BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi suatu Negara
seringkali hanya diukur berdasarkan tingkat dan pertumbuhan GNI (Gross
National Income) secara keseluruhan maupun perkapita. Semakin tingginya GNI
(Gross National Income) suatu negara, maka semakin baik pula pembangunan
ekonomi negara tersebut. Hal ini mendorong setiap negara, khususnya negara
berkembang untuk menaikkan tingkat GNI (Gross National Income) dengan
cara mengeksploitasi sumber daya alam yang mereka miliki dan meningkatkan
industrialisasi. Pengejaran pertumbuhan ekonomi yang dilakukan, umumnya
menghendaki hasil keuntungan yang diperoleh dalam jumlah yang besar dan waktu
yang cepat. Seperti, penebangan liar hutan secara massal, penangkapan
ikan menggunakan bom atau zat kimia berbahaya, penambangan liar, maupun
tindakan eksplotatif lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan secara
keseluruhan maupun perkapita (GNI), selain itu berkembangnya sektor industrialisasi
juga dapat menimbulkan dampak yang serius bagi lingkungan seperti limbah
pabrik, pencemaran udara, hingga efek pemanasan global.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah
sistem pembangunan yang tidak hanya mengedepankan pengejaran pertumbuhan
ekonomi saat ini, namun juga memikirkan pemenuhan kebutuhan dimasa yang akan
datang (keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dengan terjaganya sumberdaya alam),
sistem ini disebut Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan tidak
saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan pembangunan, yaitu pembangunan
ekonomi, pembangunan social, dan perlindungan lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
- Apakah
pengertian pembangunan ekonomi suatu negara?
- Apakah
implikasi pembangunan ekonomi khususnya di negara berkembang?
- Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Lingkungan
- Apakah
solusi untuk menciptakan sistem pembangunan yang arif di masa yang akan
datang?
1.3 Tujuan
- Mengidentifikasi
definisi pembangunan ekonomi suatu negara.
- Mengidentifikasi
implikasi pembangunan ekonomi khususnya dinegara-negara berkembang.
- Mengidentifikasi Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap
Lingkungan
- Mengidentifikasi
alternatif solusi bagi pembangunan dimasa yang akan datang.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1 Pembangunan Ekonomi
Menurut Siagian (1994)
pembangunan diartikan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara
dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation
building)”. Sedangkan Menurut Mellor (1987;81), pembangunan ekonomi
didefinisikan sebagai suatu proses yang dengannya perekonomian diubah dari apa
yang sebagian besar pedesaan dan pertanian menjadi sebagian besar perkotaan,
industri, dan jasa–jasa. Jadi inti dari pembangunan ekonomi adalah adanya
pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas
dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pembangunan ekonomi
mendorong pertumbuhan ekonomi, begitupula sebaliknya, pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (kuantitatif). Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (kuantitatif). Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Definisi pembangunan ekonomi secara
konvensioanal sendiri menekankan pada peningkatan income per capita
(pendapatan per kapita), yaitu menekankan pada kemampuan suatu negara untuk
meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi
pembangunan konvensional ini sering dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah
struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi.
Industrialisasi yang diiringi dengan eksploitasi sumberdaya alam dinilai dapat
meningkatkan income perkapita suatu negara.
1.2 Implementasi Pembangunan Ekonomi di Indonesia
Industrialisasi dijadikan cara utama
untuk meningkatkan pendapatan perkapita suatu negara, karena melalui
industrialisasi dapat dihasilkan produk manufaktur dalam jumlah yang cepat,
hemat tenaga kerja, namun dengan hasil (output) yang besar. Industrialisasi pun
diiringi dengan ekploitasi sumber daya alam yang umumnya dijadikan bahan baku
industri, seperti kayu yang dipergunakan untuk industry pulp, industri
furnitur, dan sebagainya.
Sejak pemerintahan Presiden
Soeharto, pertumbuhan ekonomi melalui industrialisasi dan eksploitasi suumber
daya alam seperti minyak bumi, kayu, dan hasil alam lainnya terus digalakkan.
Hal ini didukung dengan penanaman modal asing dan bantuan dana pinjaman
internasional yang tinggi (Schwartz, 1994). Tahun 1994, pendapatan perkapita
naik menjadi 650 dollar Amerika Serikat; hasil-hasil yang mengagumkan dicapai
dibidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan Indonesia bersiap-siap untuk
masuk kelompok “macan” Asia Timur dalam abad 21 (World Bank, 1994 dalam Barber,
1997). Pembangunan ekonomi semacam inilah yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia untuk meningkatkan pendapatan perkapita yang mengagumkan. namun,
hasil-hasil yang mengesankan ini dibayar dengan biaya kerusakan lingkungan
hidup yang tidak terkira.
1.3 Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Lingkungan
Meningkatnya industrialisasi
berdampak negativ terhadap lingkungan, antara lain menimbulkan pencemaran
udara, pencemaran air, dan pencemaran daratan.
- Dampak
Pencemaran Udara
Dampak yang ditimnulkan dari
pencemaran udara sangat merugikan, pencemaran udara tidak hanya berakibat
langsung kepada kesehatan manusia saja tetapi juga dapat merusak lingkungan
lainnya, seperti hewan, tanaman, gedung, dan lain sebagainya.
Bedasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Amerika Serikat tahun 1980, kematian yang disebabkan oleh
pencemaran udara mencapai 51.000 orang. angka tersebut cukup mengerikan karena
bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit lainnya
seperti jantung, kanker, AIDS dan lain sebagainya (Wardhana, 2008).
Dalam jangka panjang pencemaran
udara akibat indutri dapat mengakibatkan kerusakan ozon dan efek rumah kaca.
lapisan ozon merupakan lapisan atmosfir bumi yang berfungsi sebagai pelindung
dari sinar ultraviolet yang datang berlebihan dari sinar matahari. Jika lapisan
ozon rusak, maka sinar ultraviolet akan langsung diteruskan ke bumi dan merusak
kulit manusia. Selain dapat mengakibatkan kanker kulit, sinar ultraviolet juga
dapat mengakibatkan suhu bumi menjadi naik (Wardhana, 2008).
2. Pencemaran Air
Masih banyak sektor industri yang
membuang limbahnya ke aliran air/ sungai, sehingga limbah yang mengandung zat
berbahaya seperti Kadmium, Kobalt, Air Raksa, dan lain sebaginya dapat
membahayakan tubuh manusia yang menggunakan air tercemar tersebut.
Air yang tercemar oleh limbah
organik terutama limbah industri olahan makanan, merupakan tempat yang subur
untuk berkembangnya mikroorganisme, termasuk mikroba pathogen. mikroba pathogen
yang berkembangbiak dalam air tercemar dapat menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit yang dapat menular dengan mudah, seperti Hepatitis A, Polliomyelitis,
Cholera, Ascariasis, dan lain sebagainya (Wardhana, 2008).
Limbah industri produk
electroplating, PVC, dan obat-obatan umumnya mengandung Kadmium (Cd). Apabila
Kadmium (Cd) tersebut diabsorbsi oleh tubuh manusia, ia akan mempengaruhi otot
polos pembuluh darah. Akibatnya tekanan darah menjadi tinggi kemudian
mengakibatkan gagal jantung. Ginjal pun dapat rusak dari keracunan Cd.
Industri plastik, sabun, dan
kosmetika umumnya menghasilkan limbah yang mengandung air raksa atau merkuri
(Hg). Gejala keracunan merkuri ditandai denga sakit kepala, penglihatan menjadi
kabur, dan daya ingat menurun. kematian dapat terjadi karena kondisi tubuh yang
makin melemah.
3. Pencemaran Daratan
Pencemaran daratan umumnya berasal
dari limbah berbentuk padat yang dibuang atau dikumpulkan disuatu tempat
penampungan. dampak nya dapat terlihat secara langsung yaitu menimbulkan
pemandangan yang tidak sedap, kotor, dan kumuh. Dampak secara tidak langsung
yang akibat pencemaran daratan yaitu, penyakit Pes, Kaki Gajah, Malaria, dan
Demam Berdarah.
1.4 Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Sebuah Solusi
Pembangunan “Pembangunan
berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat
sumber daya alam dan sumber daya manusia secara berkelanjutan, dengan cara
menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan sumber daya alam yang
menopangnya dalam suatu ruang wilayah daratan, lautan, dan udara sebagai suatu
kesatuan” (Sugadhy, 2000)
Konsep Pembangunan Berkelanjutan ini
kemudian dipopulerkan melalui laporan WCED berjudul “Our Common Future”
(Hari Depan Kita Bersama) yang diterbitkan pada 1987. Laporan ini
mendefinisikan Pembangunan Berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi
kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Pembangunan berkelanjutan hadir
sebagai sebuah solusi dari pembangunan konvensional yang hanya mengejar
pertumbuhan ekonomi semata. Pembangunan konvensional yang selama ini dikejar
melalui industrialisasi dan eksplotasi sumberdaya alam, tentunya hanya
mengedepankan keuntungan pembangunan sesaat tanpa mengedepankan kemampuan alam
dan lingkungan untuk tetap mendukung keberlangsungan proses pembangunan
kedepan.
