MAKALAH PENGANTAR EKONOMI
KONDISI PEREKONOMIAN MAKRO INDONESIA SAAT INI
Oleh Ramadhan Azzahir
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ekonomi
makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro
ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga
(household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk
menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan
seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian
keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel
ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain :
pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang
beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran
internasional. Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel
ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Masalah-masalah makro ekonomi terjadi di setiap
negara, baik Negara maju dan juga negara berkembang. Oleh karena itu,
Pemerintah menciptakan kebijakan-kebijakan makro ekonomi agar pembangunan
nasional dapat berjalan dengan baik. Makalah ini akan membahas mengenai kebijakan-kebijakan
makro ekonomi yang ada di Indonesia dan masalah ekonomi yang terjadi.
Seiring
dengan perkembangan zaman, kegiatan ekonomi pun semakin berkembang.
Dulu kegiatan ekonomi dilakukan dengan sangat sederhana. Seperti
contohnya adanya sistem barter yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari- hari. Akan tetapi dengan berkembangnya kegiatan ekonomi, tujuan
kegiatan ekonomi pun berubah, yang semuladiliakukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari- hari, kini kegiatan ekonomidilakukan untuk memperoleh
keuntungan (profit). Perkembangan ekonomi yang semakin majumenjadikan masalah-
masalah dalam perekonomian pun menjadi semakin kompleks. Sehinggateori- teori
sebelumnya tidak bisa digunakan untuk menjelaskan beberapa masalah perekonomian
yang terjadi. Hal ini akhirnya mengakibatkan banyak para ahli ekonomi yang
mencoba untuk menjawab pertanyaan dari beberapa masalah perekonomian yang
belum bisa dijelaskan olehteori sebelumnya. Oleh karena itu dalam makalah ini,
kami akan membahas tentang perkembangan teori ekonomi mikro-makro.
Bagaimana teori ekonomi klasik (Adam Smith) danteori ekonomi makro (John
Maynard Keynes) menjelaskan tentang beberapa masalah yang terjadi dalam
perekonomian serta kami akan membandingkan kedua teori tersebut dalammenjelaskan
beberapa masalah dalam perekonomian.
Kita sepakat mengatakan, kondisi ekonomi makro saat ini
adalah stabil. Hal itu didasarkan pada rendahnya suku bunga, rendahnya
inflasi dan stabilnya nilai tukar rupiah. Cadangan devisa juga menguat.
Semuanya dinyatakan dalam pengertian yang relatif, mengingat di antara variabel
tersebut tetap saja diikuti gejolak, walau dalam skala rendah. Secara logika
keadaan ini sudah harus mampu mendorong perkembangan sektor riil. Namun
demikian, hal itu tidak juga terjadi. Memang banyak faktor yang
menyebabkan mengapa hal itu tidak terjadi yang antara lain oleh faktor ekonomi
maupun non ekonomi. Faktor ekonomi umpamanya adalah masalah transportasi, jalan
dan jembatan, energi listrik dan sebagainya. Sementara dari faktor non
ekonomi seperti masalah hukum (ketidak pastian hukum), masalah
politik (meningkatnya suhu politik menghadapi pemilu 2009), masalah sosial
(meninggkatnya kriminalitas yang muncul dampak dari pengangguran yang tinggi).
Masalah transportasi/jalan raya/jembatan yang jelek berakibat pada turunnya
tingkat efisiensi perusahaan. Waktu angkutan barang baik bahan baku maupun
barang jadimenjadi semakin panjang. Biaya penyusutan modal angkutan juga
semakin tinggi.Akibatnya biaya angkut menjadi naik. Hal lainnya adalah
distribusi barang menjaditak merata, yang akhirnya akan mengundang kenaikan
harga barang pada daerah-daerah tertentu, yang menciptakan kondisi perekonomian
terganggu. Faktor non ekonomi memberikan andil yang besar mengapa kondisi
ekonomi makroyang stabil tidak juga mendorong sektor riil. Kita bertanya apa
sebenarnya investasi itu. Investasi adalah dana yang ditanamkan dalam
perusahaan yang dapat menambah peralatan modal atau peralatan sektor
produktif sehingga dapat mendorong kemampuan berproduksi. Inilah yang disebut
dengan real investment. Apa yang terjadi saat ini adalah financal investment,
yang pada dasarnya tidak menambah peralatan produksi tapi hanya
memperbesar arus uang saja. Terjadi pertukaran uang dengan uang tidak
pertukaran uang dengan barang. Di sini tidak ada
penambahan produksi. Hal ini disukai oleh investor (financial
investor) karena setiap saat iadengan mudah dapat menarik kembali dananya
jika suatu waktu keadaan ekonomi gawat. Ini berbeda dengan real investment
dimana dananya sudah berubah menjadi peralatan produksi, yang tidak bisa
ditarik kembali walau keadaan ekonomi gawat.Oleh sebab itu bagi investor yang
melakukan real investment ia harus mempelajari betul waktu yang tepat
untuk melakukan investasi. Berdasarkan pengertian di atas siapa yang mau
menanamkan modalnya ( realinvestment) dalam suatu situasi yang tidak menjamin
atas keselamatan investasi tersebut. Kita tidak menampik, persoalan politik
saat ini tidak pernah mereda walau tidak menciptakan situasi gawat. Masalah
jaminan terhadap keselamatan investasi juga tidak pernah dibicarakan.. Ini
semua menciptakan keraguan bagi calon investor. Yang menonjol antara lain
adalah masalah birokrasi, tanah dan perburuhan. Walau sengketa mengenai masalah
pertanahan sering dimenangkan oleh pihak investor tapi semuanya itu dicapai
dengan tenaga dan waktu serta biaya yang tinggi. Demikian juga mengenai
masalah perburuhan dimana terjadinya pengkavlingan antara
pihak pengusaha dengan pihak pekerja. Masing-masing merasa lebih
menentukan jalannya perusahaan sehingga terjadi sengketa. Saling ancam
mengancam antar keduanya juga sering terjadi yang diakhiri dengan kerugian
kedua belah pihak. Hasrat untuk melakukan investasi juga menurun. Masalah
pemilu dan masalah krimalitas tinggi menduduki tempat khusus. Di antara partai
politik pasti memikirkan bagaimana dapat mempertahankan atau merebut
kekuasaan yang ada. Ini juga suatu waktu yang tidak tepat untuk melakukan
investasi. Keadaan ini akan berlanjut sampai pada pembentukan pemerintahan yang
baru bersama presiden terpilihnya. Inipun masih dipersoalkan lagi, siapa siapa
yang duduk di dalam kabinet pemerintahan sebagai menteri. Pribadi dan
ketangguhan menterinya tentu menentukan keberhasilan pemerintah. Tingkat
kriminalitas yang tinggi yang muncul dari tidak adanya lowongan kerja cukup
meresahkan para investor. Sulit kiranya dapat mengatasi masalah ini selama
jumlah tenaga kerja menganggur masih tinggi. Keadaan ini dapat mengganggu
jalannya perusahaan maupun pribadi pengusaha. Berdasarkan keterangan di atas apalah
artinya ekonomi makro yang stabil jika kestabilan tersebut tidak dapat
dinikmati oleh masyarakat umum. Penciptaan kestabilan itu bukan tidak
mempergunakan biaya. Puluhan triliun dipakai untuk menstabilkan ekonomi
makro namun perekonomian tidak juga semakin membaik .Untuk kestabilan moneter
sedikitnya tiga puluh triliun rupiah dana yang dikeluarkan Bank Indonesia
setiap tahunnya sebagai bunga dana masyarakat yang disimpan dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia. Jumlah ini belum termasuk biaya biaya lainnya yang
dikeluarkan pemerintah seperti subsidi dan bantuan pada masyarakat miskin. Tapi
pengangguran dan kemiskinan terus juga bertambah. Tidak ada penguatan
faktor fundamental ekonomi yang terjadi dari kestabilan moneter
yang berjalan. Situasi ekonomi tetap saja melemah dan arah perekonomian
tetap ditentukan oleh pergolakan ekonomi luar negeri. Sifat ketergantungan
ekonomi Indonesia dengan luar negeri semakin hari semakin kuat. Demikian juga
halnya dengan jumlah warga miskin yang terus bertambah dan menurunnya kualitas
hidup warga. Berbagai kelangkaan atas barang kebutuhan pokok seperti beras,
kedelai, terigu, minyak goreng, minyak tanah, bensin dan lain sebagainya
membikin rakyat menderita. Daya beli rakyat yang menurun akibat dari
kenaikan harga ini akhirnya memukul pula kehidupan para pedagang dan sektor
produktif skala kecil karena omzet penjualan dan produksi semakin menurun.
Gerak negatif perekonomian dimulai dari keterbatasan pasokan barang yang
diikuti oleh kenaikan harga harga barang dan diteruskan dengan melemahnya daya
beli masyarakat dan kemunduran usaha para pedagang dan sektor produktif
skala kecil, yang umumnya adalah ekonomi rakyat.
B. Permasalahan
Indonesia adalah Negara berkembang yang masih
memiliki masalah khususnya masalah ekonomi, baik ekonomi mikro ataupun ekonomi
makro. Dalam makalah ini akan membahasan mengenai kondisi makro ekonomi dan
bagaimana kebijakan-kebijan ekonomi makro di Indonesia, apakah sudah berjalan
dengan baik?.
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan kondisi makro ekonomi di Indonesia, membahas mengenai kebijakan
makro ekonomi yang ada masalah makro ekonomi yang sedang terjadi di
Indonesia.
D. Manfaat
Penulisan
Hasil dari
penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat kepada semua pihak,
khususnya kepada teman-teman semua untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam
masalah kondisi ekonomi makro yang terjadi
di indonesia saat ini serta kondisi
saat pemulihan dari masalah tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Kondisi
ekonomi makro Indonesia
Fundamental ekonomi makro Indonesia
saat ini jauh lebih kuat untuk menghadapi ancaman krisis ekonomi dibandingkan dengan kondisi ekonomi pada 1997. Jika dilihat dari
sisi arus investasi portofolio, keadaan Indonesia saat ini memang sama seperti
yang terjadi pada 1997. Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) yang mencapai
indeks 2000 merupakan angka tertinggi dalam sejarah Indonesia. Meski demikian,
konstelasi perekonomian sekarang jauh lebih bagus dari 2007. Hal itu ditandai
dengan kuatnya cadangan devisa saat ini yang mencapai 49 miliar dolar AS,
sedangkan pada 1997 cadangan devisa diserbu para spekulan. Indikasi
kuatnya perekonomian tersebut adalah nilai ekspor yang menguat, selain itu
ditandai juga dengan penguatan nilai rupiah.
Namun, tidak ada
buruknya jika dilakukan langkah pencegahan terhadap munculnya krisis ekonomi
Asia, sehingga negara-negara di ASEAN lebih siap menghadapinya. Langkah
tersebut dapat dilakukan dengan kerjasama ekonomi secara internasional untuk
menggalang kekuatan ekonomi bersama. Kuatnya perekonomian juga ditandai
dengan nilai investasi yang positif di mana modal yang masuk lebih besar dari
pada modal yang ke luar. Kondisi tersebut berbeda jauh dibanding pada 2007 di
mana investasi yang datang banyak yang hengkang. Karena itu, modal yang masuk
saat ini harus dipertahankan agar tidak ke luar sehingga dapat memperkuat
perekonomian disamping cadangan devisa yang besar harus dipertahankan.
Namun
permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum bergeraknya sektor riil. Uang
yang diperoleh dari penanaman modal, yang sebenarnya merupakan dana jangka
pendek, banyak digunakan untuk investasi jangka panjang seperti investasi
properti.
Ekonomi
indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat.dengan
pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat
perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. dengan pendapatan nasional per
tahun indonesia mampu memberikan kemajuan.ekonomi makro yang sangat berpengaruh
dalam pertumbuhan ekonomi saat ini.salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat
dilihat dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama
kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi.
Di lihat
dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat kita rasakan
pertumbuhan ekonomi itu meningkat.Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan
ekonomi sepanjang triwulan I-2011 masih akan tumbuh tinggi, yakni di kisaran
6,4 %. Sehingga, sepanjang tahun ini, perekonomian Indonesia diproyeksikan
tumbuh di kisaran 6 - 6,5 %.
Permintaan
domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu,
ekspor dan impor, serta investasi, juga akan tumbuh pesat., Indonesia sudah
melalui tantangan yang di 2012. Dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di
tahun lalu, yakni 6,1 persen, akan mempermudah mencapai target pertumbuhan di
2013. Meski demikian, inflasi tinggi masih akan menjadi tantangan serius di
tahun ini.
Ekonomi
makro indonesia adalah sistem yang melakukan analisa mengenai segala bentuk
perubahaan kondisi ekonomi indonesia untuk mencapai hasil analisa terbaik.
Bentuk perubahaan ekonomi yang dimaksud di sini meliputi tentang pertumbuhan
ekonomi, tenaga kerja, dan kestabilitasan harga, serta tercapai atau tidaknya
kesimbangan neraca yang dilakukan secara berkesinambungan.
Namun
perlu diketahui juga bahwa karakter ekonomi indonesia ini termasuk dalam
kategori Small Open Economy yang berarti bahwa kondisi perekonomian indonesia
dipengaruhi tidak hanya karena perekomian di dalam negeri namun juga
dipengaruhi oleh perekonomian yang terjadi di negara-negara maju serta beberapa
negara yang termasuk negara tujuan ekspor. Itu artinya Indonesia punya
tantangan tersendiri untuk berusaha menyeimbangkan pasar keuangan internasional
dengan pasar keuangan nasional.
Di sini
lain ada juga tiga variabel yang ada dalam ekonomi makro Indonesia yang pada
kenyataannya memiliki cakupan lebih luas dalam perekonomian Indonesia.
Tiga Variabel dalam Ekonomi Makro Indonesia :
1. Nilai Tukar Rupiah
2. Tingkat Suku Bunga
3. Inflasi
Konsumsi
privat, pengeluaran pemerintah, impor dan ekspor, serta investasi adalah
dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut di dalam permintaan agregat.
Semakin
membaik atau tidaknya permintaan agregat itu tergantung semakin baik atau
tidaknya varibel di atas. Dan supaya perekonomian indonesia dapat berkembang
sesuai keinginan masyarakat dan pemerintah maka harus mendapat penanganan yang
seimbang. Hal ini dikarenakan selain permintaan agregat ada juga penawaran
agregat yang meliputi pasar tenaga kerja dan teknologi atau yang kita kenal
dengan IPTEK.
Yang lalu mengenai pertumbuhan ekonomi
Indonesia di tahun 2011, saat itu menurut RAPBN 2011 diperkirakan pertumbuhan
ekonomi mencapai angka 6,4% yang berarti mengalami peningkatan 0,6 persen lebih
tinggi dari pada tahun 2010 yang hanya sebesar 5,8 %. Dan perkiraan pertumbuhan
ekonomi di tahun 2012 – 2014 diprediksi mencapai angka antata 6,4% sampai
dengan 7,7%.
Namun
seperti pada artikel sebelumnya menjelaskan bahwa prediksi ekonomi
Indonesia 2013 baru
akan mencapai angka 6,8%.
Selain
penjelasan di atas, ada juga sebagian pihak memiliki asumsi dan skenario makro
ekonomi Indonesia hingga tahun 2025 mendatang.
Jika dilihat dari sisi makro, nilai tukar mana uang juga merupakan salah satu variabel penting bagi kondisi ekonomi Indonesia. Sesuai dengan data dari BI (Bank Indonesia) tahun 2010 dan 2011 rupiah mengalami penguatan nilai tukar sebesar lebih dari 3,8% meskipun di beberapa hari pada bulan-bulan tertentu nilai tukar rupiah mengalami pergerakan melemah. Demikian juga yang kita amati di tahun 2012. Melemahnya nilai rupiah di beberapa waktu tersebut salah satu penyebabnya dikarenakan kondisi pasar yang tidak menentu sehingga membuat para pelaku pasar cenderung menunjukkan penurunan aktivitas pada pasar uang sehingga menyebabkan rupiah melemah.
Jika dilihat dari sisi makro, nilai tukar mana uang juga merupakan salah satu variabel penting bagi kondisi ekonomi Indonesia. Sesuai dengan data dari BI (Bank Indonesia) tahun 2010 dan 2011 rupiah mengalami penguatan nilai tukar sebesar lebih dari 3,8% meskipun di beberapa hari pada bulan-bulan tertentu nilai tukar rupiah mengalami pergerakan melemah. Demikian juga yang kita amati di tahun 2012. Melemahnya nilai rupiah di beberapa waktu tersebut salah satu penyebabnya dikarenakan kondisi pasar yang tidak menentu sehingga membuat para pelaku pasar cenderung menunjukkan penurunan aktivitas pada pasar uang sehingga menyebabkan rupiah melemah.
Sebenarnya,
nilai tukar rupiah masih memiliki kemungkinan untuk lebih menguat ladi dan
lebih stabil lagi karena kondisi makro ekonomi di dalam negeri saat ini lebih
baik jika dibandingkan dengankondisi ekonomi
global. Namun
ada penghalang yang mencegah rupiah untuk terus menguat, yaitu terdapat
beberapa investor dari luar yang masih melepas saham pada pasar ekuiti lokal.
Di
lain pihak kenaikan mata uang di Asia memperlihatkan dukungan juga terhadap
pergerakan mata uang di dalam negeri. Dan pemerintah juga terus berusaha untuk
mencegah anjloknya nilai rupiah agar stabilitas kondisi ekonomi Indonesia tidak
terganggu. Selain itu juga pemerintah bertujuan untuk menekan tingkat inflasi.
Terjadinya
inflasi disebabkan karena meningkatnya harga barang secara umum dalam waktu
yang berlangsung terus-menerus. Hal ini juga disebabkan beberapa faktor yang
berkaitan dengan mekanisme pasar, yaitu :
1. Meningkatnya daya konsumsi
masyarakat.
2. Terhambatnya pendistribusian barang.
3. Spekulasi yang memicu konsumi karena
berlebihnya likuiditas di pasar.
` Selain beberapa penjelasan di atas
mengenai ekonomi makro Indonesia, sebenarnya ada satu
masalah lagi yang juga menjadi masalah utama
ekonomi di Indonesia,
yaitu jumlah penduduk miskin yang masih cukup besar. Menurut data terakhir dari
Badan Statistik Nasional bulan Maret tahun 2012 saja angka kemiskinan Indonesia
masih mencapai angka 11,96% atau sekitar 29,13 juta jiwa. Meskipun sudah
mengalami peningkatan dari tahun 2011 yang mencapai angka 12,49% atau sekitar
30 juta orang. Yah, mungkin ini masih menjadi tugas pemerintah lagi untuk
menekan angka kemiskinan di Indonesia yang juga memiliki pengaruh besar
terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. Tentunya hal ini tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan kita semua.
KONDISI EKONOMI MAKRO SAAT INI:
1 Oktober 2012
1 Oktober 2012
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada
Januari 2012 terjadi inflasi sebesar 0,76%. Inflasi Januari 2012 lebih rendah
dibanding di 2011 lalu 0,89% . Besaran inflasi year on year di Januari 2012
lalu mencapai 3,65% dan masih dibawah anggaran APBN 2012 sebesar 5.3%.Inflasi
pada tahun 2011 dicapai sebesar 3.79%. Tahun 2012 BI menargetkan inflasi 4.5%
+/- 1%. Dengan nilai Inflasi yang rendah
diawal tahun 2012 sinyal yg baik untuk tahun
2012. Great Macro ekonomi Maintenance.
18 Januari 2012
Moody's
Ratings menaikan peringkat invesment grade RI dari ba1 menjadi baa3,
peningkatan rating ini akan memberi katalis
buat peningkatan investasi di dalam negeri
sehingga dapat menggerakan sektor ril dan sector-sektornya banking,
infrastruktur, consumer, sement, property, dll pada pasar modal maupun dunia
bisnis umumnya.
Dengan naiknya peringkat
“invesment grade” tersebut menunjukan bahwa stabilitas makro dan
mikro ekonomi, politik dan sosial dipandang sehat di mata seluruh dunia.
15 Desember 2011
Pada tgl. 15 Desember, hari ini Indonesia
memperoleh kenaikan peringkat menjadi "INVESTMENT GRADE" oleh lembaga
peringkat kelas dunia FITCH RATINGS. Dengan naiknya peringkat ini sesuai dengan
kinerja dari pemerintah yang dapat mempertahankan stabilitas makroekonomi.
Moment ini menjadi peluang Indonesia untuk lebih meningkatkan kembali performan
Fundamental.
14 November 2011
Pada tgl. 10 November 2011 Bank Indonesia
kembali menurunkan BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 6%. Penurunan tersebut
sebagai strategi monetary fiscal untuk menggerakan ekonomi domestik dan untuk
mengantisipasi krisis utang Yunani dan Italia. Dengan penurunan BI rate ini
maka diharapkan akan memperkuat sektor ril sehingga pasar domestik akan tetap
berjalan sehingga pertumbuhan ekonomi masih dapat melanjutkan kenaikannya.
Peluang tersebut sangat baik untuk peluang investasi kedepan, sehingga akan
mengalir dana dari luar untuk investasi di Indonesia. Dengan mengalirnya dana
ke sektor ril maka akan menguatkan nilai rupiah terhadap dolar dan peluang ini
sangat bermanfaat terhadap utang luar negeri RI yang akan menjadi ringan
pembayarannya.
22 JUNI 2011
Terjadi penurunan index
secara global, baik untuk IHSG maupun regional. Penurunan tersebut disebabkan
karena kekawatiran akan negara Yunani harus membayar utangnya (sudah jatuh
tempo) sementara itu kemampuan untuk membayar tidak ada.
Berapa besarkah pengaruh Yunani terhadap Uni Eropa atau regional?
Bila dilihat berdasarkan besarnya kontribusi GDP dari Yunani kepada Uni Eropa maka sangat kecil yaitu sebesar 2%. Apakah dampak dari krisis Yunani akan mempengaruhi regional? Dengan kontribusi GDP 2% maka tidak akan mempengaruhi secara signifikan, karena negara besar di Uni Eropa sanggup untuk membantunya.
17 NOVEMBER 2010
Berapa besarkah pengaruh Yunani terhadap Uni Eropa atau regional?
Bila dilihat berdasarkan besarnya kontribusi GDP dari Yunani kepada Uni Eropa maka sangat kecil yaitu sebesar 2%. Apakah dampak dari krisis Yunani akan mempengaruhi regional? Dengan kontribusi GDP 2% maka tidak akan mempengaruhi secara signifikan, karena negara besar di Uni Eropa sanggup untuk membantunya.
17 NOVEMBER 2010
BI
masih tetap mempertahankan suku bunga dilevel 6.5 dan diduga hingga akhir tahun
2010 dan awal tahun 2011 masih akan mempertahankan suku bunga tersebut, dengan
perkiraan bahwa inflasi hingga akhir tahun masih dapat berada dibawah 6%.
Isu perang kurs saat ini
sudah mulai diredakan dengan ada kesepakatan dari negera2x G20 untuk tetap
menjaga kursnya masing2x negara sesuai dengan mekanisme pasar. Pesan ini sangat
baik untuk mendukung perekonomian global.
18 OKTOBER 2010
Bank
Indonesia (BI) optimis target inflasi pada tahun 2010 dapat berada dibawah 6%,dengan
target yang diharapkan 5.3%.
Untuk mencapai target tersebut diharapkan
kebutuhan pokok dapat selalu dipenuhi sehingga tidak memicu inflasi.
4 OKTOBER 2010
Dengan menguatnya rupiah ternyata tidak
mengurangi kinerja eksport non migas. Ini berarti penguatan rupiah terhadap
dollar sudah dapat dikendalikan dampaknya terhadap nilai eksport sebagai
penyumbang devisa.
Kenaikan kumulatif ekspor sebesar 36.25% disumbang sebagian besar oleh sektor batu bara dan CPO. Dengan negara tujuan pertama Jepang, China dan USA. Indikasinya bahwa perekonomian Jepang dan USA yang terkena dampak krisis 2007
Kenaikan kumulatif ekspor sebesar 36.25% disumbang sebagian besar oleh sektor batu bara dan CPO. Dengan negara tujuan pertama Jepang, China dan USA. Indikasinya bahwa perekonomian Jepang dan USA yang terkena dampak krisis 2007
sudah mulai pulih.
Angka Inflasi september
sebesar 0.44%, dengan demikian inflasi tahun kalender Januari-September 2010
sebesar 5.28% dan y o y sebesar 5.8%.
Dengan nilai inflasi
yang masih terkendali kemungkinan besar BI rate besok tgl.
5 Oktober akan tetap berada dilevel 6.5. Dengan
kondisi tersebut maka sektor perbankan, infrasturktur pada kuartal 4 akan masih
mendominasi. Dan kemungkinan besar sektor Agri pun akan meningkat.
B. Titik positif dan negative
perekonomian Indonesia di semua sector.
Positif
perekonomian Indonesia di semua sector:
Research
Trimegah Securities menilai sektor ekonomi di Indonesia memiliki prospek
positif dan masih akan menjadi daya tarik para investor saham di Bursa Efek
Indonesia (“BEI”). Sector tersebut adalah perbankan, coal atau
batubara,CPO,metal,dan retail.
Ø Perbankan
Hanel
Tania “Investor membayar lebih banyak dan lebih banyak lagi untuk bank.
Perbankan, menjadi pendukung jalannya roda perekonomian, akan diuntungkan dari
pertumbuhan ekonomi yang disebabkan perbaikan struktur demografi ke depan.
Ø Coal (batu bara)
Andrian
Tanuwidjaja “Diperkirakan harga batubara dunia di tahun 2012 di level
USD125/ton. Tidak seimbangnya permintaan dan penawaran akan membuat harga akan
terus berada di atas USD100/ton hingga 2014.
Ø Crude Palm Oil (CPO)
Andrian
Tanuwidjaja “Harga CPO akan cenderung turun hingga akhir 2011 ketika produksi
mencapai puncaknya. Melihat itu sebagai titik masuk yang baik dan
menyarankan investor untuk mulai melihat kembali sektor CPO di akhir
tahun 2011.
Ø Metal
Andrian Tanuwidjaja
“Di tahun 2011, kami mengestimasi rata-rata harga nikel dunia mencapai
USD24,000/ton sedangkan harga timah pada level USD27,000/ton. Harga timah juga
akan selalu diperdagangkan premium terhadap harga nikel.
Ø Retail
Paul
Raymond Widjaja “Pertumbuhan kelas menengah Indonesia akan menjadi katalis
utama pertumbuhan jangka panjang perusahaan ritel. Mengekspektasi sektor retail
akan terus diperdagangkan pada valuasi premium.
Ø Industry
Industri
sepeda motor juga mengalami kenaikan penjualan hampir 21 persen, sehingga
mencapai1,994 juta unit, atau hampir menyentuh angka 2 juta unit di kuartal
I-2011. Adapun televisi tabung, meskipun hampir stagnasi, masih
mencatatkan pertumbuhan sekitar tujuh persen.Penjualan AC, mesin cuci, kulkas,
dan sebagainya juga tumbuh tinggi.
Titik
negative perekonomian Indonesia disemua sector:
Ø Suku bunga deposito selalu berada
diatas inflasi
Tingginya
suku bunga kredit bukan disebabkan karena tingginya selisih bunga dan biaya
operasional (overhead) saja, tetapi lebih disebabkan tingginya suku bunga
deposito.Di beberapa negara tetangga, suku bunga deposito berada di bawah
tingkat inflasi, sementara di Indonesia selalu berada di atas
inflasi. Penurunan bunga deposito, lanjut Darmin, bisa dilakukan jika
instrument moneter di Indonesia terus bertambah, sehingga masyarakat bisa
mencari instrumen lain selain deposito. Suku bunga penjaminan juga harus
dilihat karena selama ini selalu di atas BI rate, padahal undang-undangnya
tidak mengatur itu.
Ø Impor lebih tinggi daripada ekspor
kelemahan
struktur ekonomi Indonesia karena industri bahan baku dan bahan modal sangat
sedikit. Dengan pertumbuhan ekonomi 6-7 persen, maka impor tumbuh lebih cepat
dari ekspor, sehingga transaksi berjalan menjadi deficit.
Ø Korupsi
Korupsi menunjukan
tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik,
korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang
baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses
formal Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan
ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatkan
ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal.
C. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Ekonomi Makro di Indonesia
Krisis Subprime
mortgage dan Pelemahan US Dollar.
Krisis keuangan dunia
yang sedang dihadapi saat ini salah satu penyebabnya bermula dari adanya krisis
akibat default dari subprime mortgages di Amerika Serikat yang telah merugikan
berbagai lembaga keuangan dunia. Akibat krisis itu Bank Sentral (Fed) Amerika
terpaksa menurunkan suku bunga sampai 3% dan menyuntikan dana segar dalam
jumlah besar untuk memulihkan kepercayaan investor setelah pasar modal
di Amerika Serika Anjlok
Kenaikan Harga Minyak
Kemelut
ekonomi dunia saat ini selain dipicu oleh krisis keuangan di Amreika Serikat
juga dipicu oleh kenaikan harga minyak yang mendorong kenaikan harga berbagai
komoditi baik yang berhubungan langsung dengan minyak bumi maupun komoditi yang
tidak berhubungan langsung tetapi terkena dampak kenaikan harga minyak.
Walaupun harga BBM bersubsidi belum naik, namun kenaikan harga minyak dunia sudah
dirasakan dampaknya. Harga BBM untuk industri yang mengikuti harga pasar terus
naik, sehingga mendorong naiknya biaya produksi. Akibatnya harga berbagai
barang sudah mulai merangkak naik.
Kenaikan Harga Komoditi Primer
Dampak
kenaikan harga berbagai komoditi primer di dunia saat ini memiliki dua sisi
yang berbeda. Sebagai produsen berbagai komoditi primer baik barang tambang
seperti Nikel, batubara, emas, timah, minyak dan gas, maupun komoditi
agribisnis seperti Kelapa sawit, karet, dll, kenaikan harga komoditi
menyebabkan nilai ekspor Indonesia meningkat. Namun kenaikan harga komoditi
juga berdampak kepada kenaikan harga barang-barang dipasar dalam negeri,
seperti naiknya harga minyak goreng, kacang kedelai, batubara, dll yang
menyebabkan meningkatnya biaya yang harus ditanggung masyarakat. Akibatnya daya
beli masyarakat menurun karena meningkatnya inflasi.
Kenaikan harga bahan
Makanan
Seakan
reaksi berantai, kenaikan harga minyak mendorong naiknya biaya produksi dan
produk substitusinya. Akibatnya harga bahan makanan juga naik. Hal ini didorong
oleh kekhawatiran didunia bahan persediaan bahan makanan pokok seperti beras
tidak mencukupi kebutuhan sehingga harganya naik.
Proyeksi menurut Bank Dunia
Dengan
melambatnya ekonomi dunia, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan terkena
dampaknya. Hal ini disebabkan Indonesia masih bergantung kepada ekspor kenegara
maju seperti Amerika Serikat yang sedang menuju resesi sehingga permintaan
terhadap produk impor menurun.
Dan
mengenai kerangka asumsi makro ekonomi Indonesia yang diakui
pemerintah selama ini selalu mempertimbangkan baik faktor eksternal maupun
internal dalam penetapannya.
Faktor
eksternal yang akan mempengaruhi ekonomi makro Indonesia yaitu :
·
Harga
minyak mentah internasional relatif stabil
·
Perekonomian
global diperkirakan akan tumbuh pada level yang moderat
·
Proses
pemulihan terhadap perekonomian global.
Faktor
internal yang akan mempengaruhi ekonomi makro Indonesia yaitu :
·
Hutang
terhadap PBB yang terus mengalami penurunan.
·
Optimalisasi
terhadap anggaran belanja negara.
·
Meningkatkan
kualitas pembangunan infrastruktur.
·
Fiscal
Sustainability tetap terdukung dengan terkendalinya konsolidasi fiskal.
·
Terkendalinya
penerapan target inflasi.
D. Kebijakan dan Masalah Makro Ekonomi di Indonesia
Kondisi
ekonomi makro Indonesia saat ini adalah baik. Namun dibalik kondisi itu
tersimpan masalah yang kiranya perlu dipersoalkan. Masalah ini menyangkut pada
kebijakan yang dijalankan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, selaku
bank sentral. Kedua institusi ini telah gagal atau memang sengaja untuk tidak
menjaga keseimbangan perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) dengan maksud
untuk mengejar target inflasi yang rendah. Atau dengan kata lain, berupaya agar
nilai tukar rupiah menguat untuk menekan tingkat inflasi. Kebijakan ini
berdampak pada tingkat pengangguran menjadi tinggi dan tidak bangkitnya sektor
riil. Pengangguran yang tinggi dan tersendatnya sektor riil inilah yang
merupakan masalah dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan dan
Bank Indonesia.
Kebijakan
ekonomi makro seharusnya dapat menjaga keseimbangan pada perdagangan luar
negeri. Kebijakan ekonomi makro seharusnya dapat menjaga kepentingan kegiatan
ekspor dan impor. Dalam kebijakan yang berjalan, hal ini tidak dilakukan
sehingga terjadi kepincangan antara kegiatan ekspor dan impor. Kegiatan impor
berjalan mulus dengan kuatnya nilai tukar rupiah. Namun kegiatan ekspor
terganggu karena daya saingnya di pasar ekspor menjadi menurun dan dorongan
untuk memperkuat ekspor juga menjadi menurun, dampak dari menguatnya nilai
tukar rupiah tersebut. Harga barang ekspor Indonesia saat ini relatif mahal
sementara harga barang impor menjadi murah karena nilai tukar rupiah yang
semakin kuat. Inilah kepincangan yang dimaksud. Kekuatan dari keduanya (ekspor
dan impor) menjadi tidak seimbang dan ini tidak menyehatkan perekonomian
Indonesia dalam jangka panjang.
Kepincangan
ini akan mempengaruhi (mengurangi) penerimaan cadangan devisa dan ini sangat
berbahaya. Hal ini juga memungkinkan bertambahnya tenaga kerja yang menganggur
jika nilai tukar rupiah semakin menguat, sejalan dengan semakin turunnya
kegiatan ekspor. Bank Indonesia selalu mengumumkan bahwa jumlah cadangan devisa
Indonesia terus bertambah sehingga mereka sangat optimis dengan kekuatan
ekonomi makro yang sebenarnya rapuh. Mereka tidak menyatakan bahwa naiknya
jumlah cadangan devisa bukan dari ekspor tapi sebagian besar dari masuknya
modal luar negeri (capital inflow) yang sifatnya sementara, disaat imbal hasil
yang diberikan perekonomian Indonesia relatif tinggi.
Tapi
bagaimana jika keadaan ekonomi global membaik. Tentu capital inflow akan
berubah menjadi capital outflow dan cadangan devisa akan turun dan nilai tukar
rupiah akan terkoreksi sangat dalam. Jadi apa yang dikatakan bahwa cadangan
devisa Indonesia cukup kuat sifatnya adalah sementara (kondisional), yang di
dasarkan pada kondisi ekonomi global bukan atas dasar kekuatan inti ekonomi
Indonesia. Kekuatan inti ekonomi Indonesia saat ini adalah kegiatan agraria dan
ekspor (pertanian dan industri), bukan pada sektor keuangan seperti yang
dibanggakan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
Dengan
demikian terjawablah sudah mengapa perekonomian makro yang semakin kuat tidak
menyentuh dan mendorong sektor ekonomi riil. Dengan demikian terjawablah sudah
mengapa ditengah ekonomi makro yang kuat, yang dinyatakan pemerintah, justru
tingkat pengangguran semakin tinggi. Sehingga sebagian orang mengatakan bahwa
ekonomi Indonesia saat ini adalah ekonomi baying-bayang, cukup indah tapi
tidak mempunyai kekuatan apapun bagi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kebijakan
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia ini didasarkan pada keinginan mereka
untuk memfokuskan peran mereka pada tingkat inflasi yang rendah dan ingin
mendapatkan suku bunga yang rendah. Memang benar bahwa nilai tukar rupiah dan
suku bunga merupakan faktor pendorong naiknya inflasi dan oleh sebab itu perlu
dikawal.
Kementerian
Keuangan dan Bank Indonesia menjadikan pencapaian tingkat inflasi yang rendah
sebagai suatu prestasi. Mereka tidak melihat pada sektor yang lainnya seperti
semakin tingginya jumlah tenaga kerja yang menganggur dan sebagainya. Itu
berarti mereka lebih senang bermain di sektor keuangan dari pada di sektor
riil. Mereka lebih senang bermain dalam hitungan angka angka yang tidak membumi
pada perekonomian Indonesia daripada bagaimana mendorong perekonomian riil,
meningkatkan produksi dan meningkatkan kesempatan kerja.
Berdasarkan
pengamatan, Bank Indonesia sendiri selalu terlambat melakukan intervensi dikala
nilai tukar rupiah menguat. Tidak demikian yang dilakukan oleh Bank of
Japan, bank sentral Jepang. Mereka sangat sensitif dengan menguatnya mata uang
Yen karena akan mengganggu kinerja ekspor mereka. Kekuatan ekonomi Jepang ada
pada ekspor barang barang industri. Jepang sangat kuat menjaga kestabilan nilai
tukar mata uang Yen. Berbeda dengan Jepang, justru Bank Indonesia segera
melakukan intervensi dikala nilai tukar rupiah melemah. Bank Indonesia sangat
berkepentingan dengan penguatan nilai tukar rupiah dalam upaya mengejar target
inflasi. Kebijakan Bank Indonesia tidak memihak pada pengembangan sektor riil,
khususnya kegiatan ekspor.
Kita
juga melihat bagaimana kebijakan Kementerian Perdagangan tidak diperhatikan
dikala Kementerian Keuangan menetapkan sebuah kebijakan. Kebijakan ekonomi
makro yang dijalankan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia betul-betul
hanya bermain disektor keuangan dengan mengabaikan sektor riil. Dalam jangka
panjang ini sangat berisiko. Diharapkan agar kebijakan ini dapat ditinjau
kembali sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Kebijakan ekonomi makro
adalah suatu kebijakan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Seharusnya,
itulah yang perlu dilakukan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
Ciptakanlah suatu kebijakan ekonomi makro yang bisa menaungi kepentingan sektor
keuangan dan sektor riil secara bersama sama agar perekonomian Indonesia bisa
bangkit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makro
ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga
(household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro Indonesia saat ini jauh
lebih kuat untuk menghadapi ancaman krisis ekonomi dibandingkan dengan kondisi
ekonomi pada 1997.
Kebijakan
makro ekonomi ditujukan untuk memperbaiki dan menjaga kestabilan perekonomian
Negara. Namun, kebijakan yang diambil pemerintah tidak hanya sekadar mengejar
target inflasi yang rendah guna memperbaiki kondisi keuangan negara. Seharusnya
tidak demikian karena kebijakan ekonomi makro menyangkut pada banyak hal
seperti bagaimana mendorong sektor riil, bagaimana memperbesar kesempatan
kerja, bagaimana menjaga kestabilan nilai tukar rupiah (bukan penguatan nilai
tukar) dan bagaimana menjaga keseimbangan perdagangan luar negeri (ekspor
dan impor). Makro ekonomi mencakup pada kegiatan yang luas dan tidak hanya
dengan memperhatikan satu elemen saja.
B. Saran
Dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang terkait
seharusnya menganalisis terlebih dahulu dampak jangka panjang yang akan terjadi
di masyarakat. Kebijakan-kebijakan makro ekonomi yang baik seharusnya
memperkuat perekonomian Negara secara keseluruhan.
DAFTAR
PUSTAKA
ü http://www.peluangusahabisnisonline.com/2011/03/dampak-globalisasi-ekonomi-positif-dan.html.....................................................................................
ü Soediyono
Reksoprayitno, ”Ekonomi Makro: analisis IS-LM dan permintaan- ….. penawaran agregatif”, Liberty,
Yogyakarta, 2000……………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar