LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
TENTANG PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
OLEH;
RAMADHAN
US
XII IPA 1
SMAN 1 ALLA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. TUJUAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan percepatan gravitasi
bumi dengan menggunakan bandul matematis dan bandul fisis.
2. LANDASAN TEORI
Ketika sebuah benda bergerak bolak-balik disekitar titik keseimbangannya, geraknya
disebut osilasi/getaran. Diantara gerakan osilasi ada satu jenis yang khusus,
yang disebut gerakan harmonis. Aplikasi gerak harmonis yang sederhana
diantaranya adalah gerak bandul matematis dan gerak bandul fisis. Kedua jenis
bandul dapat berayun dalam bidang vertikal karena adanya pengaruh percepatan
gravitasi. Sehingga dengan demikian dengan memanfaatkan kedua jenis gerak
harmonis tersebut dapat dihitung percepatan gravitasi pada suatu tempat.
· Bandul
Matematis
Bandul matematis merupakan suatu sistem yang idel, mempunyai suatu massa berupa
titik yang digantungkan pada tali ringan. Ketika digerakkan ke samping dari
posisi keseimbangannya dan dilepaskan, bandul akan berayun dalam bidang
vertikal karena pengaruh gaya gravitasi. Pada saat titik massa mempunyai
simpangan sudut q atau s dari posisi keseimbangannya maka gaya pemulihannya
akan sama dengan gaya tangensialnya dan dapat ditulis dengan :
F = -mg sin q.
Terlihat pada persamaan tersebut bahwa gaya pemulihan tidak sebanding dengan
simpangan sudut q tetapi dengan sin q. Ini akan menghasilkan gerakan yang bukan
harmonis sederhana, kecuali pada sudut simpangan yang cukup kecil ; sin q
mendekati q.
· Bandul
Fisis
Sembarang benda tegar yang digantung dan disimpangkan dari posisi setimbangnya,
hingga benda dapat berayun dalam bidang vertilkal terhadap sumbu yang melalui
sebuah titik pada benda tersebut, dinamakan bandul fisis. Pada ayunan fisis
ini, benda yang melakukan gerak rotasi merupakan kumpulan titik-titik massa,
bukan titik massa seperti bandul matematis atau ayunan sederhana. Pada
kenyataannya, semua bandul yang berayun yang ada adalah bandul fisis.
Terlihat pada Gambar 2-2, sebuah batang serba-sama berputar terhadap sumbu
tetap horisontal melalui salah satu titiknya (O). Titik beratnya (C.G) terletak
pada jarak l dari sumbu putarnya. Ketika batang ini disimpangkan melalui sudut
q terhadap garis vertikal dan kemudian dilepaskan, maka batang akan melakukan
osilasi. Osilasi ini merupakan getaran selaras, jika simpangan sudut q dibuat
kecil.
· Percepatan
Gravitasi
Telah diketahui bahwa percepatan gravitasi g yang ditimbulkan oleh gravitasi
sebagai sebuah konstanta. Akan tetapi, dari hukum Newton mengenai gravitasi,
nyatalah bahwa g akan berubah dengan ketinggian, yakni, dengan jarak dari pusat
bumi. Perhitungan perubahan g yang terjadi sewaktu meneruskan ke arah luar dari
permukaan bumi dapat dicari dengan persamaan :
F = G m1.m2 / r2
dari persamaan di atas didapatkan , dengan melakukan
diferensiasi terhadap r,
dF = (-2 G m1.m2 / r3)
dr
Dengan menggabungkan kedua persamaan, akan didapatkan :
dF / F = -2 dr / r
Maka, perubahan bagian F adalah dua kali perubahan bagian
r. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya semakin berkurang jika jarak pemisahan
semakin besar. Jika dimisalkan m1 sebagai massa bumi dan m2 sebagai
massa benda, maka gaya gravitasi pada benda yang berasal dari bumi adalah
F = m2.g
yang diarahkan menuju bumi. Jika pernyataan ini
dideferensial, maka akan didapatkan bahwa
dF = m2.dg
dan dengan membagi persamaan ini dengan persamaan
sebelumnya maka didapatkan bahwa
dF / F = dg / g = -2 dr / r
Maka g adalah betul-betul hampir konstan di dekat
permukaan bumi pada suatu ketinggian yang diberikan. Pada ketinggian yang lebih