Pada intinya pembangunan
berkelanjutan memiliki dua unsur pokok, yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi
terutama bagi kaum miskin, dan kedua adanya keterbatasan sumber daya dan
teknologi serta kemampuan organisasi sosial dalam memanfaatkan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan masa kini dan masa mendatang. Untuk itu, Komisi Brandtland
memberikan usulan penting dalam pembangunan berkelanjutan yaitu adanya
keterpaduan konsep politik untuk melakukan perubahan yang mencakup berbagai
masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
sendiri mencakup tiga dimensi yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam
dimensi ekonomi terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai antara lain upaya
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memerangi kemiskinan, serta mengubah produksi
dan konsumsi ke arah yang seimbang. Sedangkan dimensi sosial berhubungan dengan
pemecahan masalah kependudukan, perbaikan pelayanan masyarakat, peningkatan
kualitas pendidikan, dan lain-lain. Adapun dimensi lingkungan memiliki
tujuan-tujuan antara lain upaya pengurangan dan pencegahan terhadap polusi,
pengelolaan limbah serta konservasi/preservasi sumber daya alam. Dengan
demikian tujuan pembangunan berkelanjutan terfokus pada ketiga dimensi di atas
yaitu keberlanjutan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi (economic growth),
keberlanjutan kesejahteraan sosial yang adil dan merata (social progress) serta
keberlanjutan ekologi dalam tata kehidupan yang serasi dan seimbang (ecological
balance).
Menurut Brandtland langkah-langkah
yang dapat diambil untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, yaitu:
1. Menata kembali pertumbuhan ekonomi
serta meningkatkan kualitasnya
2. Memenuhi kembali kebutuhan pokok
warga akan pekerjaan, makanan, energy, air, dan sanitasi.
3. Menjada perkembangan penduduk agar
tetap seimbang dengan daya dukung lingkungan untuk menghasilkan produksi.
4. Melakukan konservasi dan menambah
sumber daya yang tersedia.
5. Reorientasi penggunaan teknologi dan
manajemen resiko, juga
mengintegrasikan kebijakan ekonomi dengan kebijakan lingkungan dalam pengambilan keputusan.
mengintegrasikan kebijakan ekonomi dengan kebijakan lingkungan dalam pengambilan keputusan.
Apabila langkah-langkah pembangunan
berkelanjutan tersebut dilaksanakan dengan baik, niscaya akan memberikan
manfaat yang nyata bagi pemerintah, usaha swasta dan masyarakat, yang ketiganya
merupakan pilar utama dalam pemerintahan baru yang lebih baik (Good
Governance). Hal ini terjadi karena dapat menjaga kesinambungan pembangunan,
menjamin ketersediaan sumber daya, menjunjung tinggi harkat dan martabat warga
serta meningkatkan pemerintahan yang lebih baik. Pembangunan yang terkendali
dengan baik tidak akan merusak sumber daya alamnya. Penggunaan sumber daya alam
harus dilakukan dengan bijak dan penuh kehati-hatian agar persediaan sumber
daya terjamin guna mendukung pembangunan.
Sehingga pembangunan yang
berlangsung saat ini tidak hanya upaya industrialisasi dan eksplotasi
sumberdaya alam untuk mengejar pertumbuhan ekonomi semata. Hal ini juga
merupakan pembangunan ekonomi yang tetap mempedulikan kelangsungan lingkungan
agar proses pembangunan yang ada dapat terus dilakukan hingga generasi yang
akan datang.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan:
Pembangunan ekonomi selalu terlihat
dari banyaknya pembangunan di sektor ekonomi yang lebih ditujukan pada
pembangunan sarana tanpa melihat dampaknya yang dipikirkan adalah keuntungan
semata yang mengeksploitasi sumberdaya alam besar-besaran padahal dampak yang
terjadi sangat merugikan mengakibatkan alam kita rusak sehingga terjadi
pencemaran dimana-mana. Semula yang terbayang hanya kesenangan tetapi yang
dihasilkan sebaliknya. Maka dari itu sebagai generasi penerus kita harus
memperbaiki mulai dari sekarang, agar menciptakan bangsa Indonesia yang tentram
dan sejahtera.
3.2 Saran:
Pembangunan berkelanjutan harus dimulai dari sekarang dan
harus ditanamkan pada setiap jiwa masyarakat Indonesia agar sumberdaya alam
yang dimiliki tetap terjaga dan dapat dilestarikan, serta pembangunan
ekonomipun dapat berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Barber,
dkk. 2005. Meluruskan Arah Pelestarian Keanekaragaman Hayati dan Pembangunan di
Indonesia . Jakarta : Obor Indonesia.
Sugandhy,dkk.2000.
Prinsip Dasar Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Smith
C Stephen, Todaro P. Michael. 2006. Pembangunan Ekonomi. Munandar, dkk,
penerjemah. Jakarta: PT Erlangga. Terjemahan dari: Economic Development.
Wardhana, Wisnu Arya.2008.Dampak Pencemaran
Lingkungan.Penerbit Andi:Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar