AUDIT
MANAJEMEN: Audit
atas Pelatihan Karyawan PT INDOJEWEL
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat-Nyalah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kelompok kami. Tidak lupa pula kita kirimkan shalawat dan
salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari
lembah kehinaan ke puncak kemuliaan.
Makalah
ini kami susun sebagai upaya untuk mendukung pelaksanaan perkuliahan Audit
Manajemen . Adapun isi dari makalah kami mengkaji masalah yang berkaitan dengan
Study kasus “Audit
atas Pelatihan Karyawan PT INDOJEWEL“. Kami
berharap dari pembuatan makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca
khususnya kepada kami sendiri sebagai penyusun makalah.
Dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, yang
dapat kami jadikan sebagai patokan dari pembuatan makalah selanjutnya.
Demikianlah
makalah ini kami susun, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, 6
Desember 2013
Penyusun
Bab I
Informasi Latar Belakang
PT.
Indojewel (selanjutnya disebut “perusahaan”) berlokasi di Jl. CR No. 7 Medan,
didirikan tanggal 13 April 1990 oleh para pendiri yang terdiri atas:
1. Dr.
Kevin Suparno
2. Dr.
Cecep Mulyadi
3. Sandra
Gultom
4. Dr.
Steve Handayana
PT.
Indojewel bergerak dibidang produksi perhiasan berbahan dasar mutiara dan emas.
Mutiara yang digunakan adalah hasil pembudidayaan sendiri yang terintegrasi
dalam rencana bisnis perusahaan, sedangkan emas diperoleh dari pasar dalam
negeri.
Perusahaan
mempekerjakan 1.500 karyawan tetap dan sekitar 750 karyawan kontrak yang
dipekerjakan terutama sebagai staf produksi di divisi budidaya mutiara
dan cleaning
service diseluruh divisi
perusahaan, dengan penghasilan rata-rata sebesar 250% dari UMK yang ditetapkan
pemerintah.
Perusahaan
menerapkan teknologi maju dalam produksi perhiasan dengan investasi sebesar Rp
1,75 triliun untuk membeli peranti keras dan Rp 500 miliar untuk membeli
peranti lunak termasuk sistem informasi yang mengintegrasikan seluruh divisi
kedalam satu rangkaian oprasi dan sistem pelaporan.
Perusahaan
karyawan yang dilakukan PT. Indojewel bersifat situasional, sesuai dengan
permintaan manajer lini dan sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Susunan
direksi perusahaan adalah sebagai berikut:
Direktur
Utama :
Dr. Kevin Suparno
Direktur
Akuntansi dan Keuangan : Dr. Cecep
Mulyadi
Direktur
Pemasaran :
Dr. Sandra Gultom
Direktur
Produksi :
Dr. Steve Handayana
Sedangkan
tujuan dilakukannya audit adalah untuk:
1. Menilai
kinerja pelatihan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin baru
perusahaan.
2. Menilai
ekoniomisasi, efisiensi, dan efektivitas program pelatihan karyawan yang
dilakukan perusahaan.
3. Memberikan
berbagai saran dan perbaikan atas kelemahan dalam program pelatihan karyawan
yang ditemukan.
Bab II
Kesimpulan Audit
Berdasarkan
temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:
1. Mesin
baru yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual penggunaannya, tetapi
untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakannya sesuai dengan standar
manual tersebut perlu dilakukan pelatihan intensif, dengan mempraktikkannya
dilokasi mesin tersebut dioperasikan. Sementara pelatihan yang dilakukan adalah
pelatihan klasikal di kelas untuk memahami petunjuk tersebut. Konfirmasi kepada
manajer SDM diperoleh informasi tidak tersedia cukup dana untuk melanjutkan
pelatihan sampai pada praktik lapangan.
2. Perusahaan
tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan
berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu singkat
tanpa melalui suatu identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan karyawan.
3. Perusahaan
hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun dari laba
bersih setelah pajak tahun sebelumnya. Untuk tahun 2008 biaya pelatihan
didasarkan pada laba bersih setelah pajak tahun 2007 yang mencapai sebesar
650,75 miliar.
4. Terjadi
penurunan produk gagal sebesar 18% dibanding sebesar 20% pada tahun lalu
(penurunan produk gagal hanya 2% saja).
5. Tidak
ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal sehingga tidak ada dokumen
atau catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan
yang telah dilakukan.
6. Dari
hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang telah mengikuti pelatihan
tahun 2008 diperoleh temuan sebagai berikut:
a. Sebesar
35% dari peserta menjawab bahwa materi pelatihan sesuai dengan kebutuhannya
untuk meningkatkan keterampilan.
b. Sebesar
12,5% peserta menjawab metode pelatihan sesuai dengan materi pelatihan yang
diberikan.
c. Hanya
sebesar 35% menjawab keterampilannya meningkat setelah mengikuti pelatihan.
d. Sebesar
80% peserta menjawab bahwa waktu pelatihan terlalu singkat dan tidak cukup
waktu bagi mereka untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut.
7. Sebanyak
40% kegagalan produk terjadi dalam proses produksi, 35% pada proses pengepakan,
dan 25% pada proses penggudangan dari keseluruhan biaya kegagalan produk yang
terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 825,25 juta.
8. Pengembalian
produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 7,5% dari total
penjualan Rp 7,5 triliun.
Kriteria:
1. Tujuan
pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan secara jelas dan
disosialisasikan keseluruh manajer lini. Tujuan pelatihan adalah untuk:
a. Meningkatkan
keterampilan karyawan.
b. Menurunkan
kegagalan produk sampai pada tingkat 2,5%.
c. Menurunkan
pemborosan penggunaan sumber daya.
d. Menurunkan
kecelakaan kerja karyawan serta meningkatkan motivasi kerja dan kebanggaan
karyawan terhadap pekerjaannya.
2. Rencana
pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik bersama
dengan penyusunan anggaran perusahaan.
3. Program
pelatihan dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan
pelatihan sebelum program ditetapkan. Identifikasi meliputi:
a. Penentuan
jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga mampu
berkontribusi maksimal kepada perusahaan.
b. Melakukan
penilaian secara periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan yang tepat.
c. Melakukan
penilaian terhadap pelatihan yang telah dilakukan untuk mendapatkan umpan balik
bagi perbaikan pelatihan berikutnya.
d. Melakukan benchmarking pada industri yang sama yang lebih berhasil dalam mengelola program
pelatihan dan pengembangan.
4. Pengelolaan
pelatihan karyawan harus didukung anggaran yang memadai.
5. Laporan
biaya kualitas harus terdokumentasi untuk menyediakan informasi sebagai umpan
balik dalam meningktkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan.
Penyebab:
1. Pelatihan
yang telah dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas untuk memahami petunjuk
(manual), pada hal untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakan sesuai
dengan standar manual perlu dilakukan pelatihan intensif dengan
mempraktikkannya dilokasi mesin tersebut dioperasikan.
2. Rencana
pelatihan baru dibuat setelah ada bagian yang membutuhkan pelatihan.
3. Belum
tersedia suatu sistem review dan pelaporan yang terdokumentasi tentang
penilaian efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan.
4. Dana
SDM tidak mencukupi untuk melanjutkan pelatihan karyawan sampai pada praktik
lapangan secara intensif terkait dengan adanya mesin baru.
Akibat:
1. Banyak
karyawan menjadi kurang terampil ketika mengoperasikan mesin baru perusahaan.
2. Tidak
ada dokumen/catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil
pelatihan yang telah dilakukan.
3. Tidak
diketahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk peningkatan kualitas proses dan
produk yang dihasilkan sehingga tidak ada umpan balik dalam peningkatan
kualitas produk.
4. Banyak
bahan yang terbuang karena rusak dalam proses.
5. Banyak
tercipta produk yang gagal.
6. Pesanan
dari gerai-gerai yang merupakan ujung tombak penjualan semakin menurun.
7. Terjadi
pemborosan biaya produksi sehingga merugikan perusahaan.
Bab III
Rekomendasi
Hasil
audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajemen dimasa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu:
1. Kelemahan
yang terjadi pada program perencanaan pelatihan yang tidak terstruktur dan
dipersiapkan dengan baik.
2. Kelemahan
yang terjadi pada saat dilakukannya proses pelatihan karyawan atas mesin baru
perusahaan.
3. Kelemahan
yang terjadi karena kurangnya dana SDM untuk meningkatkan pelatihan kejenjang
yang lebih tinggi.
Atas
keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi
atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan
tersebut.
Rekomendasi:
1. Perusahaan
harus membuat program perencanaan pelatihan karyawan secara jelas dan
terstruktur serta dipersiapkan dengan baik sehingga program pelatihan dapat
berjalan dengan maksimal dan karyawan bisa mendapatkan pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan.
2. Perusahaan
harus membuat kebijakan dalam hal penambahan dana atau angggaran untuk
pelatihan intensif dalam mempraktikkan mesin baru perusahaan agar para karyawan
dapat lebih terampil mempraktikkan mesin tersebut secara langsung dilapangan.
3. Perusahaan
harus melakukan penilaian atas keberhasilan pelatihan secara formal dan
terdokumentasi sebagai pertanggungjawaban atas dilaksanakannya pelatihan sebagai
acuan untuk melihat kinerja sejauh mana program pelatihan yang dilakukan.
4. Manajer
SDM harus membuat jadwal program pelatihan karyawan secara jelas khusus serta harus sesuai dengan topik,
materi, dan metode pelatihan agar karyawan dapat lebih terampil ketika akan
mempraktikkan apa yang telah dilatih.
Keputusan
untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen,
tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi
akibat yang lebih buruk pada Program Pelatihan Karyawan dimasa yang akan
datang.
Tabel
2.1
Daftar Temuan dan Rekomendasi
Audit Atas Pelatihan Karyawan PT Indojewel
No
|
Kondisi
|
Kriteria
|
Penyebab
|
Akibat
|
Rekomendasi
|
1
|
Pelatihan
yang dilakukan adalah pelatihan
klasikal di kelas
|
Pelatihan
harusnya dilakukan di dalam kelas
dan di luar kelas (praktik)
|
Konfirmasi
kepada manajer SDM diperoleh informasi: tidak tersedia cukup dana untuk
melanjutkan pelatihan sampai pada praktik lapangan
|
Banyak
karyawan menjadi kurang terampil ketika mengoperasikan mesin baru perusahaan
|
Perusahaan
harus membuat kebijakan dalam hal penambahn dana atau anggaran untuk
pelatihan intensif dalam mempraktikkan mesin baru perusahaan
|
2
|
Perusahaan tidak Rencana pelatihan dan
Rencana pelatihan baru Karena perusahaan Perusahaan harus
memiliki
rencana pelatihan periodic
|
pengembangan
karyawan harus disusun secara periodic bersama dengan penyusunan anggaran
perusahaan
|
dibuat
setelah ada bagian yang membutuhkan pelatihan
|
Tidak
merencanakan pelatihan secara periodic maka tidak terselenggaranya pelatihan
yang memadai
|
membuat
program perencanaan pelatihan karyawan secara jelas dan terstruktur
|
3
|
Tidak
ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal sehingga tidak ada dokumen
atau catatan yang biasa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan
yang telah dilakukan
|
Melakukan
penilaian terhadap pelatihan yang telah dilakukan untuk mendapatkan umpan
balik bagi perbaikan pelatihan berikutnya
|
Belum
tersedia suatu system review dan pelaporan yang terdokumentasi tentang
penilaian efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan
|
Pelatihan
jadi tidak sempurna karena tidak ada tolak ukur penilaian keberhasilan
sebagai bahan evaluasi manejemen
|
Perusahaan
harus melakukan penilaian atas keberhasilan pelatihan secara formal dan
terdokumentasi sebagai pertanggung jawaban atas dilaksanakannya pelatihan
|
4
|
Terjadi
penurunan
produk
gagal sebesar 18% dibanding sebesar 20% pada tahun lalu (penurunan produk
gagal hanya 2% saja).
|
Dengan
penggunaan mesin baru tersebut diharapkan mampu menurunkan kegagalan produk
sampai pada tingkat 2,5%.
|
Karyawan kurang terampil dalam menggunakan
mesin baru dan kurangnya pengendalian internal terhadap operasional
perusahaan.
|
Banyak produk yang rusak/gagal dan
dikembalikan oleh konsumen
|
Perusahaan harus memberikan pelatihan yang
lebih baik terhadap karyawan agar lebih mengetahui bagaimana mengoperasikan
mesin baru tersebut
|
5
|
Dari
kuisioner yang disebar dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan tersebut
belum berjalan secara efektif dan efisien
|
Dengan
dilakukannya pelatihan tersebut semestinya mampu meningkatkan kemampuan dan
keterampilan karyawan
|
waktu
pelatihan terlalu singkat dan tidak cukup waktu bagi mereka untuk memahami
materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut
|
Pelatihan tersebut belum mampu secara
maksimal meningkatkan keterampilan praktik karyawan
|
Perusahaan
harus
meningkatka
n
kualitas
pelatihan
misalnya
dengan
melakukan
pelatihan
di
luar
kelas/ langsung
praktek.
penambahan
dana untuk praktik yang dilakukan di kelas
|
6
|
Sebanyak
40 % kegagalan produk terjadi dalam proses produksi,35% pada proses
pengepakan,dan 25% pada proses penggudangan.
|
Menurunkan
pemborosan sumber daya
|
Kurang
terampilnya karyawan dalam mengoperasikan mesin baru,kurangnya pengendalian
internal terhadap perasional perusahaan.
|
Banyak bahan yang terbuang karena rusak dalam
proses,banyak tercipta produk gagal,terjadi pemborosan biaya produksi
sehingga merugikan perusahaan
|
Perusahaan
harus
membuat
program
perencanaan
pelatihan
karyawan
secara
jelas
dan
terstruktur
|
7
|
Pengembalian
produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 7,5 %dari total
penjualan Rp.7,5 triliun
|
Melakukan
benchmarking pada industri yang sama yang lebih berhasil dalam mengelola
program pelatihan dan pengembangan
|
Karena
banyak produk yang direjek dan
karyawan tidak terampil dalam mengoperasikan mesin baru
|
Pesanan dari gerai- gerai yang merupakan
ujung tombak penjualan semakin menurun
|
Perusahaan
harus
membuat
program
perencanaan
pelatihan
karyawan
secara
jelas
dan
terstruktur
|
Bab IV
Ruang Lingkup Audit
Sesuai
dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi
masalah Program Pelatihan Karyawan PT. Indojewel untuk periode tahun 2007/2008.
Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian manajemen
Program Pelatihan Karyawan, personalia yang bertugas dalam program pelatihan
karyawan, dan aktivitas Program Pelatihan Karyawan itu sendiri.
terima kasih..sangat membantu dalam tugas mata kuliah auudit internal..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussama-sama.
BalasHapus