yang berakhlak mulia, dapat menjaga kemuliaan dan kesucian jiwanya, dapat mengalahkan tekanan hawa nafsu syahwat syaitoniah, berpegang teguh kepada sendi-sendi keutamaan. Menghindarkan diri dari sifat-sifat kecurangan, kerakusan dan kezaliman. Manusia yang berakhlak mulia, suka tolong menolong sesama insan dan makhluk lainnya. Mereka senang berkorban untuk kepentingan ersama.Yang kecil hormat kepada yang tua,yang tua kasih kepada yang kecil.Manusia yang memiliki budi pekerti yang mulia, senang kepada kebenaran dan keadilan, toleransi, mematuhi janji, lapang dada dan tenang dalam menghadapi segala halangan dan rintangan.
Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke darjat yang tinggi dan mulia. Akhlak yang buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga akan membinasakan ummat manusia. Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk senang melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Senang melakukan kekacauan, senang melakukan perbuatan yang tercela, yang akan membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya. Nabi s.a.w.bersabda yang bermaksud:
"Orang Mukmin yang paling sempurna imannya, ialah yang paling baik akhlaknya."(H.R.Ahmad)
Manusia yang paling baik akhlaknya ialah junjungan kita Nabi
s.a.w. sehingga budi pekerti beliau tercantum dalam al-Quran, Allah
berfirman yang maksudnya: "Sesungguhnya engkau (Muhammad), benar-benar berbudi pekerti yang agung. "Sesuatu Ummat bagaimanapun hebat Kekuatan dan Kekayaan yang dimilikinya, akan tetapi jika budi pekertinya telah binasa, maka Ummat itu akan mudah binasa. Manusia yang tidak punya akhlak, mereka sanggup melakukan apa saja untuk kepentingan dirinya. Mereka sanggup berbohong, membuat fitnah, menjual marwah diri dan keluarga, malah dengan tidak segan silu lagi dia menjual Agama dan Negaranya.
Akhlak Pergaulan Baik Dalam Berbicara, Pergaulan Dan Bergaul Dalam Suami Isteri
Akhlak Pergaulan Dalam Berbicara
Akhlak pergaulan dalam berbicara ialah tingkah laku serta tutur kata yang halus. Setiap muslim hendaklah menjaga adab sopan yang telah ditetapkan supaya kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat dapat dijaminkan.
dapat membezakan di antara manusia dengan haiwan. Penyair arab ada berkata : “Ketinggian umat bergantung kepada ketinggian akhlak dan adab sopannya. Sebaliknya jika akhlak umat itu runtuh maka runtuhlah umat tersebut.”
Dalam kehidupan seorang muslim, ia perlu memelihara adab sopan, akhlak dan nilai-nilai murni, sama ada ketika berada di rumah, di sekolah, atau di mana-mana sahaja.
Di rumah, kita merupakan anak dan saudara kepada adik-beradik yang lain. Dalam keadaan ini kita hendaklah patuhdan hormat kepada ibu, ayah dan orang yang lebih tua daripada kita.
Akhlak Pergaulan Dalam Perbuatan
Tetapi apa yang berlaku di dalam sebuah keluarga, ada anak-anak yang tidak patuh dan hormat kepada ibu, ayah serta orang-orang yang lebih tua daripada mereka. Mereka berani melawan cakap ibu dan ayah ketika mereka memberi nasihat dan teguran yang membina.
Sedarkah anda bahawa perbuatan tersebut merupakan perbuatan menderhakai ibu bapa ? Apakah akibat dan kesannya kepada orang yang menderhakai ibu bapa ? Begitu juga ketika bersama-sama dengan adik-beradik yang lain. Kadang-kadang kita bertengkar dan bercakap dengan suara yang tinggi tanpa merasa malu kepada ayah dan ibu serta jiran. KIta tidak menghiraukan lagi adab sopan dan hak orang lain.
Manakala di sekolah pula, kita sentiasa berhadapan dengan guru-guru serta rakan-rakan. Guru telah banyak mengajar, mendidik dan membimbing kita ke arah kejayaan. Mereka sepatutnya dihormati dan disayangi oleh setiap pelajar.
Tetapi hari ini, apa yang berlaku ? Ada sesetengah pelajar yang tidak menghormati guru. Mereka menjadi sombong, mereka berani melawan cakap guru, menyakiti hati dan memukul guru.
Tingkah laku mereka ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan nilai kemaanusiaan. Akibatnya ilmu yang mereka perolehi tidak mendapat berkat. Lantaran mereka menjadi pelajar yang rugi, gagal menghadapi peperiksaan.
Justeru itu, sekiranya mereka tidak mengubah sikap dan tingkah laku tersebut, PERCAYALAH !! Mereka akan menjadi pelajar yang bermasalah di sepanjang persekolahan. Mereka akan disisih daripada rakan-rakan serta dikenakan tindakan disiplin seperti dirotan atau dibuang sekolah.
Akhlah Dalam Pergaulan, Bergaul Dalam Suami Isteri
Tuturan di atas hendak memberikan gambaran kepada pembaca tentang indahnya rumah tangga seorang muslim yang memerhatikan akhlak mulia dalam pergaulan suami istri, sebagaimana rumah tangga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga perhatian terhadap kemuliaan akhlak ini menjadi satu keharusan bagi seorang suami maupun seorang istri. Karena terkadang ada orang yang bisa bersopan santun, berwajah cerah dan bertutur manis kepada orang lain di luar rumahnya, namun hal yang sama sulit ia lakukan di dalam rumah tangganya. Ada orang yang bisa bersikap pemurah kepada orang lain, ringan tangan dalam membantu, suka memaafkan dan berlapang dada, namun giliran berhadapan dengan “orang rumah”, istri ataupun anaknya, sikap seperti itu tak tampak pada dirinya.

Menyinggung akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarganya maka hal ini tidak hanya berlaku kepada para suami, sehingga para istri merasa suami sajalah yang tertuntut untuk berakhlak mulia kepada istrinya. Sama sekali tidak dapat dipahami seperti itu. Karena akhlak mulia ini harus ada pada suami dan istri sehingga bahtera rumah tangga dapat berlayar di atas kebaikan. Memang suamilah yang paling utama harus menunjukkan budi pekerti yang baik dalam rumah tangganya karena dia sebagai qawwam, sebagai pimpinan. Kemudian dia tertuntut untuk mendidik anak istrinya di atas kebaikan sebagai upaya menjaga mereka dari api neraka sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

Seorang istri pun harus memerhatikan perilakunya kepada sang suami, sebagai pemimpin hidupnya. Tak pantas ia “menyuguhi” suaminya ucapan yang kasar, sikap membangkang, membantah dan mengumpat. Tak semestinya ia tinggi hati terhadap suaminya, dari mana pun keturunannya, seberapa pun kekayaannya dan setinggi apa pun kedudukannya. Tak boleh pula ia melecehkan keluarga suaminya, menyakiti orang tua suami, menekan suami agar tidak memberikan nafkah kepada orang tua dan keluarganya.
Kenyataannya, banyak kita dapati istri yang berani kepada suaminya. Tak segan saling berbantah dengan suami, bahkan adu fisik. Ia tak merasa berdosa ketika membangkang pada perintah suami dan tidak menuruti kehendak suami. Ia merasa tenang-tenang saja ketika hak suami ia abaikan. Ia menganggap biasa perbuatan menyakiti mertua. Ia tekan suaminya agar tidak memberi infak pada keluarganya. Ia mengumpat, ia mencela, ia menyakiti… Istri yang seperti ini gambarannya jelas bukan istri yang berakhlak mulia dan bukanlah istri shalihah yang dinyatakan dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan5 dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita/istri shalihah.” (HR. Muslim no. 1467)
Dan bukan istri yang digambarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ‘Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhuma:

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan (harta yang disimpan) seorang lelaki, yaitu istri shalihah, yang bila dipandang akan menyenangkannya6, bila diperintah7 akan menaatinya8 dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga harta dan keluarganya.” (HR. Abu Dawud. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu menshahihkannya di atas syarat Muslim dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57)
Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullahu menyatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memandang perlu memberi kabar gembira kepada para sahabatnya tentang perbendaharaan harta mereka yang terbaik, di mana harta ini lebih baik dan lebih kekal yaitu istri yang shalihah, yang cantik lahir batin. Karena istri yang seperti ini akan selalu menyertai suaminya. Bila dipandang suaminya, ia akan menyenangkannya. Ia tunaikan kebutuhan suaminya bila suami membutuhkannya. Ia dapat diajak bermusyawarah dalam perkara suaminya dan ia akan menjaga rahasia suaminya. Bantuannya kepada suami selalu diberikan, ia menaati perintah suami. Bila suami sedang bepergian meninggalkan rumah, ia akan menjaga dirinya, harta suaminya, dan anak-anaknya. (‘Aunul Ma’bud, 5/57)

Oleh karena itu, wahai para istri, perhatikanlah akhlak kepada suami dan kerabatnya. Ketahuilah, akhlak yang baik itu berat dalam timbangan nanti di hari penghisaban dan akan memasukkan pemiliknya ke dalam surga, sebagaimana dikabarkan dalam hadits berikut ini. Abud Darda` z mengabarkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin kelak di hari kiamat daripada budi pekerti yang baik. Dan sungguh Allah membenci orang yang suka berkata keji, berucap kotor/jelek.” (HR. At-Tirmidzi no. 2002, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 876)
Bagi para suami hendaknya pula memerhatikan pergaulan dengan istrinya karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. At-Tirmidzi no. 1162. Lihat Ash-Shahihah no. 284)
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan istrinya mendengarkan dendangan tersebut karena hari itu bertepatan dengan hari raya (Id). Sementara pada hari raya diperkenankan bagi kaum muslimin untuk menampakkan kegembiraan, bahkan hal ini termasuk syiar agama, selama dalam koridor syariat tentunya. Dan hadits ini bukanlah dalil untuk menyatakan bolehnya bernyanyi dan mendengarkan nyanyian baik dengan alat ataupun tanpa alat, sebagaimana anggapan kelompok Sufi. (Lihat penjelasannya dalam Fathul Bari, 2/570-571)

Ketauladan Ibu Dan Bapak Yang Wajib Ditunjukkan Kepada Anak
Hubungan orang tua sesama anak sangat mempengaruhi pertumbuhan jiwa anak. Hubungan yang serasi, penuh pengertian dan kasih sayang akan membawa anak kepada pembinaan pribadi yang tenang, terbuka dan mudah dididik, karena anak mempunyai kesempatan yang baik untuk tumbuh berkembang.

Hubungan yang sangat erat yang terjadi dalam pergaulan sehari-hari antara orang tua dan anak merupakan hubungan berarti yang diikat pula oleh adanya tanggung jawab yang benar sehingga sangat memungkinkan pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar rasa cinta kasih sayang yang murni, rasa cinta kasih sayang orang tua terhadap anaknya
Tetapi hubungan orang tua yang tidak serasi, banyak perselisihan dan percekcokan akan membawa anak kepada pertumbuhan pribadi dan tidak dibentuk, karena anak tidak mendapat suasana yang baik untuk berkembang, sebab selalu terganggu oleh suasana orang tuanya. Dan banyak lagi faktor-faktor tidak langsung dalam keluarga yang mempengaruhi pembinaan pribadi anak. Di samping itu, banyak pula pengalaman-pengalaman yang mempunyai nilai pendidikan baginya, yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang dilakukan oleh orang terhadap anak, baik melalui latihan-latihan atau pembiasaan, semua itu merupakan unsur pembinaan pribadi anak.

Contoh Tauladan
Suatu sikap keteladanan dan perbuatan yang baik dan positif yang dilaksanakan oleh orang tua sangat diperlukan. Hal ini merupakan proses pendisiplinan diri anak sejak dini, agar anak kelas terbiasa berbuat baik sesuai dengan aturan dan norma yang ditetapkan di masyarakat berdasarkan kaidah yang berlaku orang tua yang dapat memberi contoh tauladan yang baik kepada anak-anaknya adalah orang tua yang mampu dan dapat membimbing anak-anaknya ke jalan yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

Pembentukan Sikap
Dalam pergaulan sehari-hari kata sikap sering kali digunakan dalam arti yang salah dan kurang tepat. Untuk lebih jelasnya Ngalim Purwanto (1997:140), mengemukakan definisi sikap ialah “Suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang” suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi.
Untuk mengetahui sejauhmana peranan sikap orang tua terhadap anak, maka akan diperinci setiap sikap serta akibatnya yang dapat dilihat dari sifat-sifat kepribadian yang terbentuk, yaitu:
1) Sikap Terlalu Menyayangi Dan Melindungi Serta Memanjakan
Orang tua terlampau cemas terhadap oleh karena itu Berhati-hati sekali mendidik anaknya dan senantiasa menjaga agar anaknya terhindar dari bahaya. Sikap melindungi dan menyayangi anak terlalu berlebihan serta cenderung mengerjakan apa saja untuk anaknya, akibatnya anak tidak dapat kesempatan untuk belajar berbuat sendiri, mengambil keputusan, anak sangat tergantung kepada orang tuanya sulit untuk menyesuaikan diri, bersifat ragu-ragu.
2) Sikap Otoriter
Sikap ini menggambarkan pengawasan yang keras dari orang tua terhadap anak-anaknya, banyak larangan, semua perintah harus dilaksanakan tanpa ada pengertian kepada anak. Akibatnya anak menjadi tidak taat bahkan anak melawan terang-terangan atau pura-pura taat, menjadi pasif, kurang inisiatif, bersifat menunggu (perintah), kemampuan untuk merencanakan sesuatu, tidak dapat mengambil keputusan sendiri, akan mudah cemas dan putus asa.
3) Sikap Demokratis
Sikap ini dapat digambarkan sebagai sikap orang tua yang senantiasa berembuk dengan anaknya mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil, menerangkan alasan-alasan peraturan-peraturan memberi kesempatan pada anak untuk berpartisipasi, berinisiatif menghargai pendapat anak-anaknya, menanggapi pertanyaan-pertanyaan anak-anaknya, membimbing anak-anak ke arah penyadaran akan menjadi hal dan kewajiban dan bersikap toleran. Dari sikap demokratis ini akan menimbulkan kemampuan berinisiatif.


Birrul Walidain
Birrul Wlidain terdiri dari kata birru dan al-walidain. Birru artinya kebajikan. Al-walidain artinya dua orang tua atau ibu dan bapak. Birrul Walidain merupakan suatu istilah yang berasal langsung dari Nabi Muhammad saw, yang berarti berbuat kebajikan kepada kedua orang tua. Semakna dengan birrul walidain, Al-Qur’an Al-Karim menggunakan istilah ihsan (wa bi al-walidaini ihsana), seperti yang terdapat dalam firman Allah SWT berikut ini:




“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaikbaiknya...”(QS. Al-Isra’ 23)

Allah SWT mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada kedua orang tua kita, Allah SWT berfirman:





“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibubapaknya…”(QS. Al-Ankabut 8)

Allah SWT juga meletakan perintah berterima kasih kepada kedua orang tua langsung sesudah perintah berterima kasih kepada Allah SWT. Allah berfirman:









“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”(QS. Luqman 14)

Rasulullah juga mengaitkan bahwa keridhaan dan kemarahan Allah SWT berhubungan dengan keridhaan dan kemarahan kedua orang tua. Rasulullah bersabda:
“Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua, dan kemarahan Rabb (Allah) ada pada kemarahan orang tua.”(HR. Tirmidzi)

Bentuk-bentuk Birrul Waldain
1. Mengikuti keinginan dan saran orang tua.
Seorang anak wajib mengikuti segala keinginan kedua orang tua, dengan catatan keinginan tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Agama Islam. Allah berfirman :



“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik…”(QS. Luqman 15)

Juga sesuai dengan sabda dari Rasulullah,
“Tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah SWT, ketaatan hanyalah semata dalam hal yang ma’ruf.”(HR. Muslim)

2. Menghormati dan Memuliakan kedua orang tua
Banyak cara yang bisa dilakukan seorang anak untuk menunjukkan rasa hormat kepada kedua orang tua, antara lain memanggilnya dengan panggilan yang menunjukan rasa hormat, berbicara kepadanya lemah lembut, tidak mengucapkan kata-kata yang kasar, pamit jika ingin keluar rumah(bila tinggal serumah), dan lain sebagainya. Allah berfirman :







“…Jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia”(QS. Al-Isra 23)

3. Membantu kedua orang tua secara fisik dan materiil.
Seseorang dapat membantu kedua orang tua baik sebelum berkeluarga dan belum berpenghasilan maupun apabila anak tersebut sudah berkeluarga dan berpenghasilan. Misalnya, jika seorang anak belum berpenghasilan dapat membantu dengan cara fisik atau tenaga dan atau yang lain. Sedangkan bila anak sudah berpenghasilan dapat membantu secara materi dan atau yang lainnya.
Rasulullah bersabda :
“Siapakah yang paling berhak aku Bantu dengan sebaik-baiknya?jawab Nabi;”ibumu”. Kemudian siapa; jawab Nabi; “ibumu”. Lalu siapa lagi?jawab Nabi;”bapakmu.”(HR. Bukhari dan Muslim)

4. Mendo’akan kedua orang tua
Seorang anak yang berbakti adalah anak yang selalu mendo’akan kedua orang tua baik selama mereka masih hidup walaupun mereka telah menghadap sang Khaliq. Allah berfirman :




“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(QS. Al-Isra’ 24)

Demikianlah Allah SWT dan Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi yang sangat istimewa sehingga berbuat baik kepada keduanya menempati posisi yang sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada salah satu atau keduanya juga menempati posisi yang sangat hina. Secara khusus Allah mengingatkan betapa besar jasa dan perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat, dan mendidik anaknya. Kemudian bapak walaupun tidak ikut mengandung, tetapi dia berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi, membesarkan, dan mendidik anaknya hingga mampu berdiri sendiri, bahkan sampai waktu yang tidak terbatas.
Berdasarkan hal tersebut maka sangatlah wajar apabila seorang anak menghormati dan menyanyangi kedua orang tua setelah cintanya kepada Allah SWT.