besar, seperti ketinggian untuk sebuah lintasan satelit atau untuk lintasan
bulan, maka g menurun cukup besar, seperti yang diperlihatkan pada tabel 2-1 di
bawah ini. Tabel 2-1 Variasi g dengan ketinggian pada lintang 45°
Ketinggian (m)
|
g (m/s2)
|
Ketinggian (m)
|
g (m/s2)
|
0
1000
4000
8000
16000
|
9,806
9,803
9,794
9,782
9,757
|
32000
100000
500000
10000001
3800000002
|
9,71
9,60
8,53
7,41
0,00271
|
Ket. : 1 Ketinggian lintasan satelit umumnya (=620 mil)
2
Jari-jari lintasan bulan (240000 mil)
Pengukuran-pengukuran g adalah sumber pokok dari
informasi mengenai bentuk bumi. Untuk mendefinisikan soal tersebut secara lebih
dekat maka biasanya yang ditinjau bukanlah bumi itu sendiri tetapi yang
ditinjau adalah sebuah permukaan khayal yang tertutup yang dinamakan geoid. Di
atas lautan maka geoid tersebut didefinisikan berimpit dengan tinggi permukaan
laut rata-rata, sedangkan di atas daratan maka geoid tersebut didefinisikan
sebagai lanjutan dari tinggi permukaan laut rata-rata ini; pada prinsipnya kedudukan
geoid tersebut dapat dicari dengan menggali terusan tinggi permukaan laut yang
kecil menyebrangi daratan dan dengan memperhatikan tinggi permukaan laut
rata-rata. Geoid tersebut adalah sebuah permukaan yang mempunyai potensi
gravitasi yang konstan ; pada setiap titik maka arah dari sebuah tali pengukur
tegak lurus adalah tegak lurus kepada geoid tersebut.
Kenyataan bahwa khatulistiwa adalah lebih jauh dari pusat bumi daripada jarak
di antara kutub-kutub dengan pusat bumi berarti bahwa harus ada kenaikan yang
tetap di dalam nilai g yang diukur jika berpindah-pindah dari
khatulistiwa (garis lintang 0° ) ke salah satu kutub (garis lintang 90°
). Hal ini diperlihatkan di dalam tabel 2-2.
Tabel 2-2 Variasi g dengan garis lintang pada tinggi permukaan
laut
Garis lintang
|
g (m/s2)
|
Garis lintang
|
g (m/s2)
|
0°
10°
20°
30°
40°
|
9,78039
9,78195
9,78641
9,79329
9,80171
|
50°
60°
70°
80°
90°
|
9,81071
9,81918
9,82608
9,83059
9,83217
|
Seandainya
bumi berotasi cukup cepat, misalnya, maka benda-benda pada permukaan bumi yang
berada di khatulistiwa akan tidak mempunyai berat, yang berarti bahwa nilai g
efektif = (W/m) akan sama dengan nol. Untuk semua laju rotasi yang lebih kecil
daripada nilai kritis inui, maka g mempunyai sebuah nilai pasti yang tidak sama
dengan nol, akan tetapi lebih kecil daripada nilai yang akan dipunyai g di
titik yang sama pada sebuah bumi yang tak berotasi.
m
|
Di dalam tahun 1959, diamati bahwa lintasan satelit bumi buatan Vanguard, yang
dihitung dengan menggunakan nilai-nilai g yang didasarkan pada geoid yang
berbentuk elipsoida, tidak persis cocok dengan lintasan yang diamati.
Disimpulkan bahwa geoid tersebut paling baik diaproksimasikan bukan oleh per
(pearshaped figure), dengan ujung kecil dari “per” adalah belahan bumi sebelah
utara dan yang membentang kira-kira 15 m di atas elipsoida referensi. Gerak
sebuah satelit pada waktu akan ditentukan oleh nilai g kedudukannya. Jadi
sebuah satelit bumi buatan akan membentuk sebuah penelitian yang berguna untuk
menyelidiki nilai-nilai g di dekat permukaan bumi dan dari penyelidikan ini
dapat dideduksi informasi mengenai bentuk geoid.
sebuah neraca pegas W, yakni berat yang nyata dari
benda tersebut, dan tarikan ke bawah dari penarikan gravitasi bumi :
F = GmMe / Re2
Benda ini tidak berada di dalam kesetimbangan karena
benda tersebut mengalami suatu percepatan sentripetal ar sewaktu benda tersebut
berotasi dengan bumi. Maka, haruslah ada sebuah gaya netto yang beraksi pada
benda tersebut menuju ke pusat bumi. Sebagai konsekuensinya, maka gaya tarikan
ke atas dari gravitasi F (berat sesungguhnya dari benda tersebut) haruslah
melebihi tarikan ke atas dari neraca W (berat gaya dari benda tersebut).
BAB 3
ALAT DAN BAHAN
- Bandul matemastis dan
perlengkapannya 1 set,
- Bandul fisis dan perlengkapannya 1
set,
- Rollmeter 1 buah,
- Stop watch 1 buah.
BAB 4
CARA KERJA
· Bandul
Matematis :
a) Mengatur alat seperti
Gambar 3-1, dengan panjang kawat 70 cm.
b) Mengatur agar ujung
bandul berada tepat di tengah.
c) Memberikan simpangan
kecil (sudut < 15 °). Mengusahakan agar ayunan mempunyai lintasan dan tidak
berputar.
d) Mencatat waktu yang dibutuhkan
untuk 5 kali getaran.
e) Mengulangi percobaan
sebanyak 5 kali.
f) Mengulangi
percobaan dengan panjang kawat 85 cm dan 100 cm.
· Bandul
Fisis
a) Mencari titik pusat
massa dari bandul fisis.
b) Mengukur jarak antara
pusat massa dengan kedua titik A dan B.
c) Mengatur bandul seperti
pada Gambar 4-2.
d) Menggantung batang pada titik
A.
e) Mengayun batang dengan
simpangan kecil (sudut < 15 °).
f) Mencatat waktu
untuk 5 kali getaran sempurna.
g) Mengulangi percobaan
sebanyak 5 kali.
h) Menggantung batang pada
titik B.
i) Mencatat
waktu yang diperlukan untuk 5 getaran yang dilakukan batang.
j) Mengulangi
percobaan sebanyak 5 kali.
BAB 4
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4. 1. Analisa Data
Dari dua jenis percobaan yang telah dilakukan, yaitu untuk percobaan bandul
matematis maupun untuk bandul fisis, didapatkan data waktu (t) untuk 5 getaran
bagi tiap-tiap kondisi percobaan.
Tabel 4-1 Data waktu (t) untuk 5 getaran pada bandul
matematis
No.
|
l = 70 cm
|
l = 85 cm
|
l = 100
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
8,05 s
8,01 s
8,05 s
8,02 s
8,00 s
|
8,99 s
8,97 s
8,95 s
8,94 s
8,96 s
|
10,01 s
9,98 s
9,83 s
10,08 s
9,87 s
|
Tabel 4-2 Data waktu (t) untuk 5 getaran pada bandul
fisis
No.
|
a11 = 57,2 cm
|
a21 = 32,5 cm
|
a12 = 47,5 cm
|
a22 = 27,6 cm
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
7,89 s
7,77 s
7,78 s
7,63 s
7,78 s
|
7,03 s
7,05 s
7,02 s
7,08 s
7,08 s
|
7,94 s
7,92 s
7,83 s
7,96 s
7,89 s
|
6,46 s
6,43 s
6,65 s
6,32 s
6,40 s
|
Keterangan : a11 : jarak antara titik pusat massa C
dengan titik gantung A;
a21 : jarak antara titik pusat massa C dengan titik gantung
B;
a12 : jarak antara titik pusat massa C dengan titik gantung D;
4. 2. Perhitungan
Setelah semua data yang dibutuhkan didapat. Maka langkah selanjutnya adalah
melakukan perhitungan pada data yang didapat. Dimana yang akan dihitung adalah
ralat dari data, periode per getaran, percepatan gravitasi menurut bandul
matematis, percepatan gravitasi menurut perhitungan grafik, percepatan
gravitasi menurut bandul fisis, dan percepatan gravitasi di Surabaya.
4. 2. 1. Perhitungan ralat
Tabel 4-3 Ralat waktu untuk 5 getaran pada bandul
matematika dengan l = 70 cm
No.
|
t
|
t – trerata
|
(t – trerata)2
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
8,05 s
8,01 s
8,05 s
8,02 s
8,00 s
|
0,024 s
-0,016 s
0,024 s
-0,006 s
-0,026 s
|
0,000576 s2
0,000256 s2
0,000576 s2
0,000036 s2
0,000676 s2
|
trerata =
|
8,026 s
|
S(t – trerata)2 =
|
0,00212 s2
|
Dengan jumlah percobaan (n) sebanyak 5 kali, maka :
Ralat mutlak : D = {S(t – trerata)2 /
n(n-1)}1/2
= {0,00212 / 5(5-1) }1/2
D = 0,0103 s
|
Ralat nisbi : I = D / trerata x
100 %
= 0,0103 / 8,026 x 100 %
I = 0,13 %
Keseksamaan : K = 100 % – I
= 100% – 0,13 %
K = 99,87 %
|
Tabel 4-4 Ralat waktu untuk 5 getaran pada bandul
matematika dengan l = 85 cm
No.
|
t
|
t – trerata
|
(t – trerata)2
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
8,99 s
8,97 s
8,95 s
8,94 s
8,96 s
|
0,028 s
0,008 s
-0,012 s
-0,022 s
-0,002 s
|
0,000784 s2
0,000064 s2
0,000144 s2
0,000484 s2
0,000004 s2
|
trerata =
|
8,962 s
|
S(t – trerata)2 =
|
0,00148 s2
|
Dengan jumlah percobaan (n) sebanyak 5 kali, maka :
Ralat mutlak : D = {S(t – trerata)2 /
n(n-1)}1/2
= { 0,00148 / 5(5-1) }1/2
D = 0,0086 s
|
Ralat nisbi : I = D / trerata x
100 %
= 0,0086 / 8,962 x 100 %
I = 0,096 %
Keseksamaan : K = 100 % – I
= 100% - 0,096 %
K = 99,904 %
|
Tabel 4-5 Ralat waktu untuk 5 getaran pada bandul
matematika dengan l = 100 cm
No.
|
t
|
t – trerata
|
(t – trerata)2
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
10,01 s
9,98 s
9,83 s
10,08 s
9,87 s
|
0,056 s
0,026 s
-0,124 s
0,126 s
-0,084 s
|
0,003136 s2
0,000676 s2
0,015376 s2
0,015876 s2
0,007056 s2
|
trerata =
|
9,954 s
|
S(t – trerata)2 =
|
0,04212 s2
|
Dengan jumlah percobaan (n) sebanyak 5 kali, maka :
Ralat mutlak : D = {S(t – trerata)2 /
n(n-1)}1/2
= { 0,04212 / 5(5-1)}1/2
D = 0,046 s
|
Ralat nisbi : I = D / trerata x
100 %
= 0,046 / 9,954 x 100 %
I = 0,46 %
Keseksamaan : K = 100 % – I
= 100 % – 0,46 %
K = 99,54 %
|
Tabel 4-6 Ralat waktu untuk 5 getaran pada bandul fisis
dengan a11 = 57,2 cm
No.
|
t
|
t – trerata
|
(t – trerata)2
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
7,89 s
7,77 s
7,78 s
7,63 s
7,78 s
|
0,12 s
-
0,01 s
-0,14 s
0,01 s
|
0,0144 s2
-
0,0001 s2
0,0196 s2
0,0001 s2
|
trerata =
|
7,77 s
|
S(t – trerata)2 =
|
0,0342 s2
|
Dengan jumlah percobaan (n) sebanyak 5 kali, maka :
Ralat mutlak : D = {S(t – trerata)2 /
n(n-1)}1/2
= { 0,0342 / 5(5-1)}1/2
D = 0,04 s
|
Ralat nisbi : I = D / trerata x
100 %
= 0,04 / 7,77 x 100 %
I = 0,52 %
Keseksamaan : K = 100 % – I
= 100 % – 0,52 %
K = 99, 48 %
|
Tabel 4-7 Ralat waktu untuk 5 getaran pada bandul fisis
dengan a21 = 32,5 cm
No.
|
t
|
t – trerata
|
(t – trerata)2
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
7,03 s
7,05 s
7,02 s
7,08 s
7,08 s
|
-0,022 s
-0,002 s
-0,032 s
0,028 s
0,028 s
|
0,000484 s2
0,000004 s2
0,001024 s2
0,000784 s2
0,000784 s2
|
trerata =
|
7,052 s
|
S(t – trerata)2 =
|
0,00308 s2
|
Dengan jumlah percobaan (n) sebanyak 5 kali, maka :
Ralat mutlak : D = {S(t – trerata)2 /
n(n-1)}1/2
= { 0,00308 / 5(5-1)}1/2
D = 0,012 s
|
Ralat nisbi : I = D / trerata x
100 %
= 0,012 / 7,052 x 100 %
I = 0,17 %
Keseksamaan : K = 100 % – I
= 100 % – 0,17 %
K = 99,83 %
|
Tabel 4-8 Ralat waktu untuk 5 getaran pada bandul fisis
dengan a12 = 47,5 cm
No.
|
t
|
t – trerata
|
(t – trerata)2
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
7,94 s
7,92 s
7,83 s
7,96 s
7,89 s
|
0,032 s
0,012 s
-0,078 s
0,052 s
-0,018 s
|
0,001024 s2
0,000144 s2
0,006084 s2
0,002704 s2
0,000324 s2
|
trerata =
|
7,908 s
|
S(t – trerata)2 =
|
0,01028 s2
|
Dengan jumlah percobaan (n) sebanyak 5 kali, maka :
Ralat mutlak : D = {S(t – trerata)2 /
n(n-1)}1/2
= { 0,01028 / 5(5-1)}1/2
D = 0,023 s
|
Ralat nisbi : I = D / trerata x
100 %
= 0,023 / 7,908 x 100 %
I = 0,3 %
Keseksamaan : K = 100 % – I
= 100 % – 0,3 %
K = 99,7 %
|
Tabel 4-9 Ralat waktu untuk 5 getaran pada bandul fisis
dengan a22 = 27,6 cm
No.
|
t
|
t – trerata
|
(t – trerata)2
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
6,46 s
6,43 s
6,65 s
6,32 s
6,40 s
|
0,008 s
-0,022 s
0,198 s
-0,132 s
-0,052 s
|
0,000064 s2
0,000484 s2
0,039204 s2
0,017424 s2
0,002704 s2
|
trerata =
|
6,452 s
|
S(t – trerata)2 =
|
0,05988 s2
|
Dengan jumlah percobaan (n) sebanyak 5 kali, maka :
Ralat mutlak : D = {S(t – trerata)2 /
n(n-1)}1/2
= { 0,05988 / 5(5-1)}1/2
D = 0,055 s
|
Ralat nisbi : I = D / trerata x
100 %
= 0,055 / 6,452 x 100 %
I = 0,85 %
Keseksamaan : K = 100 % – I
= 100 % – 0,85 %
K = 99,15 %
· Perhitungan
periode
Setelah semua data diralat, maka perhitungan selanjutnya adalah
perhitungan periode. Periode adalah waktu yang dibutuhkan oleh bandul untuk
menempuh 1 getaran sempurna. Periode yang akan dicari adalah periode dari
rata-rata waktu pada setiap jenis percobaan yang telah dilakukan. Periode
dihitung dengan menggunakan rumus :
T = trerata / jumlah getaran
Untuk l = 70 cm dan 5 kali getaran, trerata1 = 8,026 s,
maka :
T1 = trerata1 / 5
= 8,026 / 5
T1 = 1,6052 s
Untuk l = 85 cm dan 5 kali getaran, trerata2 = 8,962 s,
maka :
T2 = trerata2 / 5
|
= 8,962 / 5
T2 = 1,7924 s
|
Untuk l = 100 cm dan 5 kali getaran, trerata3 =
9,954 s maka :
T3 = trerata3 / 5
= 9,954 / 5
T3 = 1,9908 s
Dengan demikian didapatkan tiga buah periode T yaitu :
T1 = 1,6052 s, T2 =
1,7924 s dan T3 = 1,9908 s.
- Pada bandul fisis
Untuk a11 = 57,2 cm dan 5 kali getaran, trerata11 =
7,77 s maka :
T11 = trerata11 / 5
= 7,77 / 5
T11 = 1,554 s
Untuk a21 = 32,5 cm dan 5 kali
getaran, trerata21 = 7,052 s maka :
T21 = trerata21 / 5
= 7,052 / 5
T21 = 1,410 s
Untuk a12 = 47,5 cm dan 5 kali getaran, trerata12 =
7,908 s maka :
T12 = trerata12 / 5
= 7,908 / 5
T12 = 1,5816 s
Untuk a22 = 27,6 cm dan 5 kali getaran, trerata22 =
6,452 s maka :
T22 = trerata22 / 5
= 6,452 / 5
T22 = 1,2904 s
Dengan demikian didapatkan 4 buah periode T, yaitu
T11 = 1,554 s, T21 =
1,410 s, T12 = 1,5816 s dan T22 = 1,2904 s.
· Perhitungan
percepatan gravitasi (g) menurut bandul matematis
Setelah periode didapatkan, maka selanjutnya dihitung percepatan gravitasi bumi
g menurut percobaan yang menggunakan bandul matematis. Percepatan gravitasi ini
akan dihitung dengan menggunakan persamaan :
T = 2p (l / g)1/2
T2 = 4p2 . l / g
g = 4p2 . l / T2
- Untuk l = 70 cm = 0,7 m dan T1 =
1,6052 s, maka :
g1 = 4p2 . l / T12
= 4(3,14)2 . 0,7 /
(1,6052)2
g1 = 10,72 m/s2
- Untuk l = 85 cm = 0,85 m dan T2 =
1,7924 s, maka :
g2 = 4p2 . l / T22
= 4(3,14)2 .
0,85 / (1,7924)2
g2 = 10,44 m/s2
- Untuk l = 100 cm = 1 m dan T3 =
1,9908 s, maka :
g3 = 4p2 . l / T32
= 4(3,14)2 . 1 /
(1,9908)2
g3 = 9,95 m/s2
Jadi didapatkan tiga buah percepatan gravitasi menurut
bandul matematis, yaitu :
g1 = 10,72 m/s2 , g2 =
10,44 m/s2 dan g3 = 9,95 m/s2. Dan
rata-rata percepatan gravitasi menurut bandul matematis adalah : g = ( g1 +
g2 + g3) / 3
= (10,72 + 10,44 + 9,95)
/ 3
g = 10,37 m/s2
· Perhitungan
percepatan gravitasi (g) menurut grafik bandul matematis
Telah diketahui bahwa hasil percepatan gravitasi menurut bandul matematis
adalah g = 10,37 m/s2. Selanjutnya akan dibuat grafik pembanding,
dengan panjang tali l pada sumbu x dan kuadrat periode T2 pada
sumbu y. Dan agar mendapatkan grafik yang linier, maka dibuat perhitungan
regresi linier untuk l dan T2.
- Regresi linier pada l dan T2
Persamaan regresi linier adalah, membuat sebuah persamaan grafik dengan
persamaan Y = BX + A. Dimana nilai B dan A dicari dengan rumus :
B = n(Sx.y) – (Sx . Sy ) / nSx2 – (Sx)2 dan
A = Sy – B. Sx2 / n
dan untuk memudahkan perhitungan maka dibuatlah tabel regresi.
