Jumat, 23 Mei 2014

`MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN “TEORI ROSTOW”

`MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN
“TEORI ROSTOW”

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
W. W Rostow adalah seorang ahli ekonomi ,Teori ini berawal dari artikel Rostow yang dimuat dalam economics journal maret 1956. Dan kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya. Teori rostow ini dikelompokkan kedalam model jenjang linier (linier stages moder).
W.W. Rostow merupakan seorang ekonom Amerika Serikat yang menjadi Bapak Teori Pembangunan dan Pertumbuhan. Teorinya mempengaruhi model pembangunan di hampir  semua Dunia Ketiga. Pikiran Rostow pada dasarnya dikembangkan dalam konteks perang dingin serta membendung pengaruh sosialisme. Itulah makanya, pikiran Rostow pertama dituangkan dalam makalah yang secara jelas sebagai manifesto non-komunis. Dalam tulisan yang berjudul The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto, Rostow membentangkan pandangannya tentang modernisasi yang dianggapnya sebagai cara untuk membendung semangat sosialisme.
Menurut Rostow proses pembangunan ekonomi bisa dibedakan kedalam lima tahap. Lima tahap tersebut adalah karakteristik perubahan keadaan ekonomi, social dan politik yang terjadi.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah defenisi teori pembangunan ekonomi Rostow?
2.      Apa saja tahapan-tahapan yang diperlukan dalam teori pembangunan ekonomi Rostow?
3.      Apakah keunggulan dan kelemahan dari teori Rostow?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan  apa itu teori pembangunan eknomi Rostow, apa saja tahapan-tahapan yang ada dalam teori tersebut dan juga berusaha untuk  menganalisis keunggulan dan  kelemahan teori Rostow.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian pembangunan ekonomi menurut Teori Rostow
Pembangunan ekonomi menurut Rostow adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan karekteristik penting suatu masyarakat, misalnya perubahan keadaan sistem politik, struktur social, system nilai dalam masyarakat dan struktur ekonominya
Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau proses tranformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses yang multidimensional. Pembangunan ekonomi bukan berarti hanya perubahan struktur ekonomi suatu Negara tetapi juga ditunjukan oleh peranan sector pertanian dan peranan sektor industri. menurut rostow pembangunan ekonomi berarti pula sebagai suatu proses yang menyebabkan antara lain :
1.      Perubahan orientasi organisasi ekonomi , politik , dan social yang pada mulanya berorientasi kepada  suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
2.      Perubahan  pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
3.      Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakuakn investasi yang tidak produktif (menumpuk  emas , membeli rumah dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif.
4.      Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi , merangsang pembangunan ekonomi ( misalnya penghargaan terhadap waktu , penghargaan terhadap prestasi perorangan)

2.2  Tahapan-tahapan yang diperlukan dalam teori pembangunan ekonomi Rostow
1.      Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
Menurut Rostow, yang dimaksud dengan masyarakat tradisional adalah masyarakat yang fungsi produksinya terbatas yang ditandai oleh cara produksi relative masih primitif (yang didasarkan pada ilmu dan teknologi pra-Newton) dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun-menurun.
Dalam suatu masyarakat tradisional menurut Rostow tingkat produktifitas perpekerja masih rendah, oleh kerena itu sebagian besar sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor pertanian. Dalam sektor pertanian ini, struktur sosial bersifat hierarkis, yaitu anggota masyarakat mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk mengadakan mobilitas secara vertikal dalam struktur sosial.
Ciri-ciri tahap masyarakat tradisional adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih primitif, dan tingkat produktifitas masyarakat rendah.
2.      Struktur sosial bersifat hierarkis, yaitu kedudukan masyarakat tidak berbeda dengan nenek moyang mereka.
3.      Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tangan tuan tanah.

2.      Tahap Prasyarat Tinggal Landas (The Pre-Conditions for Take-off)
Tahap ini merupakan masa transisi di mana prasyarat-prasyarat pertumbuhan swadaya yang dibangun atau diciptakan. Prasyarat lepas landas didorong oleh empat kekuatan: pembelajaran baru, monarki baru, dunia baru,agama baru atau reformasi.
Pendidikan bagi orang-orang tertentu, meluas dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan kehidupan modern. Manusia baru memasuki sector swasta, pemerintah yang menggalakkan tabungan dan mengambil resiko dalam mengejar keuntungan modernisasi. Bank dan lembaga lain mengerahkan model. Perusahaan manufaktur muncul dimana-mana dengan menggunakan metode baru. Prasyarat yang diperlukan untuk mempertahankan untuk mempertahankan industrialisasi menurut Rostow adalah: (1) Perluasan modal overhead social, (2) Resolusi teknologi di bidang pertanian dan (3) Perluasan impor termasuk impor modal.
Lebih lanjut menurut Rostow, hakikat masa peralihan adalah sebagai akibat kenaikan investasi ke suatu tingkat yang secara teratur, mrndasar, dan nyata-nyata melampaui tingkat pertumbuhan penduduk.

3.      Tahapan Tinggal Landas (The Take-off)
Pertumbuhan ekonomi selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar-pasar baru. Sebagai akibat dari perubahan¬perubahan tersebut secara teratur akan tercipta inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Investasi yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan per kapita semakin besar.

Menurut taksiran Rostow, masa tinggal landas di beberapa negara adalah seperti tampak pada Tabel di bawah ini.

Negara
Take-Off
Keterangan
Inggris
1783 - 1802
Industri tekstil
Perancis
1830 - 1860
Jaringan jalan kereta api
Belgia
1833 - 1860
-
Amerika Serikat
1843 - 1860
Jaringan jalan kereta api
Jerman
1850 - 1873
Jaringan jalan kereta api
Swedia
1868-  1890
Industri kayu
Jepang
1878 - 1900
Industri sutera
Rusia
1890 - 1914
Jaringan jalan kereta api
Kanada
1896 – 1914
Jaringan jalan kereta api
Argentina
1935
Industri substitusi impor
Turki
1937
-
India
1952
-
Cina
1952
-
Dari Tabel di atas bisa disimpulkan bahwa:
·         sebagian besar negara Barat mencapai masa tinggal landas pada abad yang lalu, kecuali Inggris, yang sudah mencapainya seabad sebelumnya.
·         masa tinggal landas itu berkisar antara 20 - 30 tahun.
Rostow mengemukakan 3 ciri utama dan negara-negara yang sudah mencapai masa tinggal landas yaitu:
1.      Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen dari Produk Nasional Bersih (Net National Product= NNP).
2.      Terjadinya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors).
3.      Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Di sini juga termasuk kemampuan negara tersebut untuk mengerahkan sumber-sumber modal dalam negeri, karena kenaikan tabungan dalam negeri peranannya besar sekali dalam menciptakan tahap lepas landas. Inggris dan Jepang, misalnya mencapai masa tinggal landas tanpa mengimpor modal (bantuan luar negeri) sama sekali.
Menurut Rostow  perkembangan sektor pemimpin (leading sector) berbeda¬beda untuk setiap negara. Di Inggris, tekstil katun merupakan sektor pemimpin pada masa tinggal landasnya, sedangkan perkembangan jaringan jalan kereta api memegang peranan yang sama di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Kanada, dan Rusia. Di Swedia, sektor pemimpin adalah industri kayu, di Jepang sutera, dan Argentina adalah industri substitusi impor barang-barang konsumsi.
Berdasarkan pada kenyataan tersebut, Rostow mengambil kesimpulan bahwa untuk mencapai tahap tinggal landas tidak satu sektor ekonomipun yang baku untuk semua negara yang bisa menciptakan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, suatu negara tertentu tidak bisa hanya sekadar mencontoh pola perkembangan sektor pemimpin negara-negara lain. Namun demikian, ada 4 faktor penting yang harus diperhatikan dalam menciptakan sektor pemimpin yaitu:
·         Harus ada kemungkinan untuk perluasan pasar bagi barang-barang yang diproduksi yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan cepat.
·         Dalam sektor tersebut harus dikembangkan teknik produksi yang modern dan kapasitas produksi harus bisa diperluas.
·         Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan sektor pemimpin.
·         Pembangunan dan transformasi teknologi sektor pemimpin haruslah bisa menciptakan kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sektor-sektor lain.

4.      Tahapan Menuju Kedewasaan
Tahap menuju kedewasaan ini diartikan rostow sebagai masa dimana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan produksi. Pada tahap ini sektor-sektor pemimpin baru akan muncul menggantikan sektor pemimpin lama yang sudah mengalami kemunduran. Sektor pemimpin baru ini coraknya ditentukan oleh perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi, dan juga oleh kebijaksanaan pemerintah.
Dalam menganalisis karakteristik tahap menuju kedewasaan, rostow menekankan analisisnya pada corak perubahan sektor pemimpin di beberapa negara yang sekarang sudah maju. Ia juga menunjukkan bahwa di tiap-tiap negara tersebut, jenis-jenis sektor pemimpin pada tahap sesudah tinggal landas adalah berbeda dengan yang ada pada tahap tinggal landas.
Kemudian Rostow mengemukakan karakteristik non ekonomis dari masyarakat yang telah mencapai tahap menuju kedewasaan antara lain:
1.      Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Peranan sektor industri smakin penting, sedangkan sektor pertanian menurun.
2.      Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan. Peranan manajer profesional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha-pemilik.
3.      Kritik-kritik terhadap industrialisasi mulai muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap dampak industrialisasi.

5.      Tahap Konsumsi Tinggi
Tahap konsumsi tinggi ini merupakan tahap terakhir dari teori pembangunan ekonomi Rostow. Pada tahap ini perhatian masyarakat telah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi.

Pada tahap ini ada 3 macam tujuan masyarakat (negara) yaitu:
1.      Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan ini bisa berakhir pada penjajahan terhadap bangsa lain.
2.      Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem pajak yang progresif.
3.      Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) menjadi meliputi pula barang-barang konsumsi tahan lama dan barang-barang mewah.
2.3  Keunggulan dan Kelemahan dari Teori Rostow
A.    Keunggulan dari Teori Rostow
1.      Memberikan kejelasan tahapan-tahapan pencapaian kemajuan yang meliputi : 1) masyarakat tradisional, 2) masyarakat pra kondisi tinggal landas, 3) masyarakat tinggal landas, 4) masyarakat kematangan pertumbuhan dan 5) masyarakat dengan konsumsi biaya tinggi. Tahapan tersebut memberikan tawaran secara terperinci pada pengambil kebijakan di sebuah Negara tentang tahapah dan prasyarat dari pencapaian tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan sebuah Negara menjadi lebih maju. Kejelasan teori yang disampaikan oleh Rostow itulah yang melatarbelakangi banyak Negara berkembang menerapkan teori ini dalam pembangunan mereka.
2.      Petunjuk jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara praktis dalam memperoleh sumberdaya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang tinggi. Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:
a.       Dana investasi dari pajak yang tinggi
b.      Dana invesatasi dari pasar uang atau pasar modal
c.       Melalui perdagangan internasional
d.      Investasi langsung modal asing

B.     Kelemahan dari teori Rostow
Adapun kelemahan teori rostow adalah sebagai berikut:
1.      Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak seperti yang diharapkan oleh teori ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian. Akibat lanjutannya adalah sebuah Negara menjadi sulit untuk berkembang dan melalui tahap tinggal landas.
2.      Dengan dasar teori ini, seringkali Negara harus melakukan mobilisasi seluruh kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat investasi produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu adalah terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam dan bahan-bahan mentah, tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan di masa yang akan dating. Kerusakan alam justru berakibat pada penurunan ekonomi masyarakat tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya penyakit, kerawanan sosial, dsb.
3.      Negara yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumberdaya modal dari investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini biasanya dalam bentuk pinjaman, baik dari Negara, kreditor, maupun dari lembaga-lembaga internasional seperti bank dunia, IMF atau dari MNC (Multi Natioanl Corporation). Pinjaman juga sering diberikan pada pemerintah Negara berkembang untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Dari pola itu terlihat terdapat ketidak seimbangan posisi karena Negara berkembang tersebut berposisi sebagai debitor, sedangkan Negara asing atau lembaga asing adalah kreditor. Negara berkembang selanjutnya sering ditekan sehingga yang tampak, pemerintah Negara berkembang tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan dari Negara asing atau lembaga asing yang ingin mensukseskan agenda-agenda politik maupun ekonominya di Negara yang sedang berkembang. Negara berkembang juga seringkali terjerat utang dan sulit untuk menyelesaikan persoalan utang sehingga menjadikan mereka sulit menuju kemajuan yang diharapkan. 
4.      Tahap tinggal landas merupakan tahap yang sangat kritis. Dalam teori yang disampaikan oleh Rostow, justru tidak memberikan penekanan pada bagaimana mengatasi problematika yang kritis dalam tahap tinggal landas. Rostow tidak memberikan pembahasan yang mendalam bagaimana cara mengatasi efek negatif dari sebuah pertumbuhan ekonomi yang dipercepat, seperti misalnya efek kesenjangan sosial, distabilitas sosial dan distabilitas politik yang seringkali justru berakibat pada kehancuran yang mendalam seperti yang misalnya terjadi di Indonesia



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan:
Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau proses tranformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses yang multidimensional. Pembangunan ekonomi bukan berarti hanya perubahan struktur ekonomi suatu Negara tetapi juga ditunjukan oleh peranan sector pertanian dan peranan sektor industri.
Menurut Rostow, proses pembangunan ekonomi bisa dibedakan ke dalam 5 tahap yaitu mesyarakat tradisional (the traditional society), prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take-off), tinggal landas (the take-off), menuju kedewasaan (the drive to maturity), dan masa konsumsi tinggi (the age of higt mass-consumtion).
Menurut Rostow Bahwa untuk mencapai tahap tinggal landas tidak satu sektor ekonomipun yang baku untuk semua negara yang bisa menciptakan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, suatu negara tertentu tidak bisa hanya sekadar mencontoh pola perkembangan sektor pemimpin negara-negara lain.
3.2  Saran:
            Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1.      Pendidikan adalah faktor utama penentu pembangunan ekonomi, sehingga untuk menciptakan pembangunan, pendidikan harus menjadi aspek utama yang dibangun.
2.      Teknologi yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi adalah teknologi yang tepat guna dan dapat menyerap tenaga kerja.
3.      Dalam melaksanakan pertumbuhan ekonomi seharusnya disesuaikan dengan kondisi suatu negara, jangan terlalu prematur mrrnghadapi pertumbuhan ekonomi karena dapat menimbulkan pemborosan sumber daya dan kekecewaan baik secara politik maupun psikologi.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Arief. 2000, Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta : Gramedia Pustaka  Utama     
Fakih, Mansour. 2001. Sesat Pikir Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Insist Press.
Fakih, Mansour. 2001. Sesat Pikir Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Insist Press

Http:// teori-pembangunan-ww-rostow.html.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar