Minggu, 16 November 2014

Makalah Total Quality Management (TQM)

Makalah Total Quality Management (TQM)
Oleh: Ramadhan Azzahir

BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan yang berkualitas merupakan salah satu penentu bagi pembangunan negara. Karena dengan pendidikan inilah kelak akan menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang akan siap membangun negara ke arah yang lebih baik. Dan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dibutuhkan sistem pendidikan yang berkualitas pula. Dalam pembentukan sistem pendidikan yang berkualitas, selain perlunya uang yang cukup diperlukan juga manajemen yang berkualitas pula. Dewasa ini, perkembangan pemikiran manajemen di sekolah dan perguruan tinggi mengarah pada sistem manajemen yang disebut Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT).
Total Quality Mangement (TQM) berasal dari dunia bisnis dan khususnya dalam dunia perusahaan. Oleh karena itu, untuk memahami TQM harus merujuk pada dunia asalnya. Hal ini bukan berarti bahwa metode bisnis lebih unggul dari pada praktek pendidikan, atau bahwa pendidikan akan bisa ditingkatkan hanya dengan mengadopsi bahasa komersial. Lebih dari itu, justru dunia bisnis dapat belajar dari metode yang diterapkan di beberapa sekolah.
Di era kontemporer, dunia pendidikan dikejutkan dengan adanya model pengelolaan pendidikan berbasis industri. Pengelolaan model ini menuntut adanya upaya pihak pengelola institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan manajemen perusahaan. Penerapan manajemen mutu dalam pendidikan ini lebih populer dengan sebutan istilah "Total Quality Education (TQE)", dan di dunia pendidikan nasional dikenal dengan istilah Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Dasar dari manajemen ini dikembangkan dari konsep TQM, yang pada mulanya diterapkan pada dunia bisnis. Secara filosofis, konsep ini menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Total Quality Management (TQM) dalam pendidikan ini mendapatkan perhatian serius dalam National Quality Servey. Hal ini menunjukkan bahwa TQM dan isu-isu mutu secara umum mengundang perhatian publik. Dalam beberapa tahun terakhir, isu tersebut semakin meningkat. Masyarakat dari semua sektor pendidikan sekarang telah menunjukkan minatnya. Beberapa institusi mulai mewujudkan filosofi TQM ke dalam praktek. Perkembangan minat ini telah memberikan stimulan pada tuntutan publikasi isu-isu TQM dalam dunia pendidikan.
Di Indonesia yang pendidikannya belum banyak menerapkan strategi TQM (Total Qualty Managemant), kualitas pendidikannya jauh lebih rendah dibanding dengan negara lain. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah – sekolah yang hampir rubuh dan ditinggalkan oleh para muridnya. Mewujudkan mutu yang lebih baik maka pelaksanaan TQM juga harus dilakukan dengan lebih baik. Untuk itu di dalam TQM terdapat unsur-unsur utama yang ada di setiap pelaksanaan TQM. Unsur-unsur TQM yang apabila tidak ada atau kurang dalam pelaksanaannya maka akan menimbulkan kendala-kendala yang akan muncul sehingga mungkin akan mengakibatkan penurunan mutu dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu unsur-unsur dalam TQM merupakan sesuatu yang wajib ada dan dilaksanakan secara maksimal. 
             Berdasarkan pemikiran di atas, saya menulis makalah ini dengan judul“Penerapan unsur-unsur TQM dalam lingkungan sekolah”.
B.     Rumusan Masalah
          Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1.    Bagaimana menerapkan unsur-unsur TQM dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah?
2.    Bagaimana peran/kontribusi penting sesuai dengan posisi/kondisi sebagai guru mata pelajaran dalam merealisasikan rancangan?
3.    Apa sajakah kendala yang dihadapi dalam menerapkan unsur-unsur TQM di sekolah?
4.    Kendala apa yang paling utama dalam lingkungan sekolah?
C.   Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui cara menerapkan unsur-unsur TQM dalam meningkatkan mutu pendidikan.
2. Mengetahui peran/kontribusi penting sesuai dengan posisi/kondisi sebagai guru dalam merealisasikan rancangan.
3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan unsur-unsur TQM di sekolah.
4. Mengetahui kendala yang paling utama dalam lingkungan sekolah.
D.  Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan informasi tentang manfaat dari penerapan TQM (Total Quality  Management).
2.  Memberikan informasi mengenai unsur-unsur TQM dalam meningkatkan mutu pendidikan dan kendala-kendala yang dihadapi dalam sekolah.
3. Sebagai bahan referensi bagi pambaca dan penulis selanjutnya dalam membahas masalah ini di kemudian hari.



BAB  II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management sebagaimana diungkapkan oleh Ishikawa, diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Definisi lainnya diungkapkan oleh Santoso, ia menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus terhadap produk jasa, sumber daya manusia, proses dan lingkungannya. Sebab, berdasarkan TQM, tolok ukur keberhasilan usaha bertumpu pada kepuasan pelanggan atas barang atau jasa yang diterimanya.
TQM juga dikenal dengan istilah MMT (Manajemen Mutu Terpadu). Dalam dunia pendidikan lebih spesifik dikenal istilah MMTP (Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan). MMTP memiliki definisi yang berbeda tergantung sudut pandang orang yang mendefinisikannya. Menurut West-Burnham, MMTP ialah semua fungsi dari organisasi sekolah ke dalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep mutu, kerja tim, produktivitas dan prestasi serta kepuasan pelanggan. Sedangkan menurut Sallis, MMTP ialah menciptakan budaya mutu di mana tujuan setiap anggota ingin menyenangkan pelanggannya, dan di mana struktur organisasinya mengizinkan untuk mereka berbuat seperti itu.
Definisi mengenai MMTP mencakup dua komponen yakni apa dan bagaimana menjalankan MMTP. Dalam MMTP, pelanggan adalah yang berkuasa atau sebagai raja yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya.
Ada tiga kesalahan dalam memahami konsep MMTP, yaitu : (1) MMTP bukanlah suatu beban atau gangguan dan tidak dibuat untuk Anda. (2) MMTP bukanlah pekerjaan untuk seseorang atau agenda lainnya kecuali agendanya sama dengan keinginan pelanggan. (3) MMTP bukanlah sesuatu yang hanya dikerjakan oleh para manajer senior kemudian memberikan petunjuknya kepada bawahannya. Akan tetapi, MMTP adalah totalitas yang memerintahkan setiap orang dalam organisasi dilibatkan dalam upaya melakukan peningkatan atau perbaikan. MMTP diartikan sebagai setiap orang dalam lembaga apapun yang status, posisi dan perannya adalah manajer dari tanggung jawab yang dimilikinya.
Menurut Soewarso Hardjosoedarmo, TQM adalah penerapan metode kuantitatif dan pengetahuan kemanusiaan untuk: (1) Memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan organisasi (2) Memperbaiki semua proses penting dalam organisasi (3) Memperbaiki upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada masa kini dan diwaktu yang kan datang.
Berdasarkan pengertian diatas maka TQM memiliki falsafah menurut Dr.W. Edward Deming yaitu: (1) Reaksi berantai untuk perbaikan kualitas, dengan adanya perbaikan kualitas dapat meningkatkan kepuasan kostumer baik barang dan jasa sekaligus mengurangi biaya produksi dan produktivitas organisasi dapat terjaga (2) Transformasi organisasional, kemampuan berkelanjutan untuk memperbaiki struktur kewenangan dan organisasi (3) Peran esensial pimpinnan, setiap anggota harus memberikan kontribusi bagi organisasi dan pimpinan berhak mengembangkan kontribusi yang ada (4) Menghindari praktek manajemen yang merugikan seperti: tidak adanya kualitas pengembangan hidup yang lebih baik, hanya memikirkan keuntungan jangka pendek, sering berganti –ganti kegiatan (5) Penerapan system proud of knowledge.
Maksud MMTP adalah memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengubah cara-cara tradisional menjadi sekolah yang menginginkan MMTP sehingga sekolah memiliki mutu tinggi, integritas tinggi terhadap aturan untuk menimbulkan komitmen terhadap semua level, yaitu bawah, tengah dan atas. Untuk mencapainya dibutuhkan manusia yang memahami konsep mutu dan memiliki rancangan masa depan.
Sekolah yang menginginkan MMTP berjalan dengan baik harus melakukan inovasi dan mau melangkah maju untuk mencapai visi dan misi sekolah. Warga sekolah harus menyadari bahwa mutu harus memuaskan pelanggan dan mutu akan mempengaruhi kinerja warga sekolah. Kepala sekolah selaku pemimpin merupakan kunci yang menjadi motor penggerak dalam memelihara serta memperkuat proses peningkatan mutu secara terus menerus. Warga sekolah harus merespon kebutuhan pelanggan guna mencapai mutu yang diinginkannya sehingga sekolah mampu berkompetisi dengan sekolah lainnya.
B.     Penerapan unsur-unsur  dalam TQM
Definisi mengenai TQM mencakup dua komponen, yakni apa dan bagaimana menjalankan TQM. Yang membedakan dengan pendekatan – pendekatan lain dalam menjalankan usaha adalah komponen bagaimana tersebut. Komponen ini memiliki 10 unsur utama ( Goetch dan Davis, 1994 ) yang masing – masing akan dijelaskan sebagai berikut:
1.    Fokus Pada Pelanggan
Dalam TQM , baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
Guru yang merupakan salah satu pelanggan internal untuk dapat menghasilkan mutu pendidikan yang baik maka berusaha semaksimal mungkin untuk mengajar dan mendidik pelanggan eksternal yang mana dalam hal ini adalah siswa. Dengan memperhatikan semua yang siswa butuhkan maka akan menghasilkan lulusan yang terbaik pula dan sekolah akan mendapat pujian dari lingkungan sekitarnya. 

2.    Obsesi terhadap Kualitas
Dalam organisasi yang menerapkan TQM , penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memulai atau melebihi apa yang ditentukan tersebut. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif”bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik?” bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas,maka berlaku prinsip’good enough is never good enough’.
Baik siswa maupun guru sama-sama memiliki keinginan yang sama yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik lagi. Dengan bersama-sama meningkatkan kualitas yang ada maka sekolah akan turut memenuhi dan melebihi kualitas yang ada.
3.    Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat di perlukan dalam penerapan TQM,terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tesebut.Dengan demikian data di perlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
Adanya pendekatan ilmiah yang ada pada TQM membuat pihak sekolah dapat mengetahui apa saja yang diperlukan dalam hal pemenuhan kualitas sekolah. Semua hal dalam pendekatan ilmiah dapat digunakan untuk mengetahui masalah yang ada di sekolah, langkah apa yang dilakukan yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian sekolah dapat membuat rencana untuk meningkatkan prestasi siswa dan melakukan perbaikan yang tepat.
4.      Komitmen Jangka Panjang
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
Sekolah memerlukan perencanaan tentang apa yang diharapkan dari sekolah tersebut kedepannya. Untuk itu diperlukan budaya atau aturan yang dapat merealisasikan rencana tersebut. Semua pihak yang ada di dalam sekolah tersebut ikut andil demi tercapainya rencana dari sekolah tersebut. Budaya atau aturan harus bersifat konstan dari waktu ke waktu demi terwujudnya kualitas sekolah tersebut.
5.    KerjaSama Tim ( Teamwork )
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingannya terdongkrak . Akan tetapi persaingan internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan energi yang seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas, yang pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing eksternal.
Sementara itu dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga – lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
Lingkungan sekolah memiliki multi unsur yang mana untuk mendapatkan kualitas yang baik maka dibutuhkan kerja sama dari unsur-unsur yang terkait. Unsur-unsur sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru, siswa, staf TU, Komite, warga sekitar. Apabila mereka saling mendukung satu sama lain maka sekolah dapat meningkatkan kualitasnya.
6.    Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
Setiap produk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses – proses tertentu didalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat meningkat.
Sekolah memiliki sistem pendidikan yang dipergunakan untuk menjalankan semua hal tentang pendidikan. Di dalamnya terdapat aturan-aturan yang di laksanakan dalam lingkungan sekolah yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Seiring dengan waktu maka sistem pendidikan pun terkadang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Perkembangan zaman yang meningkat maka masalahpun semakin bervariasi dengan membutuhkan pemecahan masalah yang terbaik pula. Sistem pendidikan harus terus mengalami perbaikan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan.
7.    Pendidikan dan Pelatihan
Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan. Perusahaan-perusahaan seperti itu hanya akan memberikan pelatihan-pelatihan yang sekedarnya kepada karyawannya. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya.
Sedangkan dalam perusahaan yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia.
Sekolah yang menerapkan TQM  akan memberikan atau menganjurkan kepada guru-gurunya untuk mengikuti pelatihan dan sekolah lebih tinggi lagi guna meningkatkan kemampuan dirinya dan menyampaikan ilmu lebih baik lagi kepada siswa. Dengan pelatihan yang di dapat dan pendidikan yang dimiliki guru maka akan menyebabkan sekolah tersebut berkembang
8.    Kebebasan yang Terkendali
Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan “ rasa memiliki “ dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak.
Sekolah yang menggunakan TQM akan memberikan kebebasan kepada siapa saja dari pihak sekolah untuk memberikan sumbangan ide demi kebaikan sekolah. Selain ide juga diharapkan dapat mengeluarkan penyelesain dari ide tersebut. Dengan diterimanya ide dari semua pihak sekolah maka pihak sekolah akan merasa lebih peduli terhadap sekolah. Tentunya ide-ide yang diterima dan diterapkan adalah ide yang terbaik demi kualitas sekolah yang lebih baik.
9.    Kesatuan Tujuan.
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan mengenai upah dan kondisi kerja.
Tiap sekolah memiliki visi dan misi yang masing-masing berbeda satu sama lain sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah tersebut. Dengan visi dan misi yang ada maka pihak sekolah masing-masing memiliki cara tersendiri untuk menciptakan tujuan yang sama. Pemikiran tujuan yang sama akan menghasilkan kualitas sekolah yang sesuai dengan harapan.

10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa 2 manfaat utama. Pertama, hal ini akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan ‘rasa memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
Pemberdayaan bukan sekedar berarti melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh-sungguh berarti. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyusun pekerjaan yang memungkinkan pada karyawan untuk mengambil keputusan mengenai perbaikan proses pekerjaanya dalam parameter yang ditetapkan dengan jelas.
Pihak sekolah memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Dengan adanya pembagian tugas buat pihak sekolah maka pihak sekolah tersebut akan bertanggungjawab dari tugasnya. Membuat rencana yang baik untuk meningkatkan kualitas sekolah dan menyelesaikan rencana sesuai dengan yang diharapkan atau lebih.


C.    Kendala-kendala di Sekolah
Untuk mengembangkan sebuah kultur mutu, diperlukan waktu dan kerja keras. Karena jika kedua hal tersebut tidak berjalan dengan baik, maka perjalanan mekanisme kerja mutu akan terhambat. TQM membutuhkan mental juara yang mampu mengahadapi tantangan dan perubahan dalam pendidikan. Peningkatan mutu merupakan proses yang membutuhkan kewaspadaan dan kehati-hatian. Karena diam di tempat saat para pesaing terus berkembang adalah tanda-tanda kegagalan.
Kendala-kendala yang terjadi dalam dunia pendidikan antara lain:
1.      TQM mengharuskan kesetiaan jangka panjang  guru, TU dan staf senior
lain terhadap sekolah. Keberadaan guru senior di sekolah sangat penting karena dari mereka sekolah dapat terus menjalankan visi dan misi dari sekolah itu di bangun. Dibutuhkan kesetiaan dari guru senior agar tercipta tujuan sekolah yang diharapkan sejak awal sekolah itu dibangun.
2.      Kekhawatiran kepala sekolah dalam mengadopsi metode dan pendekatan yang baru adalah kendala utamanya. Adanya ide-ide baru yang tidak disertai dengan pelaksanaan dan penyelesaian masalah dengan benar akan membuat kepala sekolah tidak bisa menjalankan ide baru tersebut.
3.      Volume tekanan eksternal juga bisa menghalangi upaya sebuah sekolah dalam menerapkan TQM. Sekolah tidak dapat mengikuti semua keinginan dari siswa yang beragam. Hanya keinginan yang sesuai dengan tujuan dari sekolah untuk menciptakan sekolah yang berkualitas yang bisa diterima.
4.      Dalam hal ini, perencanaan strategis memiliki peranan penting, untuk membantu staf memahami misi sekolah dan menjembatani jurang dalam komunikasi.
5.      Manajemen senior harus mempercayai stafnya untuk bersama-sama mengusung visi institusi mereka ke depan. Kepercayaan dengan sesama guru sangat diharapkan demi perkembangan sekolah yang lebih baik lagi. Tetapi tidak menyalah gunakan kepercayaan yang diberikan hanya untuk kepentingan pribadi.
6.      Ketakutan kepala sekolah untuk mendelegasikan bawahannya, maka peningkatan dan pengembangan mutu akan menjadi suatu yang mustahil.
7.      Masalah utama yang sering dialami oleh banyak sekolah adalah peran yang dimainkan oleh manajemen menengah.
8.      Kepala sekolah harus konsisten dalam bersikap dan bertindak ketika menganjurkan dan mengkomunikasikan pesan peningkatan mutu.
9.      Beberapa staf yang terlalu khawatir salah terhadap konsekwensi pemberdayaan juga bisa menghalangi mutu.
Kendala-kendala yang dihadapi di sekolah menyebabkan kegagalan dalam mutu pendidikan yang dapat disebabkan antara lain:
1.      Sebab-sebab Umum Kegagalan Mutu Dalam Pendidikan
- Kegagalan sistem
- Desain kurikulum yang lemah,
- Bangunan yang tidak memenuhi syarat,
- Lingkungan kerja yang buruk,
- Sistem dan prosedur yang tidak sesuai,
- Jadwal kerja yang serampangan,
- Sumber daya yang kurang,
- Pengembangan staf yang tidak memadai
2.  Sebab-Sebab Khusus Kegagalan Mutu
- Prosedur dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati,
- Kegagalan komunikasi atau kesalah-pahaman
- Anggota individu staf yang tidak memiliki skil, pengetahuan dan sifat
  yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer pendidikan






BAB  III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Total Quality Management (TQM) adalah suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan suatu organisasi, yang mengutamakan kepentingan pelanggan. pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu. Sedang yang dimaksud dengan MMT Pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu berkesinambungan sehingga pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan baik masa kini maupun yang akan datang.
Dalam MMT sekolah dipahami sebagai Unit Layanan Jasa,  yakni pelayanan pembelajaran. Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani sekolah (pelanggan sekolah ) adalah: (1) Pelanggan internal : guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi, ( 2) Pelanggan eksternal terdiri atas : pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat), pelanggan tertier (pemakai/penerima lulusan baik diperguruan tinggi maupun dunia usaha)
Peningkatan kualitas merupakan salah satu prasyarat agar kita dapat memasuki era globlalisasi yang penuh dengan persaingan. Untuk itu peningkatan kualitas layanan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan mutu pendidikan agar dapat survive dalam era global. Secara langsung peningkatan kinerja suatu lembaga pendidikan akan berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan konsumen/pelanggan eksternal ataupun internal.
Pelaksanaan TQM yang baik harus memenuhi unsur-unsur dalam TQM diantaranya: (1) fokus pada pelanggan (2) obsesi terhadap kualitas (3) pendekatan ilmiah (4) komitmen jangka panjang (5) kerja sama tim (6) perbaikan sistem secara berkesinambungan (7) pendidikan dan pelatihan (8) kebebasan yang terkendali (8) kesatuan tujuan (9) adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Apabila unsur-unsur tidak dilaksanakan dengan maksimal maka akan timbul beberapa kendala yang pada akhirnya akan mengakibatkan kegagalan dalam mutu pendidikan.
Sebagai seorang guru di lingkungan sekolah melaksanakan kewajiban yaitu mengajar siswa dengan baik selain itu juga mendidik siswa dengan benar. Mengikuti aturan yang ada sesuai dengan sistem pendidikan yang meliputi segala hal dalam pendidikan. Berfikir untuk memecahkan masalah yang ada sehingga kendala-kendala yang ada menjadi tidak terlalu berarti.
Kendala yang paling utama dalam pelaksanaan TQM adalah adanya pelaksanaan TQM yang dilakukan secara menangah. Menengah di sini berarti pihak-pihak di sekolah tidak mengerti peran mereka di sekolah sehingga tidak dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan baik dan benar.


B.     Saran
          Sehubungan dengan hasil penulisan, saya menyampaikan beberapa saran-saran sebagai berikut:
1.      Diharapkan kepada berbagai lembaga pendidikan pada umumnya, untuk mengimplementasikan Total Quality management, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
2.      Diharapkan kepada pemerintah menggunakan wewenangnya untuk meminimalisir faktor-faktor teknis yang menyebabkan kualitas pendidikan turun. Kualitas pendidikan turun bisa jadi karena tidak melaksanakan TQM atau melaksanakan TQM tidak secara maksimal sehingga kualitas mutu pendidikan turun. Kendala-kendala yang ada di sekolah menjadi acuan bagi pemerintah untuk dapat melakukan perbaikan dalam sistem pendidikan berikutnya.
3.      Diharapkan bagi penulis lain agar dapat melengkapi, menyempurnakan dalam penulisan makalah ini.


1 komentar:

  1. Thanks For Sharing, Interesting Article ^_^
    Visit >>> Website

    BalasHapus