Tabel 4-10 Regresi linier
x (l)
|
y (T2)
|
x.y
|
x2
|
0,7
0,85
1
|
2,57666704
3,21269776
3,96328464
|
1,803666928
2,730793096
3,96328464
|
0,49
0,7225
1
|
åx = 2,55
|
åy = 9,75264944
|
åx.y = 8,497744664
|
åx2 = 2,2125
|
Dari data yang ada pada tabel, maka dapat pula
dihitung :
(åx)2 = (2,55)2 = 6,5025
åx . åy = 2,55 . 9,75264944 = 24,86925607
dan dengan jumlah data (n) = 3, maka :
B = n(Sx.y) – (Sx . Sy ) / nSx2 – (Sx)2
= 3.(8,497744664) – (24,86925607) /
3.(2,2125) – (6,5025)
= 0,62397792 / 0,135
B = 4,6220586
A = Sy – B. Sx2 / n
= 9,75264944 – 4,6220586.(2,2125) / 3
= – 0,47365521 / 3
A = – 0,15788507
Dan dengan melakukan pembulatan hingga dua angka di
belakang koma pada kedua nilai ( A dan B), maka didapatkan nilai A = – 0,16 dan
B = 4,62. Sehingga berdasarkan persamaan Y = BX + A, maka persamaan regresi
linier untuk bandul matematis adalah :
Y = 4,62X – 0,16
Untuk 3 titik pertama pada grafik didapatkan :
Tabel 4-11 Nilai X dan Y untuk grafik regresi linier
X
|
Y = 4,62X – 0,16
|
|
1
2
3
|
4,46
9,08
13,7
|
|
Dari grafik dengan persamaan Y = 4,62 X – 0,15 itu dapat dihitung
percepatan gravitasi bumi. Dimana pada saat menghitung g pada bandul
matematis, terdapat persamaan :
T2 = 4p2 . l / g ,
yang mana bila digabung dengan persamaan linier menghasilkan :
4p2 / g = 4,62
g = 4p2 / 4,62
g = 39,4384 / 4,62
g = 8,54 m/s2
Sehingga percepatan gravitasi menurut persamaan grafik bandul matematis
adalah
8,54 m/s2 .
· Perhitungan
percepatan gravitasi bumi g menurut bandul fisis
Setelah didapatkan periode pada bandul fisis, maka dapat dihitung
percepatan gravitasi bumi g menurut bandul fisis. Dimana untuk menghitung
percepatan gravitasi pada bandul fisis, digunakan persamaan :
p2 / g = {T12 + T22 /
8(a1 + a2)} + {T12 – T22}/8(a1 –
a2)}
dan perhitungan ini dilakukan antara pasangan periode dan jarak untuk
tiap pasang T11,a11 dengan T21,a21 dan
T12,a12 dengan T22,a22.
Dengan T11 = 1,554 s, a11 = 57,2 cm =
0,572 m, T21 = 1,410 s , a21 = 32,5 cm =
0,325 m
maka :
p2 /g1 ={(1,554)2 +(1,410)2 /
8(0,572 + 0,325) }+{(1,554)2-(1,410)2/8(0,572 – 0,325)}
= 0,61357525 +
0,216
= 0,82957525
g1 = p2 /
0,82957525
= 9,8596 /
0,82957525
g1 = 11,89 m/s2
Dengan T12 = 1,5816 s,a12 = 47,5 cm =
0,475 m,T22 = 1,2904 s ,a22 = 27,6 cm = 0,276
m
maka :
p2 / g2={(1,5816)2 +(1,2904)2 /
8(0,475 + 0,276) }+{(1,5816)2-(1,2904)2/8(0,475 –
0,276)}
= 0,69350711 +
0,52533059
= 1,2188377
g2 = p2 /
1,2188377
= 9,8596 /
1,2188377
g2 = 8,09 m/s2
Sehingga dari perhitungan di atas didapatkan dua buah percepatan
gravitasi yaitu :
g1 = 11,89 m/s2 dan g2 =
8,09 m/s2.
4. 2. 6. Perhitungan percepatan gravitasi bumi g di Surabaya
Demi mendapatkan percepatan gravitasi bumi g di Surabaya, maka semua
hasil perhitungan percepatan gravitasi dijumlahkan dan dicari rata-ratanya,
dan hasil itulah yang merupakan percepatan gravitasi di Surabaya.
gSurabaya = (10,72 m/s2 + 10,44 m/s2 +
9,95 m/s2 +11,89 + 8,09 m/s2 ) / 5
= 51,09 m/s2 / 5
gSurabaya = 10,218 m/s2
Jadi didapatkan bahwa percepatan gravitasi bumi di Surabaya sebesar
10,218 m/s2.
· Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan-perhitungan di atas maka :
T = 2p (l / g)1/2 .
BAB 5
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan :
|
DAFTAR PUSTAKA
- Dosen Fisika FMIPA – ITS, Diktat
Fisika 1, Fisika FMIPA-ITS.
- Fisika FMIPA – ITS, Petunjuk
Praktikum Fisika Dasar, Yanasika FMIPA – ITS.
- Halliday, David ,Fisika Jilid 1 ,
Edisi 3, Erlangga, 1992.
- Sears, Zemansky, Fisika
untuk Universitas Jilid 1, Binacipta, 1987.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar