Kamis, 29 Mei 2014

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI
KONDISI PEREKONOMIAN MAKRO INDONESIA SAAT INI
Oleh Ramadhan Azzahir

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional. Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Masalah-masalah makro ekonomi terjadi di setiap negara, baik Negara maju dan juga negara berkembang. Oleh karena itu, Pemerintah menciptakan  kebijakan-kebijakan makro ekonomi agar pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik. Makalah ini akan membahas mengenai kebijakan-kebijakan makro ekonomi yang ada di Indonesia dan masalah ekonomi yang terjadi.
Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan ekonomi pun semakin berkembang. Dulu kegiatan ekonomi dilakukan dengan sangat sederhana. Seperti contohnya adanya sistem barter yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Akan tetapi dengan berkembangnya kegiatan ekonomi, tujuan kegiatan ekonomi pun berubah, yang semuladiliakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari, kini kegiatan ekonomidilakukan untuk memperoleh keuntungan (profit). Perkembangan ekonomi yang semakin majumenjadikan masalah- masalah dalam perekonomian pun menjadi semakin kompleks. Sehinggateori- teori sebelumnya tidak bisa digunakan untuk menjelaskan beberapa masalah perekonomian yang terjadi. Hal ini akhirnya mengakibatkan banyak para ahli ekonomi yang mencoba untuk menjawab pertanyaan dari beberapa masalah perekonomian yang belum bisa dijelaskan olehteori sebelumnya. Oleh karena itu dalam makalah ini, kami akan membahas tentang perkembangan teori ekonomi mikro-makro. Bagaimana teori ekonomi klasik (Adam Smith) danteori ekonomi makro (John Maynard Keynes) menjelaskan tentang beberapa masalah yang terjadi dalam perekonomian serta kami akan membandingkan kedua teori tersebut dalammenjelaskan beberapa masalah dalam perekonomian.
Kita sepakat mengatakan, kondisi ekonomi makro saat ini adalah stabil. Hal itu didasarkan pada rendahnya suku bunga, rendahnya inflasi dan stabilnya nilai tukar rupiah. Cadangan devisa juga menguat. Semuanya dinyatakan dalam pengertian yang relatif, mengingat di antara variabel tersebut tetap saja diikuti gejolak, walau dalam skala rendah. Secara logika keadaan ini sudah harus mampu mendorong perkembangan sektor riil. Namun demikian, hal itu tidak juga terjadi. Memang banyak faktor yang menyebabkan mengapa hal itu tidak terjadi yang antara lain oleh faktor ekonomi maupun non ekonomi. Faktor ekonomi umpamanya adalah masalah transportasi, jalan dan jembatan, energi listrik dan sebagainya. Sementara dari faktor non ekonomi seperti masalah hukum (ketidak pastian hukum), masalah politik (meningkatnya suhu politik menghadapi pemilu 2009), masalah sosial (meninggkatnya kriminalitas yang muncul dampak dari pengangguran yang tinggi). Masalah transportasi/jalan raya/jembatan yang jelek berakibat pada turunnya tingkat efisiensi perusahaan. Waktu angkutan barang baik bahan baku maupun barang jadimenjadi semakin panjang. Biaya penyusutan modal angkutan juga semakin tinggi.Akibatnya biaya angkut menjadi naik. Hal lainnya adalah distribusi barang menjaditak merata, yang akhirnya akan mengundang kenaikan harga barang pada daerah-daerah tertentu, yang menciptakan kondisi perekonomian terganggu. Faktor non ekonomi memberikan andil yang besar mengapa kondisi ekonomi makroyang stabil tidak juga mendorong sektor riil. Kita bertanya apa sebenarnya investasi itu. Investasi adalah dana yang ditanamkan dalam perusahaan yang dapat menambah peralatan modal atau peralatan sektor produktif sehingga dapat mendorong kemampuan berproduksi. Inilah yang disebut dengan real investment. Apa yang terjadi saat ini adalah financal investment, yang pada dasarnya tidak menambah peralatan produksi tapi hanya memperbesar arus uang saja. Terjadi pertukaran uang dengan uang tidak pertukaran uang dengan barang. Di sini tidak ada penambahan produksi. Hal ini disukai oleh investor (financial investor) karena setiap saat iadengan mudah dapat menarik kembali dananya jika suatu waktu keadaan ekonomi gawat. Ini berbeda dengan real investment dimana dananya sudah berubah menjadi peralatan produksi, yang tidak bisa ditarik kembali walau keadaan ekonomi gawat.Oleh sebab itu bagi investor yang melakukan real investment ia harus mempelajari betul waktu yang tepat untuk melakukan investasi. Berdasarkan pengertian di atas siapa yang mau menanamkan modalnya ( realinvestment) dalam suatu situasi yang tidak menjamin atas keselamatan investasi tersebut. Kita tidak menampik, persoalan politik saat ini tidak pernah mereda walau tidak menciptakan situasi gawat. Masalah jaminan terhadap keselamatan investasi juga tidak pernah dibicarakan.. Ini semua menciptakan keraguan bagi calon investor. Yang menonjol antara lain adalah masalah birokrasi, tanah dan perburuhan. Walau sengketa mengenai masalah pertanahan sering dimenangkan oleh pihak investor tapi semuanya itu dicapai dengan tenaga dan waktu serta biaya yang tinggi. Demikian juga mengenai masalah perburuhan dimana terjadinya pengkavlingan antara pihak  pengusaha dengan pihak pekerja. Masing-masing merasa lebih menentukan jalannya perusahaan sehingga terjadi sengketa. Saling ancam mengancam antar keduanya juga sering terjadi yang diakhiri dengan kerugian kedua belah pihak. Hasrat untuk melakukan investasi juga menurun. Masalah pemilu dan masalah krimalitas tinggi menduduki tempat khusus. Di antara partai politik pasti memikirkan bagaimana dapat mempertahankan atau merebut kekuasaan yang ada. Ini juga suatu waktu yang tidak tepat untuk melakukan investasi. Keadaan ini akan berlanjut sampai pada pembentukan pemerintahan yang baru bersama presiden terpilihnya. Inipun masih dipersoalkan lagi, siapa siapa yang duduk di dalam kabinet pemerintahan sebagai menteri. Pribadi dan ketangguhan menterinya tentu menentukan keberhasilan pemerintah. Tingkat kriminalitas yang tinggi yang muncul dari tidak adanya lowongan kerja cukup meresahkan para investor. Sulit kiranya dapat mengatasi masalah ini selama jumlah tenaga kerja menganggur masih tinggi. Keadaan ini dapat mengganggu jalannya perusahaan maupun pribadi pengusaha. Berdasarkan keterangan di atas apalah artinya ekonomi makro yang stabil jika kestabilan tersebut tidak dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Penciptaan kestabilan itu bukan tidak mempergunakan biaya. Puluhan triliun dipakai untuk menstabilkan ekonomi makro namun perekonomian tidak juga semakin membaik .Untuk kestabilan moneter sedikitnya tiga puluh triliun rupiah dana yang dikeluarkan Bank Indonesia setiap tahunnya sebagai bunga dana masyarakat yang disimpan dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia. Jumlah ini belum termasuk biaya biaya lainnya yang dikeluarkan pemerintah seperti subsidi dan bantuan pada masyarakat miskin. Tapi pengangguran dan kemiskinan terus juga bertambah. Tidak ada penguatan faktor fundamental ekonomi yang terjadi dari kestabilan moneter yang berjalan. Situasi ekonomi tetap saja melemah dan arah perekonomian tetap ditentukan oleh pergolakan ekonomi luar negeri. Sifat ketergantungan ekonomi Indonesia dengan luar negeri semakin hari semakin kuat. Demikian juga halnya dengan jumlah warga miskin yang terus bertambah dan menurunnya kualitas hidup warga. Berbagai kelangkaan atas barang kebutuhan pokok seperti beras, kedelai, terigu, minyak goreng, minyak tanah, bensin dan lain sebagainya membikin rakyat menderita. Daya beli rakyat yang menurun akibat dari kenaikan harga ini akhirnya memukul pula kehidupan para pedagang dan sektor produktif skala kecil karena omzet penjualan dan produksi semakin menurun. Gerak negatif perekonomian dimulai dari keterbatasan pasokan barang yang diikuti oleh kenaikan harga harga barang dan diteruskan dengan melemahnya daya beli masyarakat dan kemunduran usaha para pedagang dan sektor produktif skala kecil, yang umumnya adalah ekonomi rakyat.
B.     Permasalahan
Indonesia adalah Negara berkembang yang masih memiliki masalah khususnya masalah ekonomi, baik ekonomi mikro ataupun ekonomi makro. Dalam makalah ini akan membahasan mengenai kondisi makro ekonomi dan bagaimana kebijakan-kebijan ekonomi makro di Indonesia, apakah sudah berjalan dengan baik?.
C.     Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kondisi makro ekonomi di Indonesia, membahas mengenai kebijakan makro ekonomi yang ada masalah makro ekonomi yang sedang terjadi di Indonesia.
D.    Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada teman-teman semua untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam masalah kondisi ekonomi makro yang terjadi di indonesia saat ini serta kondisi saat pemulihan dari masalah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kondisi ekonomi makro Indonesia
Fundamental ekonomi makro Indonesia saat ini jauh lebih kuat untuk menghadapi ancaman krisis ekonomi dibandingkan dengan kondisi ekonomi pada 1997. Jika dilihat dari sisi arus investasi portofolio, keadaan Indonesia saat ini memang sama seperti yang terjadi pada 1997. Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) yang mencapai indeks 2000 merupakan angka tertinggi dalam sejarah Indonesia. Meski demikian, konstelasi perekonomian sekarang jauh lebih bagus dari 2007. Hal itu ditandai dengan kuatnya cadangan devisa saat ini yang mencapai 49 miliar dolar AS, sedangkan pada 1997 cadangan devisa diserbu para spekulan. Indikasi kuatnya perekonomian tersebut adalah nilai ekspor yang menguat, selain itu ditandai juga dengan penguatan nilai rupiah.
Namun, tidak ada buruknya jika dilakukan langkah pencegahan terhadap munculnya krisis ekonomi Asia, sehingga negara-negara di ASEAN lebih siap menghadapinya. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan kerjasama ekonomi secara internasional untuk menggalang kekuatan ekonomi bersama. Kuatnya perekonomian juga ditandai dengan nilai investasi yang positif di mana modal yang masuk lebih besar dari pada modal yang ke luar. Kondisi tersebut berbeda jauh dibanding pada 2007 di mana investasi yang datang banyak yang hengkang. Karena itu, modal yang masuk saat ini harus dipertahankan agar tidak ke luar sehingga dapat memperkuat perekonomian disamping cadangan devisa yang besar harus dipertahankan.
Namun permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum bergeraknya sektor riil. Uang yang diperoleh dari penanaman modal, yang sebenarnya merupakan dana jangka pendek, banyak digunakan untuk investasi jangka panjang seperti investasi properti.
Ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat.dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. dengan pendapatan nasional per tahun indonesia mampu memberikan kemajuan.ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat ini.salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi.
Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat kita rasakan pertumbuhan ekonomi itu meningkat.Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan I-2011 masih akan tumbuh tinggi, yakni di kisaran 6,4 %. Sehingga, sepanjang tahun ini, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh di kisaran 6 - 6,5 %.
Permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi, juga akan tumbuh pesat., Indonesia sudah melalui tantangan yang di 2012. Dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di tahun lalu, yakni 6,1 persen, akan mempermudah mencapai target pertumbuhan di 2013. Meski demikian, inflasi tinggi masih akan menjadi tantangan serius di tahun ini.
Ekonomi makro indonesia adalah sistem yang melakukan analisa mengenai segala bentuk perubahaan kondisi ekonomi indonesia untuk mencapai hasil analisa terbaik. Bentuk perubahaan ekonomi yang dimaksud di sini meliputi tentang pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, dan kestabilitasan harga, serta tercapai atau tidaknya kesimbangan neraca yang dilakukan secara berkesinambungan.

Namun perlu diketahui juga bahwa karakter ekonomi indonesia ini termasuk dalam kategori Small Open Economy yang berarti bahwa kondisi perekonomian indonesia dipengaruhi tidak hanya karena perekomian di dalam negeri namun juga dipengaruhi oleh perekonomian yang terjadi di negara-negara maju serta beberapa negara yang termasuk negara tujuan ekspor. Itu artinya Indonesia punya tantangan tersendiri untuk berusaha menyeimbangkan pasar keuangan internasional dengan pasar keuangan nasional.
Di sini lain ada juga tiga variabel yang ada dalam ekonomi makro Indonesia yang pada kenyataannya memiliki cakupan lebih luas dalam perekonomian Indonesia.
Tiga Variabel dalam Ekonomi Makro Indonesia :
1.      Nilai Tukar Rupiah
2.      Tingkat Suku Bunga
3.      Inflasi
Konsumsi privat, pengeluaran pemerintah, impor dan ekspor, serta investasi adalah dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut di dalam permintaan agregat.

Semakin membaik atau tidaknya permintaan agregat itu tergantung semakin baik atau tidaknya varibel di atas. Dan supaya perekonomian indonesia dapat berkembang sesuai keinginan masyarakat dan pemerintah maka harus mendapat penanganan yang seimbang. Hal ini dikarenakan selain permintaan agregat ada juga penawaran agregat yang meliputi pasar tenaga kerja dan teknologi atau yang kita kenal dengan IPTEK.
 Yang lalu mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2011, saat itu menurut RAPBN 2011 diperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai angka 6,4% yang berarti mengalami peningkatan 0,6 persen lebih tinggi dari pada tahun 2010 yang hanya sebesar 5,8 %. Dan perkiraan pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 – 2014 diprediksi mencapai angka antata 6,4% sampai dengan 7,7%. 
Namun seperti pada artikel sebelumnya menjelaskan bahwa prediksi ekonomi Indonesia 2013 baru akan mencapai angka 6,8%.
Selain penjelasan di atas, ada juga sebagian pihak memiliki asumsi dan skenario makro ekonomi Indonesia hingga tahun 2025 mendatang.
            Jika dilihat dari sisi makro, nilai tukar mana uang juga merupakan salah satu variabel penting bagi
kondisi ekonomi Indonesia. Sesuai dengan data dari BI (Bank Indonesia) tahun 2010 dan 2011 rupiah mengalami penguatan nilai tukar sebesar lebih dari 3,8% meskipun di beberapa hari pada bulan-bulan tertentu nilai tukar rupiah mengalami pergerakan melemah. Demikian juga yang kita amati di tahun 2012. Melemahnya nilai rupiah di beberapa waktu tersebut salah satu penyebabnya dikarenakan kondisi pasar yang tidak menentu sehingga membuat para pelaku pasar cenderung menunjukkan penurunan aktivitas pada pasar uang sehingga menyebabkan rupiah melemah.
Sebenarnya, nilai tukar rupiah masih memiliki kemungkinan untuk lebih menguat ladi dan lebih stabil lagi karena kondisi makro ekonomi di dalam negeri saat ini lebih baik jika dibandingkan dengankondisi ekonomi global. Namun ada penghalang yang mencegah rupiah untuk terus menguat, yaitu terdapat beberapa investor dari luar yang masih melepas saham pada pasar ekuiti lokal.
Di lain pihak kenaikan mata uang di Asia memperlihatkan dukungan juga terhadap pergerakan mata uang di dalam negeri. Dan pemerintah juga terus berusaha untuk mencegah anjloknya nilai rupiah agar stabilitas kondisi ekonomi Indonesia tidak terganggu. Selain itu juga pemerintah bertujuan untuk menekan tingkat inflasi.
Terjadinya inflasi disebabkan karena meningkatnya harga barang secara umum dalam waktu yang berlangsung terus-menerus. Hal ini juga disebabkan beberapa faktor yang berkaitan dengan mekanisme pasar, yaitu :
1.      Meningkatnya daya konsumsi masyarakat.
2.      Terhambatnya pendistribusian barang.
3.      Spekulasi yang memicu konsumi karena berlebihnya likuiditas di pasar.
`           Selain beberapa penjelasan di atas mengenai ekonomi makro Indonesia, sebenarnya ada satu masalah lagi yang juga menjadi masalah utama ekonomi di Indonesia, yaitu jumlah penduduk miskin yang masih cukup besar. Menurut data terakhir dari Badan Statistik Nasional bulan Maret tahun 2012 saja angka kemiskinan Indonesia masih mencapai angka 11,96% atau sekitar 29,13 juta jiwa. Meskipun sudah mengalami peningkatan dari tahun 2011 yang mencapai angka 12,49% atau sekitar 30 juta orang. Yah, mungkin ini masih menjadi tugas pemerintah lagi untuk menekan angka kemiskinan di Indonesia yang juga memiliki pengaruh besar terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. Tentunya hal ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan kita semua.

KONDISI EKONOMI MAKRO SAAT INI:
 1 Oktober 2012
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Januari 2012 terjadi inflasi sebesar 0,76%. Inflasi Januari 2012 lebih rendah dibanding di 2011 lalu 0,89% . Besaran inflasi year on year di Januari 2012 lalu mencapai 3,65% dan masih dibawah anggaran APBN 2012 sebesar 5.3%.Inflasi pada tahun 2011 dicapai sebesar 3.79%. Tahun 2012 BI menargetkan inflasi 4.5% +/- 1%. Dengan nilai Inflasi yang rendah
diawal tahun 2012 sinyal yg baik untuk tahun 2012. Great Macro ekonomi Maintenance.

18 Januari 2012
Moody's Ratings menaikan peringkat invesment grade RI dari ba1 menjadi baa3, peningkatan rating ini akan memberi katalis buat peningkatan investasi di dalam negeri sehingga dapat menggerakan sektor ril dan sector-sektornya banking, infrastruktur, consumer, sement, property, dll pada pasar modal maupun dunia bisnis umumnya.
Dengan naiknya peringkat “invesment  grade” tersebut menunjukan bahwa stabilitas makro dan mikro ekonomi, politik dan sosial dipandang sehat di mata seluruh dunia.

15 Desember 2011
Pada tgl. 15 Desember, hari ini Indonesia memperoleh kenaikan peringkat menjadi "INVESTMENT GRADE" oleh lembaga peringkat kelas dunia FITCH RATINGS. Dengan naiknya peringkat ini sesuai dengan kinerja dari pemerintah yang dapat mempertahankan stabilitas makroekonomi. Moment ini menjadi peluang Indonesia untuk lebih meningkatkan kembali performan Fundamental. 

14 November 2011
Pada tgl. 10 November 2011 Bank Indonesia kembali menurunkan BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 6%. Penurunan tersebut sebagai strategi monetary fiscal untuk menggerakan ekonomi domestik dan untuk mengantisipasi krisis utang Yunani dan Italia. Dengan penurunan BI rate ini maka diharapkan akan memperkuat sektor ril sehingga pasar domestik akan tetap berjalan sehingga pertumbuhan ekonomi masih dapat melanjutkan kenaikannya. Peluang tersebut sangat baik untuk peluang investasi kedepan, sehingga akan mengalir dana dari luar untuk investasi di Indonesia. Dengan mengalirnya dana ke sektor ril maka akan menguatkan nilai rupiah terhadap dolar dan peluang ini sangat bermanfaat terhadap utang luar negeri RI yang akan menjadi ringan pembayarannya.


22 JUNI 2011
Terjadi penurunan index secara global, baik untuk IHSG maupun regional. Penurunan tersebut disebabkan karena kekawatiran akan negara Yunani harus membayar utangnya (sudah jatuh tempo) sementara itu kemampuan untuk membayar tidak ada.
            Berapa besarkah pengaruh Yunani terhadap Uni Eropa atau regional?
Bila dilihat berdasarkan besarnya kontribusi GDP dari Yunani kepada Uni Eropa maka sangat kecil yaitu sebesar 2%. Apakah dampak dari krisis Yunani akan mempengaruhi regional?  Dengan kontribusi GDP 2% maka tidak akan mempengaruhi secara signifikan, karena negara besar di Uni Eropa sanggup untuk membantunya.


17 NOVEMBER 2010
            BI masih tetap mempertahankan suku bunga dilevel 6.5 dan diduga hingga akhir tahun 2010 dan awal tahun 2011 masih akan mempertahankan suku bunga tersebut, dengan perkiraan bahwa inflasi hingga akhir tahun masih dapat berada dibawah 6%.
Isu perang kurs saat ini sudah mulai diredakan dengan ada kesepakatan dari negera2x G20 untuk tetap menjaga kursnya masing2x negara sesuai dengan mekanisme pasar. Pesan ini sangat baik untuk mendukung perekonomian global.

18 OKTOBER 2010
            Bank Indonesia (BI) optimis target inflasi pada tahun 2010 dapat berada dibawah 6%,dengan target yang diharapkan 5.3%.
Untuk mencapai target tersebut diharapkan kebutuhan pokok dapat selalu dipenuhi sehingga tidak memicu inflasi.

4 OKTOBER 2010
           
Dengan menguatnya rupiah ternyata tidak mengurangi kinerja eksport non migas. Ini berarti penguatan rupiah terhadap dollar sudah dapat dikendalikan dampaknya terhadap nilai eksport sebagai penyumbang devisa.
            Kenaikan kumulatif ekspor sebesar 36.25% disumbang sebagian besar oleh sektor batu bara dan CPO. Dengan negara tujuan pertama Jepang, China dan USA. Indikasinya bahwa perekonomian Jepang dan USA yang terkena dampak krisis 2007
sudah mulai pulih.
Angka Inflasi september sebesar 0.44%, dengan demikian inflasi tahun kalender Januari-September 2010 sebesar 5.28% dan y o y sebesar  5.8%.
Dengan nilai inflasi yang masih terkendali kemungkinan besar BI rate besok tgl.     
 5 Oktober akan tetap berada dilevel 6.5. Dengan kondisi tersebut maka sektor perbankan, infrasturktur pada kuartal 4 akan masih mendominasi. Dan kemungkinan besar sektor Agri pun akan meningkat.

B.     Titik positif dan negative perekonomian Indonesia di semua sector.
Positif perekonomian Indonesia di semua sector:
Research Trimegah Securities menilai sektor ekonomi di Indonesia memiliki prospek positif dan masih akan menjadi daya tarik para investor saham di Bursa Efek Indonesia (“BEI”). Sector tersebut adalah perbankan, coal atau batubara,CPO,metal,dan retail.
Ø  Perbankan
Hanel Tania “Investor membayar lebih banyak dan lebih banyak lagi untuk bank. Perbankan, menjadi pendukung jalannya roda perekonomian, akan diuntungkan dari pertumbuhan ekonomi yang disebabkan perbaikan struktur demografi ke depan.
Ø  Coal (batu bara)
Andrian Tanuwidjaja “Diperkirakan harga batubara dunia di tahun 2012 di level USD125/ton. Tidak seimbangnya permintaan dan penawaran akan membuat harga akan terus berada di atas USD100/ton hingga  2014.


Ø  Crude Palm Oil (CPO)
Andrian Tanuwidjaja “Harga CPO akan cenderung turun hingga akhir 2011 ketika produksi mencapai puncaknya. Melihat itu sebagai titik masuk yang baik dan  menyarankan investor untuk mulai melihat kembali sektor CPO di akhir tahun 2011.
Ø  Metal
Andrian Tanuwidjaja “Di tahun 2011, kami mengestimasi rata-rata harga nikel dunia mencapai USD24,000/ton sedangkan harga timah pada level USD27,000/ton. Harga timah juga akan selalu diperdagangkan premium terhadap harga nikel.
Ø  Retail
Paul Raymond Widjaja “Pertumbuhan kelas menengah Indonesia akan menjadi katalis utama pertumbuhan jangka panjang perusahaan ritel. Mengekspektasi sektor retail akan terus diperdagangkan pada valuasi premium.
Ø  Industry
Industri sepeda motor juga mengalami kenaikan penjualan hampir 21 persen, sehingga mencapai1,994 juta unit, atau hampir menyentuh angka 2 juta unit di kuartal I-2011. Adapun televisi tabung, meskipun hampir stagnasi, masih mencatatkan pertumbuhan sekitar tujuh persen.Penjualan AC, mesin cuci, kulkas, dan sebagainya juga tumbuh tinggi.
Titik negative perekonomian Indonesia disemua sector:
Ø  Suku bunga deposito selalu berada diatas inflasi
Tingginya suku bunga kredit bukan disebabkan karena tingginya selisih bunga dan biaya operasional (overhead) saja, tetapi lebih disebabkan tingginya suku bunga deposito.Di beberapa negara tetangga, suku bunga deposito berada di bawah tingkat inflasi, sementara di Indonesia selalu berada di atas inflasi. Penurunan bunga deposito, lanjut Darmin, bisa dilakukan jika instrument moneter di Indonesia terus bertambah, sehingga masyarakat bisa mencari instrumen lain selain deposito. Suku bunga penjaminan juga harus dilihat karena selama ini selalu di atas BI rate, padahal undang-undangnya tidak mengatur itu.
Ø  Impor lebih tinggi daripada ekspor
kelemahan struktur ekonomi Indonesia karena industri bahan baku dan bahan modal sangat sedikit. Dengan pertumbuhan ekonomi 6-7 persen, maka impor tumbuh lebih cepat dari ekspor, sehingga transaksi berjalan menjadi deficit.
Ø  Korupsi
Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal.

C.     Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Ekonomi Makro di Indonesia
     Krisis Subprime mortgage dan Pelemahan US Dollar.
Krisis keuangan dunia yang sedang dihadapi saat ini salah satu penyebabnya bermula dari adanya krisis akibat default dari subprime mortgages di Amerika Serikat yang telah merugikan berbagai lembaga keuangan dunia. Akibat krisis itu Bank Sentral (Fed) Amerika terpaksa menurunkan suku bunga sampai 3% dan  menyuntikan dana segar dalam jumlah besar untuk memulihkan kepercayaan investor setelah pasar modal di  Amerika Serika Anjlok

Kenaikan Harga Minyak 
Kemelut ekonomi dunia saat ini selain dipicu oleh krisis keuangan di Amreika Serikat juga dipicu oleh kenaikan harga minyak yang mendorong kenaikan harga berbagai komoditi baik yang berhubungan langsung dengan minyak bumi maupun komoditi yang tidak berhubungan langsung tetapi terkena dampak kenaikan harga minyak. Walaupun harga BBM bersubsidi belum naik, namun kenaikan harga minyak dunia sudah dirasakan dampaknya. Harga BBM untuk industri yang mengikuti harga pasar terus naik, sehingga mendorong naiknya biaya produksi. Akibatnya harga berbagai barang sudah mulai merangkak naik. 

Kenaikan Harga Komoditi Primer 
Dampak kenaikan harga berbagai komoditi primer di dunia saat ini memiliki dua sisi yang berbeda. Sebagai produsen berbagai komoditi primer baik barang tambang seperti Nikel, batubara, emas, timah, minyak dan gas, maupun komoditi agribisnis seperti Kelapa sawit, karet, dll, kenaikan harga komoditi menyebabkan nilai ekspor Indonesia meningkat. Namun kenaikan harga komoditi juga berdampak kepada kenaikan harga barang-barang dipasar dalam negeri, seperti naiknya harga minyak goreng, kacang kedelai, batubara, dll yang menyebabkan meningkatnya biaya yang harus ditanggung masyarakat. Akibatnya daya beli masyarakat menurun karena meningkatnya inflasi.  

Kenaikan harga bahan Makanan 
Seakan reaksi berantai, kenaikan harga minyak mendorong naiknya biaya produksi dan produk substitusinya. Akibatnya harga bahan makanan juga naik. Hal ini didorong oleh kekhawatiran didunia bahan persediaan bahan makanan pokok seperti beras tidak mencukupi kebutuhan sehingga harganya naik. 

Proyeksi menurut Bank Dunia 
Dengan melambatnya ekonomi dunia, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan terkena dampaknya. Hal ini disebabkan Indonesia masih bergantung kepada ekspor kenegara maju seperti Amerika Serikat yang sedang menuju resesi sehingga permintaan terhadap produk impor menurun.  

Dan mengenai kerangka asumsi makro ekonomi Indonesia yang diakui pemerintah selama ini selalu mempertimbangkan baik faktor eksternal maupun internal dalam penetapannya.
Faktor eksternal yang akan mempengaruhi ekonomi makro Indonesia yaitu :
·         Harga minyak mentah internasional relatif stabil
·         Perekonomian global diperkirakan akan tumbuh pada level yang moderat
·         Proses pemulihan terhadap perekonomian global.
Faktor internal yang akan mempengaruhi ekonomi makro Indonesia yaitu :
·         Hutang terhadap PBB yang terus mengalami penurunan.
·         Optimalisasi terhadap anggaran belanja negara.
·         Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur.
·         Fiscal Sustainability tetap terdukung dengan terkendalinya konsolidasi fiskal.
·         Terkendalinya penerapan target inflasi.

D.    Kebijakan dan Masalah Makro Ekonomi di Indonesia
Kondisi ekonomi makro Indonesia saat ini adalah baik. Namun dibalik kondisi itu tersimpan masalah yang kiranya perlu dipersoalkan. Masalah ini menyangkut pada kebijakan yang dijalankan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, selaku bank sentral. Kedua institusi ini telah gagal atau memang sengaja untuk tidak menjaga keseimbangan perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) dengan maksud untuk mengejar target inflasi yang rendah. Atau dengan kata lain, berupaya agar nilai tukar rupiah menguat untuk menekan tingkat inflasi. Kebijakan ini berdampak pada tingkat pengangguran menjadi tinggi dan tidak bangkitnya sektor riil. Pengangguran yang tinggi dan tersendatnya sektor riil inilah yang merupakan masalah dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
Kebijakan ekonomi makro seharusnya dapat menjaga keseimbangan pada perdagangan luar negeri. Kebijakan ekonomi makro seharusnya dapat menjaga kepentingan kegiatan ekspor dan impor. Dalam kebijakan yang berjalan, hal ini tidak dilakukan sehingga terjadi kepincangan antara kegiatan ekspor dan impor. Kegiatan impor berjalan mulus dengan kuatnya nilai tukar rupiah. Namun kegiatan ekspor  terganggu karena daya saingnya di pasar ekspor menjadi menurun dan dorongan untuk memperkuat ekspor juga menjadi menurun, dampak dari menguatnya nilai tukar rupiah tersebut. Harga barang ekspor Indonesia saat ini relatif mahal sementara harga barang impor menjadi murah karena nilai tukar rupiah yang semakin kuat. Inilah kepincangan yang dimaksud. Kekuatan dari keduanya (ekspor dan impor) menjadi tidak seimbang dan ini tidak menyehatkan perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.
Kepincangan ini akan mempengaruhi (mengurangi) penerimaan cadangan devisa dan ini sangat berbahaya. Hal ini juga memungkinkan bertambahnya tenaga kerja yang menganggur jika nilai tukar rupiah semakin menguat, sejalan dengan semakin turunnya kegiatan ekspor. Bank Indonesia selalu mengumumkan bahwa jumlah cadangan devisa Indonesia terus bertambah sehingga mereka sangat optimis dengan kekuatan ekonomi makro yang sebenarnya rapuh. Mereka tidak menyatakan bahwa naiknya jumlah cadangan devisa bukan dari ekspor tapi sebagian besar dari masuknya modal luar negeri (capital inflow) yang sifatnya sementara, disaat imbal hasil yang diberikan perekonomian Indonesia relatif tinggi.
Tapi bagaimana jika keadaan ekonomi global membaik. Tentu capital inflow akan berubah menjadi capital outflow dan cadangan devisa akan turun dan nilai tukar rupiah akan terkoreksi sangat dalam. Jadi apa yang dikatakan bahwa cadangan devisa Indonesia cukup kuat sifatnya adalah sementara (kondisional), yang di dasarkan pada kondisi ekonomi global bukan atas dasar kekuatan inti ekonomi Indonesia. Kekuatan inti ekonomi Indonesia saat ini adalah kegiatan agraria dan ekspor (pertanian dan industri), bukan pada sektor keuangan seperti yang dibanggakan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
Dengan demikian terjawablah sudah mengapa perekonomian makro yang semakin kuat tidak menyentuh dan mendorong sektor ekonomi riil. Dengan demikian terjawablah sudah mengapa ditengah ekonomi makro yang kuat, yang dinyatakan pemerintah, justru tingkat pengangguran semakin tinggi. Sehingga sebagian orang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia saat ini  adalah ekonomi baying-bayang, cukup indah tapi tidak mempunyai kekuatan apapun bagi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kebijakan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia ini didasarkan pada keinginan mereka untuk memfokuskan peran mereka pada tingkat inflasi yang rendah dan ingin mendapatkan suku bunga yang rendah. Memang benar bahwa nilai tukar rupiah dan suku bunga merupakan faktor pendorong naiknya inflasi dan oleh sebab itu perlu dikawal.
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia menjadikan pencapaian tingkat inflasi yang rendah sebagai suatu prestasi. Mereka tidak melihat pada sektor yang lainnya seperti semakin tingginya jumlah tenaga kerja yang menganggur dan sebagainya. Itu berarti mereka lebih senang bermain di sektor keuangan dari pada di sektor riil. Mereka lebih senang bermain dalam hitungan angka angka yang tidak membumi pada perekonomian Indonesia daripada bagaimana mendorong perekonomian riil, meningkatkan produksi dan meningkatkan kesempatan kerja.
Berdasarkan pengamatan, Bank Indonesia sendiri selalu terlambat melakukan intervensi dikala nilai tukar rupiah  menguat. Tidak demikian yang dilakukan oleh Bank of Japan, bank sentral Jepang. Mereka sangat sensitif dengan menguatnya mata uang Yen karena akan mengganggu kinerja ekspor mereka. Kekuatan ekonomi Jepang ada pada ekspor barang barang industri. Jepang sangat kuat menjaga kestabilan nilai tukar mata uang Yen. Berbeda dengan Jepang, justru Bank Indonesia segera melakukan intervensi dikala nilai tukar rupiah melemah. Bank Indonesia sangat berkepentingan dengan penguatan nilai tukar rupiah dalam upaya mengejar target inflasi. Kebijakan Bank Indonesia tidak memihak pada pengembangan sektor riil, khususnya kegiatan ekspor.
Kita juga melihat bagaimana kebijakan Kementerian Perdagangan tidak diperhatikan dikala Kementerian Keuangan menetapkan sebuah kebijakan. Kebijakan ekonomi makro yang dijalankan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia betul-betul hanya bermain disektor keuangan dengan mengabaikan sektor riil. Dalam jangka panjang ini sangat berisiko. Diharapkan agar kebijakan ini dapat ditinjau kembali sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Kebijakan ekonomi makro adalah suatu kebijakan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Seharusnya, itulah yang perlu dilakukan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Ciptakanlah suatu kebijakan ekonomi makro yang bisa menaungi kepentingan sektor keuangan dan sektor riil secara bersama sama agar perekonomian Indonesia bisa bangkit.
















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro Indonesia saat ini jauh lebih kuat untuk menghadapi ancaman krisis ekonomi dibandingkan dengan kondisi ekonomi pada 1997.
Kebijakan makro ekonomi ditujukan untuk memperbaiki dan menjaga kestabilan perekonomian Negara. Namun, kebijakan yang diambil pemerintah tidak hanya sekadar mengejar target inflasi yang rendah guna memperbaiki kondisi keuangan negara. Seharusnya tidak demikian karena kebijakan ekonomi makro menyangkut pada banyak hal seperti bagaimana mendorong sektor riil, bagaimana memperbesar kesempatan kerja, bagaimana menjaga kestabilan nilai tukar rupiah (bukan penguatan nilai tukar) dan bagaimana menjaga keseimbangan perdagangan luar negeri  (ekspor dan impor). Makro ekonomi mencakup pada kegiatan yang luas dan tidak hanya dengan memperhatikan satu elemen saja.

B.     Saran
Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang terkait seharusnya menganalisis terlebih dahulu dampak jangka panjang yang akan terjadi di masyarakat. Kebijakan-kebijakan makro ekonomi yang baik seharusnya memperkuat perekonomian Negara secara keseluruhan.







DAFTAR PUSTAKA
ü  http://www.peluangusahabisnisonline.com/2011/03/dampak-globalisasi-ekonomi-positif-dan.html.....................................................................................
ü  Soediyono Reksoprayitno, ”Ekonomi Makro: analisis IS-LM dan permintaan- …..  penawaran agregatif”, Liberty, Yogyakarta, 2000……………………


Tidak ada komentar:

Posting Komentar